Manggarai
Timur, CAKRAWALANTT.COM – Kepala SMA Swasta Katolik Pancasila Borong, Romo Hermenegildus Sanusi, M.A., mengungkapkan, anak-anak Manggarai Timur memiliki
bakat terpendam di dalam dirinya. Dibutuhkan kerja sama dan peran serta
berbagai pihak agar bakat terpendam tersebut dapat tersalurkan, tentunya
melalui hal-hal positif termasuk menulis.
Hal ini disampaikan Romo Hermen ketika dimintai
komentarnya terkait terbitnya buku “Mentari di Batas Cakrawala”, antologi puisi
siswa SMA se-Kabupaten Manggarai Timur. Menurutnya, buku yang diinisiasi oleh
Media Pendidikan Cakrawala (MPC) NTT tersebut merupakan sesuatu yang luar biasa
dan patut diapresiasi.
“Buku Mentari di Batas Cakrawala ini bagi saya sangat luar biasa. Saya tidak mengomentari isi dari buku
ini, tentu seorang sastrawan saja yang bisa
mengomentarinya. Tetapi saya melihat bahwa di dalam diri anak-anak kita di
Manggarai Timur ada bakat yang terpendam,
dan saya sangat berterima kasih kepada
Media Pendidikan Cakrawala NTT
yang menjadi di motivator sekaligus sebagai mitra bagi sekolah-sekolah
se-Kabupaten Manggarai Timur,” tutur Romo Hermen di ruang kerjanya, Selasa (04/02/2020).
Dirinya
memberi apresiasi
dan menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang
telah mendukung terbitnya buku tersebut.
Cara strategis
untuk mendukung aspirasi dan gagasan bagus, lanjutnya, tidak terlepas dari semangat berbagai pihak khususnya MPC
NTT yang telah
membantu mengembangkan
potensi anak-anak.
“Terima
kasih kepada tim MPC NTT
yang telah memberi pelatihan bagi guru dan khususnya siswa-siswi SMA di Manggarai Timur. Terima kasih juga atas dukungan dari Bapak
Lukas Sumba S.Fil.,
selaku Koorwas, MKKS dan semua kepala sekolah yang terus menggiatkan budaya literasi di sekolah masing-masing.
Terima kasih
juga tak terhingga saya haturkan kepada Bapak Bupati, Agas Andreas, S.H., M.Hum., yang telah memberikan sambutan dan kepada
Bapak Kadis, Drs. Benyamin Lola M.Pd., yang telah memberikan pengantar pada
buku ini. Apresiasi dan profisiat kepada penulis, Maria Jesica, dkk., siswa-siswi SMA se-Manggarai Timur,” ungkapnya.
Lebih lanjut ia mengharapkan agar siswa-siswi tetap mencintai
budaya literasi. Baginya, dunia tulis-menulis itu sangat penting terutama bagi generasi milenial. Sebenarnya
kita sangat suka menulis tetapi harus dikembangkan. Ia juga
berharap agar siswa-siswi dapat mengembangkan setiap potensi yang ada di dalam dirinya.
“Apa
saja, supaya mereka menjadi generasi yang
inovatif, tidak hanya membawa perubahan untuk diri mereka sendiri tapi untuk
membangun NTT bangkit dan sejahtera
dan terciptanya SDM Indonesia Maju. Bagi saya ketika mereka sudah
menulis buku ini, mereka menjadi pendobrak
untuk teman-teman di sekolahnya. Menulis itu sesuatu yang mudah, juga menulis itu sebenarnya sesuatu
yang sederhana tetapi kita tidak berani untuk memulai,” jelasnya.
Romo Hermen juga berpesan kepada para guru, bahwa ketika siswa-siswi sudah menghasilkan karya buku seharusnya guru-guru harus lebih kreatif
dan mengembangkan diri mereka. Secara
pribadi ia merasa malu karena anak-anak sudah bisa menulis
buku.
“Mengapa
saya dan guru belum bisa menulis buku? Harus dimulai. Karya ini
dalam tanda kutip memacu dan juga menjadi cambuk bagi orang lain khususnya bagi
guru yang belum memulai,” tutup Romo Hermen. (Ino
Sengakang/red)
0 Comments