![]() |
Foto : Ketua Kelompok Kerja Pendidikan (Education Working Group/EdWG) G20, Iwan Syahril. (Antara.news). |
Jakarta, CAKRAWALANTT.COM - Di tengah situasi
pandemi Covid-19 saat ini, berbagai sektor mengalami hambatan dan tantangan,
termasuk sektor pendidikan. Iwan Syahril, Direktur Jenderal Guru dan Tenaga
Kependidikan, Kementerian Pendidikan, Budaya, Riset, dan Teknologi
(Kemendikbudristek) selaku Ketua Kelompok Kerja Pendidikan (Education Working Group/EdWG) G20 dalam
gelar wicara “Pendidikan Berkualitas dalam Menghadapi Masa Depan Dunia Kerja”
yang dilakukan secara daring pada Kamis lalu (23/6/2022), mengatakan bahwa sebenarnya
pembelajaran telah mengalami krisis sejak sebelum pandemi Covid-19 melanda dan
diperburuk dengan adanya pandemi. Namun, pandemi Covid-19 juga menghadirkan
sejumlah peluang.
Salah satu peluang
tersebut, dikatakan Iwan, adalah bagaimana pandemi mengubah perilaku, terutama
dalam mengadopsi teknologi. Iwan melanjutkan bahwa pada saat yang bersamaan,
ada kelompok-kelompok yang tertinggal akibat kesenjangan teknologi dalam
mengakses pendidikan.
“Kita melihat bahwa
peran teknologi dalam pendidikan sangat penting, namun tidak menggantikan peran
SDM. Sejak awal, Presiden Joko Widodo telah menugaskan Kemendikbudristek untuk
memanfaatkan peran teknologi dalam memecahkan masalah akses, kualitas, dan
pemerataan pendidikan kita. Maka dari itu, forum G20 EdWG 2022 ini kami adakan
agar negara-negara G20 bisa bergotong royong dalam menghadapi tantangan ini
secara bersama,” tuturnya.
Melalui gelar wicara
bersama dengan Maudy Ayunda sebagai Juru Bicara G20 Presidensi Indonesia, Iwan
Syahril juga berdiskusi terkait solusi yang dihadirkan oleh Kemendikbudristek
dalam menghadapi tantangan di dunia pendidikan, terutama pada masa pandemi.
Ketua EdWG G20 itu juga
mengatakan, “Sebagai salah satu agenda prioritas dalam EdWG tahun ini, Masa
Depan Dunia Kerja Pasca Covid-19 menjadi hal yang penting dalam dunia
pendidikan. Diperlukan sistem pendidikan yang mampu mewujudkan SDM yang siap
memasuki dunia kerja. Persiapan ini dilakukan dengan bagaimana kita melakukan
pemulihan pembelajaran (learning recovery),”
ujarnya.
“Sebelum pandemi,
Indonesia sudah melakukan transformasi pembelajaran dengan mengubah Ujian
Nasional menjadi Asesmen Nasional yang lebih berfokus pada kompetensi dasar,
yakni literasi, numerasi, dan karakter. Selain itu, Kemendikbudristek juga
sudah melakukan penyederhanaan kurikulum yang terbukti memberikan dampak
pembelajaran yang lebih besar bagi para peserta didik,” tambah Iwan.
Dalam sesi ini, Iwan
juga menekankan bahwa melalui terobosan Merdeka Belajar Kampus Merdeka,
Kemendikbudristek berkomitmen untuk membuka peluang bagi pelajar Indonesia agar
dapat terus berpartisipasi aktif dan kompetitif dalam mengenyam pendidikan
tinggi.
“Kami percaya, untuk
meningkatkan soft skill yang sangat dibutuhkan di dunia kerja, tidak bisa hanya
didapat dari dalam kelas. Penting sekali
untuk memaknai teori yang didapatkan langsung di lapangan,” ucap Iwan.
Sebagai salah satu tokoh
publik yang memiliki gelar master bidang pendidikan, Maudy Ayunda mengatakan
bahwa terobosan Merdeka Belajar Kampus Merdeka dapat mempersiapkan generasi
selanjutnya untuk menunjukkan keterampilan mereka di lapangan kerja.
“Oleh karena itu
(Merdeka Belajar Kampus Merdeka), semua individu dapat semakin menunjukkan
kekuatan masing-masing. Kita masing-masing perlu punya ciri khas atau unique selling point. Karena dunia kerja
ke depannya itu sudah bukan lagi uniformity
(keseragaman), melainkan adanya berbagai keterampilan,” tambah Maudy.
Dalam forum EdWG G20
Indonesia, Kemendikbudristek mengusung empat isu prioritas, yaitu Pendidikan
Berkualitas untuk Semua, Teknologi Digital dalam Pendidikan, Solidaritas dan
Kemitraan, dan Masa Depan Dunia Kerja Pasca Covid-19. Setelah melaksanakan
agenda EdWG G20 yang ke-2 pada bulan Juni lalu di Bandung, para delegasi EdWG
G20 berhasil menyatukan suara akan pentingnya transformasi berbasis gotong
royong untuk pemulihan pendidikan.
Dalam agenda tersebut,
terobosan-terobosan Merdeka Belajar telah diangkat dalam pertemuan EdWG sebagai
contoh praktik baik yang menjadi tonggak gotong royong transformasi pendidikan
di Indonesia, sekaligus sebagai dasar agenda prioritas bidang pendidikan G20. (Kemendikbudristek/MDj/red)
0 Comments