TTS,
CAKRAWALANTT.COM – Usai dilantiknya empat kepala sekolah pada
lembaga pendidikan Kristen di Wilayah Desa Tetaf, Kecamatan Kuatnana, Kabupaten
TTS, oleh Yayasan Pendidikan Kristen (YAPENKRIS) Tois Neno, Minggu (28/02/2021)
lalu, Plt. Kepala SMP Kristen 1 Amanuban Barat, Sinorance Neno, S.Pd., mendapat
penolakan dari 16 orang guru di sekolah setempat.
Penolakan
tersebut tertuang dalam surat yang dilayangkan kepada Dinas Pendidikan dan Kebudayaan
Kabupaten TTS, tertanggal 19 Maret 2021. Dalam surat yang ditandatangani oleh
16 orang guru tersebut, dikemukakan beberapa pernyataan sikap:
1. Semua
kegiatan yang dilaksanakan di sekolah hanya melibatkan guru dan pegawai yang
dekat dengan Plt, antara lain:
a). Pada
saat pertemuan antara sekolah dengan pihak Yayasan, Sinode dan Gereja pada
tanggal 24 Februari 2021 bertempat di GMIT Imanuel Kuatnana tidak memberikan
informasi dan tidak melibatkan semua guru, hanya melibatkan guru yang dekat dengan
Plt.
b). Pada
saat penyerahan surat penunjukkan Plt sekaligus Perhadapan Plt pada kebaktian
Minggu, tanggal 28 Februari 2021 yang dilaksanakan di GMIT Imanuel Kuatnana
tidak pernah diinformasikan kepada semua guru.
c). Pada
saat pihak Sinode dan YAPENKRIS Tois Neno hadir di SMP Kristen 1 Amanuban Barat
pada tanggal 5 Maret 2021 untuk penyerahan hasil mediasi, Plt tidak pernah
memberi informasi atau mengundang semua guru.
d). Pada
saat terjadi perbaikan ruang kepala sekolah oleh pihak keluarga pada tanggal 12
Maret 2021 yang disaksikan langsung oleh petugas keamanan sekolah, penjaga
sekolah, pegawai sekolah dan diketahui oleh Plt dan guru-guru yang dekat dengan
Plt, yang bersangkutan tidak melakukan komunikasi dengan guru-guru yang lain
atau komite sekolah tetapi berkoordinasi dengan pihak luar sekolah dan atas
anjuran pihak luar tersebut justru melaporkan kejadian tersebut ke pihak
kepolisian dan akhirnya laporan tersebut ditolak karena tidak memenuhi unsur
pidana.
2. Dari
semua masalah pada poin (1) kami guru-guru meminta klarifikasi kepada Plt
melalui WA Group Sekolah tapi tidak dijawab tetapi kami justru mendapat jawaban
dari media online. Bahkan karena permohonan klarifikasi kami tidak terjawab Plt
dan guru-guru dekatnya memilih keluar dari WA Grup sekolah sehingga menciptakan
blok-blok atau kelompok dalam sekolah.
3. Sampai
saat ini Plt belum pernah menunjukkan surat penunjukkan Plt kepada guru-guru
dan pegawai dalam rapat dewan guru.
4. Sampai
saat ini belum dilaksanakan rapat pembagian tugas guru/pegawai yang menjadi
dasar bagi kami untuk melaksanakan tugas dan kewajiban sebagai guru untuk
mendukung semua kegiatan di sekolah.
5. Sampai
saat ini belum dilaksanakan rapat untuk penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran
Sekolah (RKAS) sehingga dikhawatirkan akan membuat kegiatan-kegiatan di sekolah
(Ujian Sekolah, Honor guru, dll) tidak dapat berjalan dengan baik karena dana
BOS belum bisa dicairkan.
6. Sampai
saat ini belum dilaksanakan rapat persiapan ujian sekolah baik rapat bersama
dewan guru maupun dengan orang tua siswa peserta ujian sekolah.
7. Plt
menyangkal tidak mengenal petugas keamanan dan pegawai sekolah di hadapan pihak
kepolisian, hal ini membuat kami merasa tidak dipandang sebelah mata oleh Plt.
8. Plt
tidak bisa meredam konflik yang terjadi di SMP Kristen 1 Amanuban Barat.
Berdasarkan
uraian di atas melalui surat ini kami guru-guru yang bertanda tangan pada surat
ini menyatakan MENOLAK Plt Kepala SMP Kristen 1 Amanuban Barat (Sinorance Neno,
S.Pd) yang ditunjuk oleh Kepala Dinas P dan K berdasarkan permohonan dari
YAPENKRIS Tois Neno karena TIDAK MAMPU MELAKSANAKAN TUGAS dengan baik.
Yang
membuat pernyataan: Yakob S. Faot, S.Th, Dra. Maxima R. Bhia, Onlifira M. Laoe,
ST, Aryelsen S. A. Tabun, S.Pd, James E. Timo, S.Pd, Ibson Manao, S.Pd, Meksi
G. Y. Lobemato, S.Pd, Charles R. Tse, S.Pd, Blandina Tse, S.Pd, Astiantri K.
Feo, S.Pd, Santi S.S. Saefatu, S.Pd, Marni P.J.A. Frans, S.Pd, Yumima Frans,
Agustinus D. S. Soares, Richard Pingak, Paulus Liukae.
Mediasi
Dinas PK TTS
Menyikapi
hal itu, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten TTS, melalui Kepala
Bidang Pembinaan SMP, David Mbolik, mendatangi sekolah tersebut guna melakukan
mediasi dan juga memberikan penjelasan terkait surat yang diperoleh, Selasa
(30/3/2021).
Usai
melakukan pertemuan dengan Plt. kepala sekolah dan para guru di SMP
Kristen 1 Amanuban Barat, kepada media ini David Mbolik menyampaikan bahwa
terkait dengan surat penolakan Plt. kepala sekolah yang disampaikan oleh 16
guru pada SMP Kristen 1 Amanuban Barat, intinya bahwa mereka menolak Plt. kepala
sekolah.
“Saya
sudah kumpulkan mereka dan mediasi, namun karena faktor situasional yang
menimbulkan emosi, saya menjelaskan bahwa sesungguhnya proses penunjukkan Plt. kepala
sekolah yang dilakukan oleh kadis bukan semata-mata karena maunya dari Dinas PK
tetapi atas permintaan dari Yayasan Pendidikan Kristen Tois Neno, untuk
mengatasi kevakuman yang terjadi pasca meninggalnya Almarhum Semuel Laoe, S.H.,
pada bulan Januari lalu,” ungkapnya.
Karena
situasinya tiba-tiba, lanjut David, yang menimbulkan kevakuman pada SMP Kristen
1 Amanuban Barat, maka Ketua Yapenkris Tois Neno meminta salah satu guru untuk
mengisi kevakuman tersebut. Karena kebetulan di sekolah tersebut ada 3 orang
PNS dan menurut ketua yayasan mereka masih membutuhkan guru PNS, karena itu kepala
dinas menunjuk Sinorance Neno, S.Pd., sebagai Plt. kepala sekolah untuk mengisi
kevakuman tersebut.
Kemudian
16 orang guru yang ada karena situasi atau akibat konflik internal Yayasan,
kemudian mereka membuat surat penolakan sebagai ekspresi perasaan mereka
terhadap kebijakan yang dibuat oleh dinas PK TTS dalam hal ini penunjukkan Plt.
kepala sekolah.
“Menurut mereka,
penunjukkan Plt. kepala sekolah tersebut harus dikonsultasikan, jadi saya
menyampaikan bahwa penunjukkan Plt. kepala sekolah ini adalah kebijakan dari
pimpinan setelah diminta oleh Yayasan dan itu tidak perlu untuk
dikonsultasikan, kecuali di sini tidak ada orang yang memenuhi syarat lalu
diambil orang dari sekolah lain untuk jadi Plt. kepala sekolah di sana tetapi
ini kan dari dalam sekolah dan sebenarnya tidak ada persoalan,” tutur David.
David
melanjutkan, “Namun semua memahami situasi itu, dari 16 itu ada 5 orang yang
berbicara kemudian dari Plt. kepala sekolah juga mengeluarkan pendapat, tapi
dari itu ada beberapa guru yang mengatakan bahwa masih belum puas. Lalu saya
juga mengatakan bahwa ya, untuk memang puas ya tidak mungkin untuk saat ini
tetapi nanti waktulah yang membawa perubahan itu yang kemudian akan memberikan
kepuasan dalam pelayanan. Akhirnya juga kami bersepakat seperti itu, saya juga
menyampaikan bahwa saya akan datang ke sini untuk pantau juga di sekolah dan
kehadiran saya di sini tidak untuk mengintervensi konflik internal yang terjadi
di lembaga ini tetapi untuk mencegah timbulnya kerugian bagi peserta didik. Saya
telah mengumpulkan mereka semua untuk berbicara dari ke hati agar pelayanan
terhadap peserta didik juga dapat berjalan dengan baik.”
Terkait persiapan
menghadapi Ujian Akhir Sekolah (UAS), tambah David, pihak sekolah tetap melaksanakannya
sesuai dengan jadwal yang sudah ada yaitu akan ujian pada tanggal 19 hingga 23
April mendatang. Untuk mendukung persiapan dan juga pelaksanaan ujian sekolah di
bulan April ini, dirinya telah memerintahkan agar segera melakukan rapat dewan
guru untuk menyusun RKAS BOS 2021.
“Kemudian
dikonsultasikan dengan tim BOS di kabupaten, setelah disetujui dan disahkan
oleh kepala dinas untuk mencairkan dana BOS tahap 1 karena sudah ditransfer di
rekening untuk segera mencairkan lalu lakukan pembiayaan untuk persiapan
pelaksanaan ujian dan juga insentif bagi para tenaga pendidik yang ada. Karena
itu deadline yang saya berikan harus dalam minggu ini selesaikan agar
semua aktivitas di sekolah dapat berjalan dengan lancar,” pungkasnya.
Berita dan
Foto: Lenzho Asbanu
Editor:
R. Fahik/ red
0 Comments