Kota
Kupang, CAKRAWALANTT.COM – Setiap peserta didik memiliki potensi di
dalam dirinya untuk berinovasi, namun peserta didik bisa berinovasi jika diberi
ruang yang cukup dalam proses pendidikan dan pembelajaran di sekolah. Hal ini
disampaikan Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi NTT, Drs. Benyamin
Lola, M.Pd., ketika membuka Worksop Pengembangan Kurikulum 2013, Workshop
Penyusunan Kurikulum Muatan Lokal, dan Lomba Festival Inovasi dan Kewirausahaan
Siswa Indonesia (FIKSI) Tingkat NTT Tahun 2019, Selasa (12/11/2019) di Hotel
Swiss Bellin Kristal Kupang.
Dikatakannya, peserta didik
bisa berinovasi ketika kurikulum yang diterapkan memberikan ruang kepada mereka.
Dalam Kurikulum 2013, lanjut Benyamin Lola, hal yang ditekankan yakni pembelajaran
yang berpusat pada siswa, tetapi apakah dalam kenyataan hal itu sudah
dilakukan, apakah roh kurikulum itu telah diterapkan secara baik dan benar
kepada peserta didik?
“Saya percaya bahwa ketika kita
terapkan kurikulum itu secara baik dan benar, siswa akan dapat melakukan
inovasi. Inovasi tidak bisa serta merta muncul, inovasi bisa muncul apabila kita
memberikan ruang yang cukup kepada siswa, tentunya melalui proses pembelajaran.
Ketika siswa diberi ruang untuk bisa mengolah pikirnya, mengolah nalarnya
secara merdeka, maka pada kesempatan itu akan terjadi apa yang dinamakan
inovasi,” ungkapnya.
Bonus
Demografi NTT Tahun 2030
Pada kesempatan tersebut,
Benyamin Lola menegaskan, dalam Pengembangan Kurikulum 2013 dan Penyusunan
Kurikulum Muatan Lokal, terutama dalam implementasinya perlu diperhitungkan
agar diberikan ruang sebesar-besarnya sehingga peserta didik bisa belajar untuk
berinovasi. Tanpa inovasi, tanpa kreatifitas yang tinggi dari peserta didik atau
lulusan lembaga pendidikan, tegasnya, agak mustahil kita bisa bersaing di dunia
global.
“Kita berada di era industri
4.0. Apakah kita benar-benar sudah hadir dan memanfaatkan industri itu? Ini pertanyaan
bagi kita yang akan menghantar anak-anak kita menjemput bonus demografi. Secara
nasional tahun 2045 ketika usia Indonesia 100 tahun, tapi untuk NTT sementara
kita kembangkan grand desain pendidikan dimana grand desain pendidikan tidak sebatas pada pendidikan menengah dan khusus
yang jadi kewenangan provinsi akan tetapi juga membicarakan atau mendiskusikan
rencana pengembangan pendidikan 10 tahun ke depan secara komprehensif mulai
dari pendidikan dasar hingga menengah di NTT. Sekarang posisi anak didik kita
berjumlah 1,35 juta anak, 1.000.350 anak yang sementara berada di bangku SD hingga
SMA, ini kan jadi bonus pada tahun 2030, 10 tahun dari sekarang. Tahun 2030,
jumlah itu akan masuk ke pasar kerja. Saat itu apakah bonus demografi untuk NTT
itu bisa kita peroleh atau justru menjadi beban pembangunan karena usia
produktif banyak yang tidak mampu berbuat apa-apa,” jelasnya.
Karena itu, lanjutnya, perencanaan
pembelajaran harus dirumuskan secara baik dan benar sehingga anak-anak yang
mengenyam pendidikan dapat memperoleh bekal yang memadai. Dengan demikian, ranah
kognitifnya terisi dengan baik, juga ranah keterampilannya atau psikomotor, dan
yang tidak kalah penting yang harus menjadi perhatian adalah ranah sikap atau
afektif. Hal tersebut menurutnya menjadi modal penting bagi peserta didik untuk
bisa berinovasi dan bersaing di era globalisasi.
Pantauan media, acara pembukaan
tiga kegiatan sekaligus yang berlangsung selama empat hari tersebut dihadiri kabid
dikmen, kabid GTK, korwas, pengawas, kasie kesiswaan, kasie kurikulum, kasie
sarpras pada bidang dikmen Dinas Pendidikan dan Kebudayaan NTT, dewan juri, dan
sejumlah siswa serta guru pendamping lomba FIKSI. Workshop Pengembangan
Kurikulum 2013 diikuti 88 guru pada 4 mata pelajaran yakni Bahasa Indonesia, Matematika,
Bahasa Inggris, dan IPA. Workshop Penyusunan Kurikulum Muatan Lokal juga
diikuti 88 guru dari 22 kabupaten/kota di NTT. Dua kegiatan tersebut
berlangsung di Hotel Swiss Bellin Kristal Kupang. Sementara itu Lomba FIKSI Tingkat
Provinsi NTT diikuti sejumlah siswa SMK dan guru pendamping dari berbagai
sekolah dan berlangsung di Hotel Pelangi Kupang. (an/rf/red)
0 Comments