Update

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

UNWIRA KUPANG

SERIKAT KONFIGURASI KASIH GELAR SEMINAR NASIONAL TERKAIT EKOTERAPI

 

(Suasana Seminar Nasional terkait Ekoterapi. Tampak para Pembicara dari bidang medis dan sosial sedang memaparkan materinya pada sesi pertama)


Kupang, CAKRAWALANTT.COM - Guna mendukung pengembangan wawasan tentang kesehatan masyarakat yang lebih holistik, Serikat Konfigurasi Kasih (SKK) bekerja sama dengan Lembaga Psikologi Terapan Kupang (LPTK) dan PT Mekon Indah Kupang menggelar Seminar Nasional dengan judul “Ekoterapi: Penyembuhan Tanpa Obat” di Niang Mose Convention Centre, Desa Penfui Timur, Kupang, Minggu (30/4/2023). Kegiatan tersebut diikuti oleh berbagai kalangan, baik masyarakat umum, kelompok profesional, Komunitas Biara dan Paroki, kelompok pemuda, pelajar dan mahasiswa, serta petugas medis.

 

Seminar yang menghadirkan para Pembicara dari bidang medis dan non medis tersebut juga merupakan bentuk apresiasi terhadap riset “Mekon Ekoterapi” yang telah selesai dijalankan serta disertasi doktoral yang telah selesai ditulis dan dipertanggungjawabkan oleh Elisa Rinihapsari.

 

Dalam pemaparan materinya, Dr. Elisa Rinihapsari menjelaskan ekoterapi merupakan berbagai program perawatan yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan mental dan fisik melalui aktivitas luar ruangan di alam. Ekoterapi, ujarnya, juga merujuk pada definisi kesehatan yang merupakan hasil interaksi antara fisik, mental, spiritual, dan sosial.

 

“Ekoterapi ini sesuai dengan definisi kesehatan menurut World Health Organization (WHO) (1948) yang merupakan hasil interaksi dari tiga aspek utama, yaitu fisik, mental, dan sosial. Selain itu, menurut UU RI No. 32 Tahun 2009, kesehatan adalah keadaan sehat, baik secara fisik, mental, spiritual, maupun sosial yang memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara sosial dan ekonomis,” tambah Elisa.

 

Dalam praktiknya, lanjut Elisa, ekoterapi mulai dikenal untuk penanganan penyakit mental dan fisik. Salah satu jenis penyakit yang menjadi tren saat ini, ujarnya, adalah kanker dengan berbagai kasus yang terus meningkat, sehingga pasien mencari cara lain untuk mengatasi ketidaknyamanan fisik dan emosinya. Di sisi lain, ungkap Elisa, Serikat Konfigurasi Kasih (SKK) menerapkan gaya hidup sehat yang menggunakan pendekatan alam untuk mengatasi penyakit, salah satunya kanker.

 

“Serikat Konfigurasi Kasih ini memandang manusia terdiri dari tubuh, jiwa, dan spirit. Tubuh dan jiwa membuat manusia hidup. Sedangkan, kehadiran spirit akan membuat hidup manusia tersebut mengandung misi dan tujuan yang spesifik. Para pasien yang datang akan didorong untuk mengikuti proses Bimbingan Hidup Sehat (BHS),” jelas Elisa.


(Dr. Elisa Rinihapsari saat menyampaikan materinya terkait Ekoterapi)

Elisa mengungkapkan dari hasil penelitian yang dilakukannya terhadap 5 orang partisipan yang mengikuti proses Bimbingan Hidup Sehat (BHS) Serikat Konfigurasi Kasih (SKK), termasuk ekoterapi, ditemukan fakta bahwa para pasien tersebut bisa mengalami kesembuhan. Para pasien, ungkapnya, menjalani proses penyembuhan di Mekon Indah serta mengalami efek fisik, psikologis, dan pengalaman spiritual melalui Mekoterapi.

 

Mekoterapi: Ekoterapi Versi SKK

 

Lebih lanjut, Elisa menuturkan Mekoterapi merupakan usaha untuk memperoleh kesehatan melalui interaksi harmonis antara manusia dengan lingkungan. Lingkungan yang dimaksud, terangnya, bukan sekedar lingkungan alam, tetapi juga lingkungan manusia termasuk semua perilakunya, baik sosial maupun spiritual. Dalam Mekoterapi, sambung Elisa, kesehatan yang dituju adalah sehat secara holistik, yakni fisik, mental, sosial, dan spiritual, serta bukan sekedar kesehatan fisik atau tubuh.

 

“Mekoterapi sesungguhnya adalah gaya hidup holistik yang ditujukan bukan sekedar untuk menyembuhkan penyakit atau menjaga kesehatan individu, namun juga bentuk peran kecil dalam menjaga kelestarian dan keselamatan bumi melalui kebiasaan-kebiasaan ramah lingkungan yang dilakukan dalam kehidupan sehari-hari,” ungkapnya.

 

Sementara itu, saat sesi diskusi, Elisa menegaskan bahwa ekoterapi bukan untuk mempertentangkan aspek medis dan nonmedis, tetapi untuk mengembalikan konsep kesehatan yang lebih holistik. Ekoterapi sendiri, ujarnya, merupakan hasil dari kajian ilmiah.

 

Untuk menjalankan ekoterapi, lanjutnya, diperlukan lingkungan (alam) yang konstruktif dan memadai. Sedangkan, lamanya ekoterapi, ungkap Elisa, tergantung dari beberapa hal, seperti ketaatan untuk tidak menjalankan apa yang dilarang dan ketaatan untuk menjalankan apa yang disarankan.

 

“Ekoterapi sangat dipengaruhi oleh beberapa hal. Di dalamnya, kita didorong untuk memperbaiki relasi dengan alam, Tuhan, dan sesama. Ekoterapi sendiri selalu berkelanjutan dan dijaga dengan membangun kondisi alam yang kondusif dan menciptakan situasi keluarga yang baik, sebab ekoterapi selalu berlangsung,” pungkas Elisa.


(Para Pembicara dari bidang nonmedis saat menyampaikan materinya di sesi kedua. Pada kesempatan tersebut, Penggagas Ekoterapi di Taman Mekon Indah Kupang, Drs. Porat Antonius, MA., turut memberikan materi tentang Kesehatan dan Lingkungan Kata)  

Untuk diketahui, Seminar Nasional tersebut dibagi menjadi 2 sesi. Pada sesi pertama, terdapat beberapa Pembicara dari bidang medis dan sosial, yakni Dr. Elisa Rinihapsari (Mekon Ecotherapy), dr. Stef Soka, SpB. (Penyembuhan Berbasis Medis), Dr. Y. Suhardin Ruman (Kesehatan dan Lingkungan Sosial), Dr. Pius Weraman (Epidemologi Penyakit), apt. Ipang Djunarko (Kesehatan dan Obat), serta dipandu oleh Dr. Christine K. Ekowati selaku Moderator.

 

Sedangkan, pada sesi kedua, terdapat beberapa Pembicara dari bidang nonmedis, yakni P. Piet Salu, SVD. (Spiritualitas Kesehatan), P. Dr. Alexander Jebadu, SVD. (Iman dan Kesehatan), Dr. Rufus Pati Wutun (Positive Thinking dan Kesehatan), Bernadinus Steni (Kesehatan dan Lingkungan Alam), Drs. Porat Antonius, MA. (Kesehatan dan Lingkungan Kata), serta dipandu oleh Maxi Biae Dae, S.Fil. selaku Moderator. (MDj/red)


Post a Comment

0 Comments