Sikka, CAKRAWALANTT.COM – Sebagai bagian dari rangkaian Workshop Literasi oleh tim Media Pendidikan Cakrawala NTT, SMAN 1 Maumere menggelar seminar bertema “Menggunakan Kuota Kemendikbud Secara Bijak Selama BDR bagi Siswa-siswi di SMAN 1 Maumere,” Sabtu (7/5/2021). Uniknya, dalam seminar ini, peserta didik tampil sebagai pemateri dan moderator.
Nadya
Duminggu, siswi kelas XI MIPA-1 tampil sebagai pemateri, sementara moderator yakni,
Elen Kristiani, siswi kelas XI MIPA-4. Nadya memaparkan bahwa sejak 2019 lalu,
dunia dihebohkan dengan adanya virus corona yang membahayakan. Hingga pada
Maret 2020, Indonesia pertama kali mengkonfirmasi adanya kasus covid-19. Agar
dapat menekan angka positif covid 19, pemerintah memberlakukan beberapa kebijaan
termasuk protokol kesehatan yang harus dipatuhi oleh semua kalangan.
“Salah
satu upaya di dalam dunia pendidikan adalah dengan merumahkan para peserta
didik atau memberlakukan sistem BDR, dengan demikian mata rantai penyebaran
covid-19 dapat teratasi,” papar Nadya.
Di
hadapan peserta seminar, Nadya mengatakan bahwa Kemendikbud telah menyediakan
paket kuota internet untuk siswa-siwi semasa BDR di rumah. Namun, kata Nadya,
donasi pulsa dari Kemendikbud kerap disalahgunakan oleh siswa-siswi di SMAN 1
Maumere.
“Saya
mewakili teman-teman kelompok, dalam diskusi kami, banyak pelajar yang
mengeluh, bahwa kuota Kemendikbud yang diberikan, tidak mencukupi kebutuhan
belajar mereka. Padahal sebenarnya, kuota yang diberikan oleh pemerintah sudah
lebih dari cukup. Hanya saja, para siswa kurang bijak menggunakan kuota ini.
Banyak siswa, terutama di SMAN 1 Maumere, menggunakan kuota ini untuk bermain
tiktok, menggunakan sosial media, mengupdate status, menonton YouTube, juga
bermain game online. Hal inilah yang membuat kuota Kemendikbud yang seharusnya
cukup dalam waktu sebulan, malah habis dalam waktu dua minggu bahkan kurang
dari itu,” urai Nadya.
Maka dari
itu, Nadya Duminggu menawarkan solusi yang bijak dalam memanfaatkan kouta internet
dari Kemendikbud agar pengguna paket internet sesuai kebutuhan. Pertama, menonaktifkan fitur penggunaan data
untuk beberapa aplikasi yang banyak menggunakan kuota, serta aplikasi yang
mengganggu proses belajar, contohnya adalah tiktok, instagram, youtube, dan
lain-lain.
Kedua,
membisukan semua status WhatsApp dari kontak kontak yang tersimpan. Hal ini
akan membatasi keinginan untuk menonton status yang hanya membuang waktu dan kuota.
Ketiga, memakai browser yang lebih efisien. Browser bawaan dari smartphone
diyakini memakan banyak kuota internet. Untuk mengatasi hal ini, kita dapat
mendownload browser yang lebih efisien seperti opera mini.
“Kami
berharap dari pengalaman dan solusi yang kami tawarkan mulai sekarang siswa-siswi
menggunakan quota internet dengan bijak. Saya juga menyarankan untuk
memanfaatkan waktu yang ada, untuk menambah wawasan kita misalnya dengan
membaca dan meminimalisir penggunaan kuota untuk hal yang tidak penting seperti
media sosial YouTube dan game online," tutup Nadya.
Kepala
SMAN 1 Maumere, Johanes Jonas Teta S.Pd., mengapresiasi dan merasa bangga
dengan potensi anak didiknya yang mampu menjadi pembicara, berani memaparkan
hasil karya. Hal itu, kata Johanes, perlu terus dipupuk.
“Jujur,
saya bangga melihat anak-anak didik mampu berbicara di depan umum. Bisa menjadi
pembicara. Terus belajar dan suatu saat kalian akan menjadi orang sukses dan
bermanfaat bagi yang lain,” tutur Johanes.
Kepada
guru-guru, Johanes menekankan untuk beradaptasi dengan perubahan dan kemajuan teknologi.
“Guru juga mesti ikut berubah, kita beradaptasi dengan perkembangan zaman. Ini
saatnya, positif dari covid-19, agar kita berubah sesuai perkembangan zaman,
belajar IT, merdeka belajar, merdeka dari kurikulum yang kaku,” tutup Johanes.
Seminar ini
diikuti oleh guru dan perwakilan peserta didik SMAN 1 Maumere. Hadir pula tim MPC
NTT yakni, Gusty Rikarno, Ino Sengkang, dan Mustakim. Seminar diakhiri dengan
penyerahan cendera mata dan foto bersama.
Berita dan
Foto: Ino/ Takim
0 Comments