Foto : Alat musik tradisional tatong |
Lembata, CAKRAWALANTT.COM - Guna menyukseskan Festival Eksplorasi Budaya Lembata
pada Maret 2022 mendatang, seluruh SMP se-Kecamatan Omesuri siap berpartisipasi
di dalam kegiatan tersebut. Salah satu komponen yang akan diikutsertakan adalah
permainan alat musik tradisional tatong.
Tatong merupakan alat musik dawai
khas suku Kedang yang hanya terdapat di daerah Omesuri dan Buyasuri.
Alat musik tatong
diwariskan secara turun temurun sejak dahulu kala dan terus dimainkan oleh
setiap generasi. Tatong sendiri sudah sering dimainkan oleh para musisi Kedang.
Suara yang dihasilkannya terdengar unik dan khas meski hanya terdiri dari empat
senar. Tatong terbuat dari irisan
badan bambu dan dipisahkan oleh sepotong kayu pemisah seperti fret pada alat
musik gitar.
Tatong dimainkan dengan
cara dipetik, baik menggunakan jari maupun bantuan alat sederhana dari bambu.
Sebagai warisan dari para nenek moyang yang menempati Gunung Uyelewun, maka tatong harus terus dilestarikan. Sebagai
upaya pelestarian, tatong kini mulai
diajarkan di sekolah-sekolah di Wilayah Kedang agar generasi muda bisa mulai
mempelajarinya.
Dalam sebuah wawancara bersama media ini, Kepala SMP
Negeri 1 Omesuri, Agus Beni, S.Pd menjelaskan bahwa edang tatong terdiri dari dua kata, yakni “e” yang berarti kami dan
“dang” yang berarti memukul (musik). Jadi, edang
berarti kami memukul musik tatong.
Musik tatong diperkirakan berusia
lebih tua dari musik sasando.
Selain itu, alat musik tatong dimainkan oleh satu orang tetapi bisa menghasilkan tiga
jenis bunyi yang berbeda. Tatong
sebenarnya dimainkan dengan cara dipetik atau dipukul dengan menggunakan
tangan, tetapi belakangan sudah diganti dengan kayu. Biasanya, musik tatong diiringi dengan gendang.
Pada zaman nenek moyang, musik ini digunakan untuk
acara memuji Dewa Lia (anak dari Dewa Matahari/Loyo), sehingga dikenal dengan
istilah edang tatong Lia namang yang
artinya “Kami memukul tatong untuk mengiringi namang (sejenis tarian) untuk memuji Lia.
Agus menerangkan alat musik tatong juga sering digunakan untuk mengiringi acara penguburan
jenazah, ritual adat dan pesta-pesta lainnya ketika nenek moyang masih menetap
di gunung Uyelewun. Namun sebenarnya kata “edang” dalam kalimat edang tatong lia namang juga adalah nama
sebuah alat musik. Jadi masyarakat Kedang memiliki beberapa jenis alat musik
asli seperti edang, tatong, peku, no’ol dan juga gong yang baru ditemukan pada masa
kerajaan Majapahit dan dipakai sebagai belis/mas kawin. (Roning R. Rofinus/MDj/red)
0 Comments