Manggarai Barat, CAKRAWALANTT.COM - Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah
(Mendikdasmen), Abdul Mu’ti, menghadiri agenda Pertemuan Nasional Majelis
Nasional Pendidikan Katolik (MNPK). Acara ini mengusung tema “Sekolah
Katolik yang Holistik, Humanis
dan Ekologis Demi Kebahagiaan Berkelanjutan di Abad ke-21”.
Pada kesempatan itu, Menteri Abdul Mu’ti,
memaparkan tentang Kebijakan Pendidikan Bermutu untuk Semua.
"Kebijakan kami berfokus pada pencapaian
Pendidikan Bermutu untuk Semua, dengan prinsip keadilan dan inklusivitas
sebagai landasan utama," ucapnya di Labuan Bajo, Selasa (11/3/2025).
Merujuk pada Peraturan Menteri Pendidikan Dasar
dan Menengah (Permendikdasmen) Nomor 1 Tahun 2025 Tentang Redistribusi Guru
dimaksudkan untuk 1) meningkatkan kualitas pendidikan di sekolah swasta, 2)
mengatasi kekurangan dan distribusi guru yang tidak merata, 3) memeratakan
tenaga pendidik secara berkelanjutan, 4) mendukung pemerataan kualitas
pendidikan di Indonesia, serta 5) menciptakan sistem pendidikan yang lebih
adil, berkualitas, dan merata.
Kebijakan berikutnya adalah tentang pengelolaan
kinerja guru. Menurutnya, para guru tidak perlu menghabiskan waktu memenuhi
pengelolaan e-kinerja. Mulai tahun 2025, diberlakukan pengelolaan kinerja guru,
kepala sekolah, dan pengawas yang lebih simpel dan tidak ribet.
"Guru cukup mengisi e-kinerja setiap
setahun sekali, tidak perlu mengunggah dokumen dan tidak berbasis poin,"
terangnya lebih lanjut.
Sementara guna mencetak generasi emas 2045,
Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) menerbitkan Tujuh
Kebiasaan Anak Indonesia Hebat yaitu bangun pagi, beribadah, berolahraga, makan
sehat dan bergizi, gemar belajar, bermasyarakat, dan tidur cepat yang bertujuan
untuk membentuk karakter siswa dengan kebiasaan positif yang mendukung
pengembangan diri.
Regulasi berikutnya yang diterbitkan adalah
Peraturan Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Permendikdasmen) Nomor 3 Tahun
2025 Tentang Sistem Penerimaan Murid Baru (SPMB). Lahirnya kebijakan ini
diharapkan dapat meningkatkan transparansi, keadilan, dan kualitas dalam proses
penerimaan murid baru di seluruh Indonesia.
"Harapannya dapat mengurangi
ketimpangan akses pendidikan," ujar Mu'ti.
Selain itu, pembelajaran di sekolah juga akan
mengutamakan pendekatan Deep Learning yang membuat suasana
pembelajaran menjadi lebih mendalam, bermakna, dan menyenangkan bagi siswa.
"Pendekatan ini dilakukan oleh sekolah yang sudah mampu
melaksanakannya," ungkap dia.
Selanjutnya, Menteri Mu'ti menerangkan soal Tes
Kompetensi Akademik (TKA) yang bukan menjadi penentu kelulusan. Meski bersifat
tidak wajib, TKA memberikan manfaat untuk murid yang mengikutinya. Untuk kelas
12 SMA, TKA akan menjadi penilaian di jalur prestasi PTN seperti Seleksi
Nasional Berdasarkan Prestasi (SNBP).
TKA ke depan akan menghasilkan penilaian yang
berbasis individual. Hal ini akan sangat membantu bagi siswa yang akan
melanjutkan studi ke jenjang pendidikan tinggi. Untuk menetapkan kebijakan TKA,
Mu'ti sudah berkoordinasi dengan berbagai pihak. Termasuk panitia penerimaan
mahasiswa baru di perguruan tinggi.
"Saya sempat berdiskusi dengan Wamen
Diktisaintek, Stella Christie.
Kemendikdasmen menyiapkan mata pelajaran pilihan
baru untuk siswa SD dan SMP, yakni coding dan artificial
intelligence (AI). Mendikdasmen menyebut kehadiran dua mapel itu
bagian dari digitalisasi pendidikan dan program unggulan Presiden Prabowo Subianto.
"Coding dan AI itu adalah
keterampilan yang berkaitan dengan tuntutan dalam banyak hal menyangkut dunia
digital di masa sekarang dan masa yang akan datang," tutur Mu'ti seraya
menegaskan ada bnyak hal yang bisa dikembangkan dari mapel coding dan AI
seperti kemampuan berpikir kritis, kreativitas, dan ketiga kolaborasi.
Semua langkah kebijakan ini diarahkan untuk
menciptakan sumber daya manusia unggul yang dapat berkontribusi pada
terwujudnya visi Indonesia Emas 2045 melaui Asta Cita.
Bupati Manggarai Barat, Edistasius Endi,
menyampaikan terima kasih kepada Mendikdasmen yang berkenan hadir dalam
kegiatan ini. Ia berharap agar kehadiran Menteri Abdul Muti pada kegiatan
berlevel nasional ini akan menambah daya ungkit bagi sekolah-sekolah Katolik dalam
menerapkan sistem pendidikan yang berdaya saing.
Selain Mendikdasmen, marasumber
lainnya, yaitu Uskup Labuan Bajo, Mgr. Maximus Regus yang membahas
tema tentang “Sekolah Katolik yang Mencintai Kehidupan di Abad ke 21”; Stella
Christie yang membahas tentang “Peradaban Kasih Manusia Berbasis
Neurosains: Otak Manusia dan Otak AI”; Anita Lie yang membahas
tentang “Kurikulum Sekolah Katolik yang Mengsintesakan Iman, Kebudayaan, dan
Kehidupan Berbasis Cinta Kasih Injil”; serta Djohan Yoga
yang membahas tentang “Deeper
Learning (Pembelajaran Mendalam) berbasis Growth Mindset”.
Peserta yang hadir merupakan Komisi Pendidikan
Keuskupan, Pengurus Majelis Pendidikan Katolik (Ketua, Sekretaris,
Bendahara), serta Pengurus Yayasan dari 38 Keuskupan se-Indonesia. Turut hadir
pula dalam pembukaan kegiatan tersebut adalah Sekretaris Daerah Kabupaten
Manggarai Barat, Fransiskus S. Sodo, serta Kepala Dinas Pendidkan Kepemudaan
dan Olahraga Kabupaten Manggarai Barat Yohanes Hani. (Kemendikdasmen/red)
0 Comments