Update

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

UNWIRA KUPANG

SYAIR YANG HILANG

Puisi-puisi Karya Chycilia Serafiana Simpat

Ilustrasi



HUJAN

 

Dingin gigil terusil,

mendung langit menangis,

Di tatap mata,

kelam dalam hati.

 

Semesta tahu dan menuruti

kemana rintiknya menyatu

hingga akhirnya semakin deras alunannya.

 

Harap hangat pada pelukan manja

terisi dalam khayalan semu tak berbias nyat.

Kata niat senja berbalik indah

untuk paras paras manis yang sama

di dingin dan awan mendung tak berujung.

 

SYAIR YANG HILANG

 

Sudah kesekian kali sepi kutepis.

Entah berapa banyak lagi syairku hilang

bak pasir yang dihempas oleh air laut.

 

Sajak sajakku perlahan pergi.

Bait-baitnya erat kugenggam.

Gundah hatiku,

namun tercemar oleh syair yang hilang entah kemana.

 

Penaku enggan menari

menulis diksi tanpa arah yang pasti

terbelenggu pada sepi yang semakin kutepis

terjerat dalam kata kata tak bermakna.

 

Asaku memudar.

Imajinasiku hancur.

Namun akhirnya, sepi semakin kutepis.

 

MENDUNG RINDU

 

Kali ini masih hujan.

Kelopak dahaga pada rintikannya.

Langit merindu,

langit menangis,

Kenangan manis pada mendung merindu.

 

Sapaan hujan menggerutu dalam hati.

Pikiranku tertuju padamu

menunggu kembali pada kepergian yang tersakiti.

 

Mendung rindu.

Ahh,..bisikku pada rintikannya.

Bersembunyi pada kata-kata syair yang lembut,

harap, tanya, dan kembali,

masih dengan harap yang bersimpuh rapi dalam nanti.

 

(red)


Post a Comment

0 Comments