Update

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

UNWIRA KUPANG

MATEMATIKA: MENGGERAKKAN PENA DI ATAS KERTAS KOSONG

Alfonsus Liunima, S.Pt  - Guru SMAN 1 Rindi Umalulu, Kabupaten Sumba Timur

Matematika adalah “Menggerakkan Pena di atas Kertas Kosong.” Definisi ini agak ekstrim karena memang belajar matematika agar membawa hasil harus diutak-atik. Setiap ada soal diutak-atik, apabila mengutak-atik hasilnya benar maka akan melahirkan kepuasan dan berujung pada kesenangan.
Apabila anak tidak menyukai atau kurang motivasi dalam belajar matematika faktor yang besar diakibatkan materi sebelumnya tidak dikuasainya dengan baik sehingga anak keteteran untuk menyerap materi baru, karena matematika materinya bersambungan, banyak materi diajarkan di SD, kemudian dilanjutkan ke SMP sampai ke SMA. Di sini yang sudah bisa menguasai saja bisa lupa karena rentan waktu yang lama.
            Syarat minimal apabila anak sudah dikatakan lulus SD, dia harus menguasai: operasi penjumlahan, perkalian dan pembagian bilangan rasional. Bilangan rasional meliputi: bilangan pecahan dan bilangan desimal. Ini semua merupakan prasyarat apabila akan duduk di bangku SMP. Dan apabila syarat minimal tersebut tidak dikuasai akan berakibat tidak sambung saat dijelaskan oleh guru di kelas.
Cara mengatasinya tidak cukup mempelajari materi yang telah disampaikan oleh guru tetapi materi prasyarat harus dikuasainya karena begitu muncul materi baru akan terjadi tidak sambung lagi, begitu dan seterusnya. Sangat banyak jumlahnya anak SMA sendiri masih ada yang belum mampu mengoperasikan bilangan rasional terutama bilangan pecahan.
            Hal-hal di atas menyebabkan anak kurang senang bahkan malas karena terlalu banyak yang tidak dimengerti. Pada akhirnya pelajaran matematika tidak menarik buatnya. Sebab-sebab di atas termasuk dalam kategori malas belajar. Hal yang mengakibatkan putusnya materi selain di atas adalah: sering tidak masuk sekolah (alpa, sakit dan izin bahkan bolos). Ini juga mengakibatkan materi terputus dan berakhir dengan keteteran. Jika sudah seperti ini maka jelas hasil belajar siswa pun sangat sulit untuk mencapai criteria ketuntasan minimum (KKM). Karena itu guru perlu mengambil langkah-langkah konkret agar siswa keluar dari persoalan tersebut.
********baca selengkapnya di Majalah Cakrawala NTT Edisi 56
atau download PDF File Cakrawala NTT Edisi 56
Klik link ini untuk download: CakrawalaNTT56

Post a Comment

0 Comments