Update

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

UNWIRA KUPANG

Sang Pengabdi (Puisi-puisi Rosalia Harlina)



Perjuangan dalam Diam

 

Napak tilas para pejuang bangsa

berkibar dalam syair harapan,

berkobar dalam puisi perjuangan,

untuk meraih mimpi.

 

Napak tilas pejuang bangsa,

bersatu dalam semangat jiwa,

bergema di jagat nusantara,

untuk meraih prestasi dan karya.

 

Merdeka. . .

Perjuangan. . .

Kata yang penuh dengan makna

bertahta dalam raga pejuang bangsa,

bermandikan darah dan air mata.

 

Merdeka. . .

Perjuangan. . .

Perjuangan tanpa pamrih untukmu, panggilan jiwa,

menggelora di garis khatulistiwa,

memberi kejayaan bangsa sepanjang masa.

 

Merdeka. . .

Perjuangan. . .

Harta yang tak ternilai harganya

menjadi pemimpin muda tunas bangsa

untuk tampil di era dunia.

Demi negri,

Engkau korbankan waktumu.

Demi bangsa,

rela taruhkan nyawa,

maut menghadang di depan,

Jangan pernah bilang itu hiburan!

 

Pengabdian

 

Seribu rintangan dan tantangan adalah tombak perjuangan.
Sejuta pengabdian bagai emas yang kita tanam
.
Sedih
dan suka adalah tangga

untuk kita sampai ke puncak kesuksesan,
menjadi sosok dengan satu kepribadian

yang tak goyah oleh selembar surat keputusan.

 

Pengabdian, waktu terus berjalan tak ada beda,
tanggal yang berlalu dan menjelang tak beri kepastian,
hanya tugas dan segudang kewajiban
yang tak pernah beri hak atas segala pengorbanan.

 

Gemuruh semangat adalah cita dan harapan
yang kan mampu runtuhkan

tingginya jurang pemisah dalam pendidikan,
Karena semangat juang tak kalah

oleh selembar surat sakti dari yang berwenang
Tak ada keraguan dan kebimbangan
.

 

Sepanjang waktu langkah kalian semerbak

menelusuri lorong-lorong pendidikan.                   

Tak ada pamrih, tak ada kecewa,

melewati kerikil- kerikil tajam pola kehidupan.                    

 

Satu kata tak terucap, hanya senyum animasi jiwa

yang menghiasi wajah,        

sejuta semangat mengiringi langkah menggapai harapan                          

tanpa mengeluh, meski tahu tanggal satu yang tak pernah berpihak.

Kalian bahkan tak pernah peduli,

karena di setiap waktu ada harapan  jiwa

yang tak akan bisa terbalas oleh manusia.
Namun
, yakin semua balas kan datang pada waktunya.


Mari dengan bangga kita teriakkan,

Hidup pengabdian, hidup perjuangan!

Agar rasa putus asa tak datang mendekat,

agar kejenuhan tak berani hinggap.

Tak ada yang sia-sia,

Pengorbanan guru bagai para suhada.


Doa kalian adalah wangi surga

yang memanggil dan meminta.

Mari syukuri karena kita adalah insan pilihan dan teladan,                                                            

tuk mendidik generasi menjadi pejuang kehidupan.


Aku hanya seorang insan biasa

yang memiliki bongkahan cita-cita,

yang ingin kugapai dengan berbagai cara,

meski kemalasan sering merajalela.


Aku hanya seorang insan

yang tertempel cita-cita dan harapan tuk menggapai harapan,

yang terbalut berbagai angan-angan jiwa

demi menggapai masa depan tunas-tunas bangsa nusantara.


Sungguh besar pengabdian dan pengorbanan

untuk mencerdaskan generasi muda harapan bangsa.

Terima kasih kuucapkan untukMu, Tuhan,

untuk panggilan jiwa yang tak bersyarat.                                                           


Sang Pengabdi           


Sinar mentari terbenam dalam buih ketakutan,

pengharapan terkikis oleh jiwa keangkuhan,

angan dan cita melebur ketidakpastian,

adakah impian dalam gapaian?


Setiap pagi kau susuri jalan berdebu,

berpacu waktu demi waktu,

tak hirau deru angin menggulir

tak hirau dingin memagut tubuhmu.


Wahai guru,

selamatkan inspirasi kami dari hari yang suram!

Pandu kami menuju masa depan cemerlang!

Jauhkan kami dari keterpurukan!

Bawa kami ke jalan kesuksesan!


Wahai guru,

maksudku sampaikan rasa bukanlah untuk ungkap luka!

Engkau adalah pelita terang,

saat kau mampu berkelana,

merangkul seluruh siswa tanpa pilah cinta,

bercengkerama bak sahabat dan tetap beretika.


Wahai guru,

kau adalah jingga, sosok inspiratif dalam senja,
kau selayaknya surya, penerang untuk generasi bangsa,
dan kau ibarat gerimis

yang kiranya nanti menangis

melihat kami sukses dengan bangga.


Kala sang penguasa tuangkan cawannya,

wajah-wajah lugu haus kan ilmu

menari-nari di pelupuk mata menunggu

untaian kata demi kata terucap seribu makna,

untaian kata demi kata terucap penyejuk jiwa.


Ruang persegi jadi saksi bisu pengabdianmu,

menyaksikan tingkah pola dan deret sang penerus,

canda tawa penghangat suasana,

hening sepi berkutat dengan soal,

lengking suara kala adu argumen.


Ruang persegi menjadi saksi bisu pengabdianmu,

entah berapa tinta tergores di papan putih,

entah berapa lisan terucap sarat makna,

entah berapa lembaran tumpahan ilmu terkoreksi,

entah berapa ajaran budi kau tanamkan.


Wahai guru,

jika kubisa kan kupetik bintang
s
ebagai tanda terima kasihku
untukmu
, wahai guruku.
Kaulah pelita dalam hidupku,

terima kasih kuucapkan
untuk seluruh pembangun insan cendekia,
si petutur ilmu dari guratan awan
penuh kasih nan tulus selalu kau berikan.


Ki Hajar Dewantara


Ki Hajar, kau adalah fajar bagi sesama,

penyuluh kesadaran budi bangsamu,

kau pendidik untuk kaum jelata,

pembangkit semangat juang bangsa.


Penamu bergetar menghantam penjajah,

lidahmu tajam melawan penindasan,

kau bangkitkan kesadaran pribumi Indonesia,

kau tumbuhkan rasa cinta tanah air jaya.


Kau tanamkan keyakinan pada seluruh bangsamu,

kau percikkan selalu kebijaksanaan ‘tuk masyarakatmu,

kau semaikan jiwa kebangsaan,

kau tanamkan gairah kemanusiaan

di seluruh bumi persada.


Kau bagai penerang dalam kegelapan,

kau memerangi penjajahan dengan pengetahuan,

ajaranmu tak tergerus oleh zaman,

bahkan hari lahirmu jadi Hari Pendidikan.


Kau mendirikan Taman Siswa

sebagai pengabdian bagi negara.

Kau adalah putra bangsa

yang kami panggil Ki Hajar Dewantara.


Ki Hajar Dewantara, pahlawan penuh jasa.

Memajukan Indonesia dengan senjatanya,

pendidikan budi pekerti,

agar menjadi manusia luhur,

pendidikan ilmu pengetahuan,

agar negeri berkemajuan.


Kami teruskan cita-citamu

mensejahterakan Nusantara

dipenuhi dengan cahaya,

cahaya ilmu di dalam dada.


Berhamba pada Murid


Seribu rintangan dan tantangan adalah tombak perjuangan.
Sejuta ilmu bagai emas yang kita tanam
.                                                                  

Napak tilas para pejuang bangsa

yang selalu berkibar dalam syair harapan                      

bersatu dalam semangat jiwa bergema di jagat nusantara,

berkobar dalam semboyan perjuangan,

Ing Ngarso Sung Tulodho,

Ing Madyo Mangun Karso,

Tut Wuri Handayani.

Pendidikan adalah tuntunan kodrat anak sebagai insan manusia,                         

pengajaran adalah ruang persemaian benih-benih kebudayaan yang beradab.

Pendidik bagaikan seorang petani cekatan,

menabur butiran-butiran padi di sawah gembur,

pendidik bagaikan pamong yang senantiasa menuntun,

mendampingi kompetensinya searah merdeka belajar.


Pendidik harus fleksibel akan perubahan,

namun, tetap mawas diri sesuai potensi kultural,

menerima,menyaring,menyelaraskan, dan memanfaatkan

segala sesuatu yang memperkaya pengetahuan pendidikan.

Mendidik anak sesuai kodrat alam dan zaman,

membentuk sifat sehati lingkungan sosial budaya,

mengisi jiwa senada irama keterampilan abad 21,

belajar berinteraksi dengan karakteristik kearifan lokal.


Keseimbangan hidup cipta, rasa, karsa dan karya

merupakan perpaduan gerak pikiran, perasaan dan kemauan,

melatih pembentukan watak serta kesadaran diri,

menumbuhkan budi pekerti yang bertanggung jawab.

 

 

Rosalia Harlina, S.Pd.Gr. Lahir di Herang pada tanggal 17 april 1986 dan sekarang menetap di Pacar, Kecamatan Pacar, Kabupaten Mannggarai Barat. Menyelesaikan pendidikan dasar di SDK Pacar, pendidikan menengah di SMPN 1 Pacar, pendidikan menengah atas di SMAN 1 Ruteng, pendidikan sarjana di STKIP St. Pauluus Ruteng. Mengikuti Program Pendidikan Guru Dalam Jabatan (PPGJ Gurdasus) di UPGRIS Semarang, Jawa Tengah, pada tahun 2018. Sekarang bertugas sebagai seorang guru di SDN Kengkar Kecamatan Pacar. Mengabdi sebagai guru sudah 12 Tahun sejak  tahun 2009 dan menjadi ASN sampai sekarang. Pembaca bisa menghubungi penulis melalui facebook : Rosalia Harlina, email : rosalialahi@gmail.com, dan youtobe : Rosalia Lahi.

 

(red)


Post a Comment

0 Comments