Foto: Kabalitbang SDM Kementerian Kominfo Hary Budiarto dalam Konferensi Pers Program Penyediaan Talenta Digital Kominfo, di Ruang Media Center Kementerian Kominfo, Jakarta Pusat Selasa (31/01/2023). - (Indra/Kominfo) |
Jakarta, CAKRAWALANTT.COM - Pelatihan Digital Talent Scholarship (DTS)
merupakan salah satu program prioritas yang bertujuan untuk meningkatkan
kompetensi digital mulai tingkat keterampilan dasar hingga dengan keterampilan
menengah. Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia
Kementerian Komunikasi dan Informatika, Hary Budiarto, menyatakan Program DTS
tahun 2023 menyediakan pelatihan gratis untuk 100 ribu peserta yang mencakup
tujuh akademi.
“Kita memiliki Program Digital Talent Scholarship yang banyak
sekali segmen masyarakatnya, mulai dari yang
belum bekerja sampai dengan yang sudah bekerja minimal dua tahun
kita melakukan pelatihan. Jumlah peserta untuk tahun 2023 ditargetkan sebanyak
100 ribu peserta dari seluruh wilayah Indonesia,” jelasnya dalam Konferensi
Pers Program Penyediaan Talenta Digital Kominfo, di Ruang Media Center
Kementerian Kominfo, Jakarta Pusat Selasa (31/01/2023).
Kepala Balitbang SDM
Kementerian Kominfo tersebut menjelaskan tujuh akademi dalam Program DTS
mencakup Professional Academy, Fresh Graduate Academy, Talent Scouting Academy, Vocational School Graduate Academy, Government Transformation Academy, Thematic Academy dan Digital
Enterpreneurship Academy.
“Jadi pelatihan-pelatihan ini
lamanya (waktu pelatihan) sekitar dua sampai tiga bulan, kemudian mereka
gunakan untuk melakukan upskilling
sama reskilling untuk meningkatkan
kompetensinya,” ujarnya.
Dalam tema pelatihan Professional Academy, Kementerian
Kominfo menargetkan peserta dari kalangan masyarakat yang sudah bekerja minimal
dua tahun. Sedangkan, Fresh Graduate
Academy diperuntukkan bagi lulusan perguruan tinggi.
“Untuk program 2023 ini
khusus FGA kita bekerjasama dengan industri, jadi industri itu kita tanya
berapa kebutuhan dari penyerapan pegawainya, kemudian bidangnya apa terus kita
buka penawaran kerja yang diikuti oleh pelatihan. Kemudian dia mengikuti
semacam magang atau bootcamp, setelah
itu mereka bisa kontrak kerja terhadap industri,” jelasnya.
Beda dengan FGA, dimana
peserta yang memenuhi kriteria memperoleh kesempatan mendapatkan sertifikasi
berbasis global, dalam pelatihan Vocational
School Graduate Academy (VSGA) peserta akan memiliki peluang memperoleh
sertifikasi berbasis SKKNI.
“VSGA ini diperuntukkan untuk
masyarakat minimal adalah lulusan SMK, bisa D1, D2, sampai D4. Bedanya dengan
VSGA, VSGA adalah pelatihan-pelatihan yang berbasiskan pada Peta Okupasi atau
SKKNI, khususnya untuk SKKNI di bidang komunikasi, bidang IT, dan di bidang
telekomunikasi,” ungkapnya.
Hary Budiarto menjelaskan
akademi lainnya, yakni Talent Scouting
Academy yang diperuntukkan bagi mahasiswa sebagai bagian dalam mendorong
program Merdeka Belajar-Kampus Merdeka (MBKM) dari Kementerian Pendidikan,
Kebudayaan, Riset dan Teknologi.
“Jadi mahasiswa kita berikan
pelatihan kemudian mereka kembali ke kampus bisa konversi beberapa SKS,
rata-rata sekitar 10-20 SKS. Target kita untuk tahun 2023 untuk Program Talent Scouting ini sekitar lima
ribu mahasiswa,” jelasnya.
Akademi berikutnya, seperti Thematic Academy, dikhususkan untuk
komunitas tertentu, seperti buruh migran, kalangan disabilitas, perempuan,
anak-anak, dan lainnya di seluruh Indonesia.
“Kita juga melatih anak-anak
misalnya mengadakan Program Coding For
Kids atau Data Science for Kids.
Jadi, anak-anak ini kita ajak masuk ke dunia digital, yang paling disukai oleh
masyarakat dari pelatihan ini adalah tema-tema seperti video editor dan content
creator. Kalau kita buka pelatihan ini masyarakat banyak sekali yang
mendaftar,” tuturnya.
Sedangkan, untuk pelatihan Digital Entrepreneurship Academy
bertujuan untuk melatih masyarakat menjadi wirausaha digital. Dalam pelatihan
DEA sendiri memiliki empat kurikulum dari memperkenalkan dasar-dasar penggunaan
platform digital hingga cara mengelola marketplace sampai penggunaan data science, big data atau AI (Artificial
Intelligence) untuk dapat mengembangkan produksi bisnis.
“Kami juga melatih para ASN
yang dinamakan Government Transformation
Academy yaitu pelatihan yang digunakan untuk mereka lebih mempunyai
kompetensi di dalam melakukan pelayanan publik. Semua program pelatihan DTS ini
gratis untuk masyarakat, mahasiswa, hingga pekerja tinggal melakukan
pendaftaran untuk bisa mengikuti pelatihan ini secara online maupun offline,”
jelasnya.
Dalam acara itu hadir
mendampingi Kabalitbang SDM Kementerian Kominfo, Hary Budiarto, Sekretaris
Balitbang SDM Kementerian Kominfo, Haryati, Kepala Pusat Penelitian dan
Pengembangan Aplikasi Informatika dan Informasi Komunikasi Publik Kementerian
Kominfo, Said Mirza Pahlevi, dan Kepala Pusat Pengembangan Profesi dan
Sertifikasi, Hedi M. Idris. (Kominfo/MDj/red)
0 Comments