Puisi-puisi
Karya Chycilia Serafiana Simpat
HUJAN
Dingin gigil terusil,
mendung langit menangis,
Di tatap mata,
kelam dalam hati.
Semesta tahu dan menuruti
kemana rintiknya menyatu
hingga akhirnya semakin deras alunannya.
Harap hangat pada pelukan manja
terisi dalam khayalan semu tak berbias nyat.
Kata niat senja berbalik indah
untuk paras paras manis yang sama
di dingin dan awan mendung tak berujung.
SYAIR YANG HILANG
Sudah kesekian kali sepi kutepis.
Entah berapa banyak lagi syairku hilang
bak pasir yang dihempas oleh air laut.
Sajak sajakku perlahan pergi.
Bait-baitnya erat kugenggam.
Gundah hatiku,
namun tercemar oleh syair yang hilang entah kemana.
Penaku enggan menari
menulis diksi tanpa arah yang pasti
terbelenggu pada sepi yang semakin kutepis
terjerat dalam kata kata tak bermakna.
Asaku memudar.
Imajinasiku hancur.
Namun akhirnya, sepi semakin kutepis.
MENDUNG RINDU
Kali ini masih hujan.
Kelopak dahaga pada rintikannya.
Langit merindu,
langit menangis,
Kenangan manis pada mendung merindu.
Sapaan hujan menggerutu dalam hati.
Pikiranku tertuju padamu
menunggu kembali pada kepergian yang tersakiti.
Mendung rindu.
Ahh,..bisikku pada rintikannya.
Bersembunyi pada kata-kata syair yang lembut,
harap, tanya, dan kembali,
masih dengan harap yang bersimpuh rapi dalam nanti.
(red)
0 Comments