Ngada, CAKRAWALANTT.COM – Selama pandemi covid-19, SMA Negeri 1 Golewa menerapkan dua metode pembelajaran yaitu, daring dan luring. Hal ini disampaikan Kepala SMAN 1 Golewa, Dra. Yovita Hendrika Nau saat diwawancarai media ini melalui sambungan telepon, Selasa (23/01/2021).
“Di SMA Negeri 1 Golewa ini kami tidak
melaksanakan daring murni dikarenakan setelah kita melakukan pemetaan ternyata
tidak semua siswa mempunyai Handphone Android.
Cuma sekitar 300-an siswa yang memiliki Handphone
android dan yang bisa kami hubungi,
sedangkan sekitar 400 lebih siswa itu tidak memiliki Handphone Android. Kami melaksanakan rapat dan kami mencoba
menggabungkan 2 metode pembelajaran ini daring dan luring. Kami sedikit
mengalami kesusahan jika kami mau menerapkan pembelajaran daring saja. Jadi
kami membentuk panitia pembelajaran dari rumah yang diketuai oleh Humas, Kurikulum
dan Kesiswaan serta anggota-anggotanya terdiri dari para Wali Kelas dan semua
guru mata pelajaran,” ungkapnya.
Selain membentuk panitia, lanjut Yovita,
dalam melakukan pembelajaran daring dan luring, peserta didik pun dikelompokkan
sesuai dengan tempat tinggalnya. Hal ini dikarenakan tidak semua peserta didik
tinggal di wilayah sekitar sekolah bahkan ada yang berasal dari luar Kabupaten
Ngada.
“Jadi kami mengelompokkan siswa sesuai
dengan tempat tinggal mereka dari Kelas X, XII dan Kelas XII. Namun ternyata
para siswa ini, mereka tersebar di berbagai kecamatan yang ada di Ngada. Ada
yang dari Manggarai Timur, Nagakeo dan ada pun yang sampai di Riung. Kami
membuat pembagian berdasarkan lokasi yang jauh dilaksanakan oleh 2 sampai 3
orang guru dan bagi siswa yang tempat tinggalnya dekat dilaksanakan oleh 1 atau
2 orang guru. Bagi siswa yang melaksanakan pembelajaran daring kami tetap
menghubungi melalui Group WhatsApp dan
untuk pengiriman tugas pun dikirim melalui WhatsApp.
Selain itu untuk metode pembelajaran luring untuk pengumpulan tugasnya
guru-guru yang sudah dibagi ke rumah para siswa seminggu sekali berkunjung
untuk mengambil tugas dan memberi tugas,” jelasnya.
Ia menambahkan bahwa selama
melakukan metode pembelajaran daring
terdapat berbagai kendala yang sering dijumpai seperti masalah jaringan. Hal
ini juga berkaitan dengan lokasi tempat tinggal peserta didik.
“Untuk kendala sendiri masih bersifat
umum yaitu masalah jaringan. Siswa ini mempunyai Handphone namun ketika kami menghubungi tidak bisa terhubung dan
ketika dicek mereka berada di tempat yang tidak mempunyai jaringan sehingga
jalan keluarnya meskipun mereka mempunyai Handphone
guru-guru tetap mendatangi sesuai dengan kelompok sesuai dengan tempat
tinggal. Sedangkan untuk guru-guru sendiri tidak mengalami kesulitan dan selama
proses pembelajaran daring guru-guru hanya menggunakan Group WhatsApp,” tuturnya.
Persoalan lain yang juga menjadi
perhatian pihak sekolah, jelas Yovita yakni, proses belajar serta persiapan
ujian peserta didik didik khususnya Kelas XI dan XII. Kelas XII mengalami
kendala dikarenakan akan menghadapi ujian akhir sedangkan Kelas XI akan
mengikuti AKM (Asesmen kompetensi minimal).
“Yang sangat terkendala itu Kelas XI
dan Kelas XII. Untuk mengatasi kendala ini saat gurunya turun ke lapangan pihak
kami membuat surat, surat penyampaian kepada orang tua tentang waktu
pelaksanaan ujian akhir sekolah dan pemberian tugas-tugas yang selama ini diberikan
sehingga orang tua mempunyai gambaran sekaligus menyampaikan surat izin agar
orang tua memberikan izin kepada anak untuk melakukan pembelajaran tatap muka
secara singkat, dan kami juga sudah mendapatkan surat izin dari gugus tugas
khusus untuk Kelas XI dan Kelas XII,” pungkasnya.
Berita: Kiki Amin
Foto: Dokumentasi Redaksi
Editor: R. Fahik/red
0 Comments