Update

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

UNWIRA KUPANG

CARA BELAJAR FISIKA YANG MENYENANGKAN

 




Oleh : Maria Irmina Ina Lipat, S.Pd

(Guru Fisika SMA Negeri 1 Adonara Tengah)



CAKRAWALANTT.COM - Seni tertinggi guru adalah untuk membangun kegembiraan dalam ekspresi kreatif dan pengetahuan. Demikian kata seorang Ahli Fisika hebat asal Jerman, Albert Einstein. Ini artinya bahwa guru berhasil adalah guru yang mempunyai seni untuk mampu menciptakan suasana belajar kreatif dan menyenangkan. Jika dalam diri sang guru sudah tercipta kondisi yang menggembirakan, maka peserta didik sebagai sasaran utama dalam pembelajaran akan senantiasa terbantu untuk mempelajari ilmu pengetahuan secara menyenangkan tanpa adanya beban apapun.

 

Kondisi di lapangan masih jauh dari harapan. Sebagian besar peserta didik masih merasa bahwa Fisika adalah momok yang menakutkan. Fisika itu sulit? Inilah pertanyaan yang paling sering menggerogoti nurani peserta didik yang hendak menduduki bangku Sekolah Menengah Atas (SMA) dan menjatuhkan pilihan pada Program Studi Matematika dan Ilmu Alam (MIA).

 

Hal ini pernah diungkapkan oleh salah satu peserta didik SMA Negeri 1 Adonara Tengah kelas X Angkatan Tahun 2022. Awalnya, dirinya masih ragu untuk menjatuhkan pilihan pada Program Studi MIA. “Saya takut memilih Program MIA, karena takut dengan Mata Pelajaran Fisika,” tutur Maria Enjelina Perada saat pertama kali mendaftarkan diri sebagai salah satu peserta didik di SMA Negeri 1 Adonara Tengah. “Fisika itu sulit dan banyak rumusnya, Fisika itu banyak teori, tapi jarang praktiknya,” tambahnya setelah ditanyakan alasan mengapa Enjelina mengatakan bahwa Fisika itu menakutkan baginya.

 

Berdasarkan hasil pencapaian dari sebagian besar peserta didik baru di SMA Negeri 1 Adonara Tengah, pihak Panitia Pendaftaran Peserta Didik Baru menemukan bahwa nilai paling rendah terdapat pada Mata Pelajaran IPA. Tidak ada yang perlu dipersalahkan dan tidak semudah membalikan telapak tangan untuk bangkit dari kondisi ini. Kita tidak bisa begitu saja menyalahkanunsur-unsur pendidikan. Apakah salah peserta didik? Jika peserta didik mempunyai kemauan untuk belajar, tetapi guru Fisika yang masuk dan mengajar di kelas adalah guru yang tidak mampu menjelaskan materi Fisika secara baik, apakah layak kita mempersalahkan peserta didik? Tentu saja tidak!.

 

Sebaliknya, jika guru yang masuk ke kelas adalah guru yang mempunyai kemampuan hebat dalam menjelaskan materi Fisika, mampu menerapkan metode pembelajaran yang menggembirakan serta dapat membuat peserta didik mengerti dengan benar tentang pembelajaran Fisika, tentu Fisika bukan menjadi suatu pelajaran yang membosankan.

 

Penulis sebagai guru Fisika terdorong untuk menghapus stigma Fisika itu sulit. Upaya yang dilakukan adalah memilih metode pembelajaran yang paling cocok untuk setiap materi yang dibahas. Pada materi tentang Hukum Newton dan Gerak Parabola, bila dijelaskan dengan hanya menggunakan metode ceramah, maka peserta didik akan merasa bosan dan mengantuk saat pelajaran, bahkan hasil yang diperoleh belum memuaskan. Penulis menerapkan pembelajaran Fisika sambil bermain di luar kelas.

 

Peserta didik dibagi dalam kelompok lalu bergegas keluar kelas. Dua kelompok secara terpisah diberi kesempatan untuk melakukan tarik tambang. Dengan penuh semangatnya mereka mulai menarik tambang sekuat mungkin hingga lawan melewati garis. Pada saat tarik menarik terjadi, konsep Fisika Hukum Newton tentang Gerak dan Gaya, yakni semakin kuat gaya yang diberikan maka akan semakin besar pula reaksi yang diterima, semakin keras menarik tambang maka tangan akan semakin sakit. Hal ini sesuai dengan penerapan Hukum III Newton tentang Aksi dan Reaksi.

 

Sementara untuk Materi Gerak Parabola, penulis mengajak peserta didik bermain “patok lele”. Mereka terbagi dalam kelompok. Secara bergilir, mereka memukul kayu kecil yang berada tepat di bawah cekungan tanah berlubang. Kayu pendek terlempar dan melambung ke udara. Hal inilah yang berkaitan dengan Gerak Parabola. Setelah itu, peserta didik mengukur jarak lempar kayu kecil dari titik asal. Ini dilakukan secara berulang sambil penulis memberikan penjelasan tentang Materi Parabola.

 

Dua jenis permainan yang telah penulis sebutkan di atas adalah contoh permainan tradisional yang hampir tak pernah dilestarikan lagi. Pelajar zaman modern lebih suka memainkan jari di atas tuts-tuts android, lalu berhujung pada keluhan akan sulitnya Mata Pelajaran Fisika. Padahal, jika dipikir, mengapa tidak kita manfaatkan saja permainan tradisional sebagai media untuk mengenal, bahkan menanamkan dalam kalbu bahwa ilmu Fisika itu ternyata tidak sulit. Guru dan peserta didik sebagai anak tanah Indonesia berkewajiban memanggil pulang permainan-permainan zaman dahulu yang hampir punah.

 

Selain cara yang sudah diterapkan oleh penulis pada pembelajaran Fisika di SMA Negeri 1 Adonara Tengah, ada juga beberapa tips yang dibagikan penulis untuk menegaskan bahwa Fisika itu bukan menjadi mata pelajaran yang momok dan menakutkan. Pertama, kenalilah, senangilah pelajaran Fisika, kemudian bertemanlah. Tak kenal maka taksayang, yang tak asing akan menjadi yang utama. Perasaan senang akan menimbulkan motivasi kuat untuk belajar. Apabila belajar Fisika tanpa dilandasi rasa senang, maka dalam diri peserta didik akan timbul gaya tolak terhadap ilmu yang akan masuk, sehingga berapapun lamanya peserta didik belajar, akan terasa percuma dan sia-sia.

 

Kedua, pahami terlebih dahulu pokok bahasan atau materi pokok yang akan dipelajari. Apakah materi tersebut ada hubungannya dengan kehidupan sehari-hari? Misalnya, besok adalah jadwal pembelajaran Mata Pelajaran Fisika, dan materi yang akan dibahas adalah materi tentang Hukum Gravitasi Newton, maka peserta didik harus mencari permasalahan apa dalam kehidupan sehari-hari yang ada hubungannya dengan materi tersebut. Hal ini akan membantu dalam memahami tentang materi.

 

Ketiga, jangan menghafal rumus, tetapi pahamilah dari mana rumus itu berasal. Peserta didik harus mengerti terlebih dahulu alur rumus dari konsep awal sampai menjadi rumus akhir. Rumus yang dipahami dari mana ia berasal akan selalu mudah diingat dan dipanggil dari memori kita saat hal itu terlupakan. Perlu diketahui bahwa keindahan Fisika itu sebenarnya terlihat pada konsep yang selama ini sering ditelantarkan. Dengan memahami konsep secara baik dan benar, serta paham dengan penurunan dan aplikasi rumus itu sendiri, maka percayalah, Fisika akan menjadi sesuatu yang selalu dirindukan dalam pembelajaran di sekolah.

 

Hasil tidak mungkin mengkhianati proses. Dan memang benar, setelah cara yang sudah dijelaskan di atas diterapkan dalam proses pembelajaran, hasil belajar peserta didik mengalami peningkatan. Hal ini terbukti dari nilai ulangan materi Hukum Newton yang mengalami peningkatan drastis. Dan hal ini mampu membuat sirna sebagian anggapan bahwa Fisika itu sulit.

 

Mari hilangkan anggapan bahwa Fisika itu sulit, karena memang Fisika itu tidak sulit. Penciptaan iklim belajar yang menyenangkan di luar kelas yang dikombinasikan dengan permainan tradisional ternyata mampu menciptakan semangat belajar peserta didik dan dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik. Semoga cara yang sama ini bisa diterapkan di sekolah lain, khususnya dalam pembelajaran Fisika. (red)


Post a Comment

2 Comments