Lukas Sumba, S.Fil |
Manggarai Timur, CAKRAWALANTT.COM
–
SMA/SMK di Manggarai Timur siap menyelenggarakan Kegiatan Belajar Mengajar
(KBM) di tahun ajaran baru 2020/2021. Hal ini disampaikan Koordinator Pengawas
SMA/SMK Kabupaten Manggarai Timur, Lukas Sumba, S.Fil., Senin (29/6/2020) di
ruang kerjanya.
“Kita
tetap melaksanakan KBM sesuai juknis
dari kementerian dan juga tetap mengikuti protokoler kesehatan. Yang paling
penting juga dukungan orang tua, kalau mau anaknya sekolah, itu juga disepakati
pada saat rapat komite bersama orang tua. Anak-anak milik orang tua. Sekolah
ini sebagai lanjutan orang tua yang ada di rumah. Kita tetap mengikuti regulasi
dari kementerian yakni untuk KBM tatap mukanya berjumah 18 siswa, itu pun
waktunya hanya 15 menit, tetap mengikuti protokeler kesehatan. Kita siap KBM
sesuai regulasi,” ungkapnya.
Sementara
itu Ketua MKKS SMA Kabupaten Manggarai Timur, Leksi Naluk, S.Pd, yang juga
adalah Kepala SMAN 5 Poco Ranaka, menuturkan bahwa di SMAN 5 Poco Ranaka sudah
siap untuk melaksanakan KBM, dengan alasan mendasar karena kabupaten Manggarai
Timur sudah ditetapkan sebagai zona hijau sehingga diberi kesempatan untuk
belajar tatap muka.
Leksi Naluk, S.Pd |
Hal
tersebut, lanjutnya, merupakan sesuatu yang sangat positif mengingat pembelajaran
di rumah, sesuai konteks di daerah Manggarai Timur tidak terlalu efektif.
Banyak persoalan dan hambatan yang ditemui, ada siswa yang tidak memiliki HP,
ada siswa yang memiliki HP namun di daerah tinggalnya tidak ada jaringan
internet, ada juga siswa yang memiliki HP namun kesulitan mendapatkan pulsa
internet.
Untuk
pembelajaran di rumah, jelas Leksi Naluk, pihaknya sudah menggunakan
pembelajaran daring atau online yakni
WA group, dan group messenger. Guru-guru mengirim tugasnya lewat aplikasi itu,
tetapi setelah dilaksanakan, dari satu rombongan belajar paling banyak yang
mengumpulkan tugas, kurang lebih 40-50%, dan dari 40-50% itu kami petakan
memang tempat-tempat mereka itu memiliki sinyal internet. Lalu anak-anak yang
tidak ada sinyal, responnya tidak pernah ada, dan responnya terlambat bahkan
tidak ada kontak sejak 28 Maret hingga 27 Juni 2020.
“Tidak
ada kontak dengan mereka, memang kami sadar karena tidak ada sinyal di tempat
mereka. Contoh saja ada siswa yang dari
bagian Elar, Lambaleda, Borong bagian perbatasan, sinyalnya agak ‘setengah mati’
khusus jaringan internet. Sehingga bersyukur adanya KBM tatap muka. Kami tetap
mengikuti protokeler kesehatan, untuk itu ada perubahan anggaran dana BOS untuk
sebagian mengarah ke penanganan pandemi covid-19 seperti pembelian alat-alat
kesehatan masker, disinfektan, pencuci tangan, ember kran, dan lain-lain,”
jelasnya. (Ino Sengkang/red).
0 Comments