Update

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

UNWIRA KUPANG

70 KEPALA SMA/SMK DI TTS IKUTI RAKOR DENGAN KADIS PK NTT

 


TTS, CAKRAWALANTT.COM – Sebanyak 70 Kepala SMA/SMK Negeri maupun Swasta dan 13 Ketua Yayasan yang ada di Kabupaten TTS mengikuti Rapat Koordinasi Musyawarah Kerja Kepala Sekolah (MKKS) dengan Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi NTT. Kegiatan bertema “Restorasi Kebangkitan Pendidikan Revolusioner Menuju NTT Cerdas, NTT Bangkit, NTT Sejahtera” tersebut berlangsung di ruang Aula SMK Negeri 2 Soe, Selasa (25/8/2020).

 

Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi NTT, Linus Lusi, kepada media ini mengatakan bahwa rapat yang digelar merupakan konsolidasi untuk memberi pemahaman soal restorasi kebangkitan pendidikan yang revolusioner menuju NTT Cerdas, NTT Bangkit  dan NTT Sejahtera. Hal tersebut dicapai dengan memperkuat berbagai komponen pendukung pendidikan yang mana secara leadership digerakkan oleh para kepala sekolah dan diperkuat oleh berbagai yayasan yang ada untuk menjadi satu pemahaman sehingga anak-anak kita tidak boleh tertinggal dari berbagai aspek, baik itu aspek literasi, numerasi dan juga karakter.

 


Lebih lanjut dikatakannya bahwa Kehadiran Kadis PK Kabupaten TTS dalam kegiatan tersebut merupakan sebuah hal yang sangat positif atau sebuah kolaborasi mata rantai pada sektor pendidikan yang berbasis mutu yang menempatkan kabupaten dan provinsi dalam satu garis yang sama. Secara kewenangan pengelola sekolah menengah di tingkat provinsi sementara tingkat dasar ada di kabupaten tetapi dalam pengembangan mutu ini adalah salah satu arah  yang harus digerakkan oleh gubernur NTT melalui dinas –dinas pendidikan yang ada di NTT sehingga adanya simbiosis mutualisme dalam mendukung percepatan restorasi kebangkitan pedidikan yang revolusioner.

 

Hal tersebut merupakan hal positif  yang harus dikembangkan, oleh karena itu berbagai permasalahan yang ada itu adalah potret wajah pendidikan kita yang masih di bawah garis merah. Setelah dari Kabupaten Kupang, hari ini di TTS  dan akan terus bersafari ke kabupaten lain yang ada di NTT untuk menggelorakan restorasi kebangkitan pendidikan secara revolusioner. Hal ini sejalan dan seiring penegasan Gubernur NTT tidak ada manusia yang bodoh, tidak ada manusia yang miskin kalau kita mengedepankan pemgembangan sumber daya manusia melalui sektor pendidikan.

 

Terkait kekurangan pengawas untuk SMA/SMK yang ada di TTS, ia mengatakan bahwa bukan di Kabupaten TTS saja yang mengalami kekurangan tetapi hampir semua kabupaten yang ada di NTT mengalami hal yang sama, oleh karena itu dengan keterbatasan yang ada akan ditata agar pengawas di kabupaten TTS  dan kabupaten lain tidak ada kekurangan lagi ke depan. Lebih lanjut Lusi mengatakan bahwa untuk mengembangkan pendidikan di NTT kita harus mengembalikan harkat dan martabat guru, karena  kita mau supaya guru kita berjalan secara cepat dan  revolusioner.

 

Ia juga mengatakan bahwa jumlah guru honor yang ada pada SMA dan SMK se NTT berjumlah 11.307 orang. Maka aspirasi yang tadi akan dikoordinasikan dengan Gubernur NTT dan Sekda Provinsi NTT  sehingga pola rekrutmen guru yang sudah lama mengabdi menjadi sebuah pertimbangan.

 


Koordinator Pengawas SMA/SMK Kabupaten TTS, Nggelu Ndjudang, melalui pengawas SMA Jimi Pelle, dalam pemaparan materi terkait profil pendidikan menengah di Kabupaten TTS menyampaikan bahwa jumlah keseluruhan SMA dan SMK di kabupaten TTS berjumlah 70 sekolah, dengan rincian 43 SMA, 25 SMK, dan 2 SLB baik swasta maupun negeri, dengan yayasan yang ada sebanyak 13 Yayasan.

 

Lebih lanjut ia menjelaskan bahwa dari 43 SMA yang ada, 8 sekolah terakreditasi A. Dari jumlah tersebut, terdapat 6 sekolah swasta yaitu, SMA PGRI Mnelalete, SMA Kristen Kapan, SMA Kristen 1 SoE, SMA Kristen 2 SoE, SMA Efata SoE, sementara sekolah negeri baru 2 saja yang terakreditasi A yaitu SMA Negeri Kapan dan SMA Negeri 1 Amanuban Timur. Sementara untuk 25 SMK yang ada, baru 1 SMK yang terakreditasi A yaitu SMK Kristen SoE.

 

Lebih lanjut Jimi Pelle mengatakan bahwa pengawas yang ada di Kabupaten TTS hanya berjumlah 3 orang saja, oleh karena itu di hadapan Kepala Dinas PK Provinsi NTT dirinya meminta agar ada penambahan pengawas baik untuk SMA maupun SMK. Kebutuhan untuk pengawas SMA masih butuh 6 orang, sementara untuk SMK tidak ada pengawas sehingga ketiga pengawas yang ada rangkap, untuk itu SMK butuh 3 orang orang pengawas. (Lenzho/red)

 

 

Post a Comment

0 Comments