Suasana
kegiatan Soma bagi para animator dan animatris Sekami di Wilayah Kota Maumere, Sabtu-Minggu
(19-20/2/2022).
Sikka, CAKRAWALANTT.COM - Tim Pastoral
Antar Paroki Tetangga (TPAPT) yang terdiri dari Paroki Katedral, Thomas Morus,
Misir, Wolomaget dan Quasi Waioti, Keuskupan Maumere menggelar kegiatan School of Missionary Animator (Soma)
bagi para animator dan animatris di Wilayah Kota Maumere. Kegiatan yang
berlangsung selama dua hari, yakni Sabtu-Minggu (19-20/2/2022) tersebut digelar
di Gedung Quasi Waioti secara tatap muka dengan tetap menerapkan Protokol
Kesehatan (Prokes).
Dalam
wawancaranya bersama media ini, Direktur Diosesan KKI Keuskupan Maumere, RD.
Christian Rudy Parera, Pr mengungkapkan bahwa kegiatan Soma tersebut berguna
untuk meningkatkan kapasitas para animator dan animatris dalam mendampingi
anggota Serikat Kepausan Anak-anak Misioner (Sekami). Di dalam kegiatan Soma,
imbuhnya, para peserta akan mendapatkan wawasan baru untuk memahami keseluruhan
materi serta dibekali materi-materi penting terkait makna misi dan tugas
perutusan Allah, Perutusan Roh Kudus, dan Gereja.
“Animator
dan animatris dapat melakukan pendampingan anak secara kontinyu ke
komunitas-komunitas basis terkecil dalam Wilayah Keuskupan Maumere agar
komunitas-komunitas tersebut mendapatkan sentuhan iman, harapan dan kasih,
termasuk anak-anak yang membutuhkan sentuhan-sentuhan praktis dalam karya
perutusan,” sambung RD. Christian.
Lebih
lanjut, Sekretaris Eksekutif KKI Keuskupan Maumere, Ivanna Gaharpung
menandaskan bahwa kegiatan Soma tersebut mengusung tema “Duc in Altum”. Untuk
itu, harap Ivanna, para peserta yang terlibat di dalamnya bisa memperoleh pengetahuan dan pengalaman baru dengan memperkaya wawasan, keterampilan dan dedikasi dalam mendampingi
anak-anak Sekami di tempatnya masing-masing.
Pada
kesempatan yang sama, Pastor Paroki Thomas Morus, RD. Laurensius Noi menuturkan
bahwa kegiatan Soma tersebut merupakan program kerja dari Biro KKI Keuskupan
Maumere guna meningkatkan kualitas Sekami sebagai wadah pengembangan karakter,
iman, dan pengetahuan anak-anak. Selain itu, imbuhnya, anak-anak yang tergabung
di dalam wadah Sekami bisa menggali minat dan bakatnya secara baik.
Hal senada
juga ditekankan oleh Dosen Program Studi (Prodi) Psikologi Universitas Nusa
Nipa (Unipa) Maumere, Maria Nona Nancy yang juga bertindak selaku pemateri
dalam kegiatan kegiatan Soma. Menurutnya, proses pendampingan anak harus dilihat
berdasarkan tingkatan usia. Untuk itu, tegasnya, proses pendampingan juga
membutuhkan support system, peran
orang tua serta keluarga yang memiliki kemampuan dan keterampilan. Selain itu,
sambungnya, di dalam proses pendampingan, rasa peka dan bela rasa terhadap
kebutuhan anak harus disesuaikan dengan tahapan-tahapan perkembangannya.
Di sisi
lain, Koordinator Kegiatan Soma, Sr. Agnes, PACR menerangkan bahwa semua
rangkaian acara yang terdapat dalam kegiatan Soma berjalan dengan lancar, baik
dari tahap persiapan hingga pelaksanaan. Untuk diketahui, peserta dalam
kegiatan Soma tersebut berjumlah 30 orang. Prosesi pembukaan dan seremoni
penutup pada kegiatan tersebut turut dimeriahkan oleh Orang Muda Katolik (OMK)
dan Sekami Quasi Waioti. (Sebastianus Kopong/MDj/red)
0 Comments