Presiden RI, Joko Widodo. (Foto: cnnindonesia.com) |
JAKARTA, CAKRAWALANTT.COM – Presiden RI, Joko Widodo () menyatakan terdapat tiga permasalahan pendidikan Ia menyatakan persoalan itu merujuk pada hasil survei Programme for International Student
Assessment (PISA) atau Program Penilaian Pelajar Internasional.
Dari
hasil survei PISA tahun 2018, skor rata-rata Indonesia menurun di tiga bidang
kompetensi dengan penurunan paling besar di bidang membaca yakni 371 di posisi
74. Rata-rata kemampuan membaca negara yang tergabung dalam The Organisation for Economic Co-operation
and Development (OECD) memiliki skor 487. Sementara kemampuan
matematika berada di skor 379 dengan posisi 73 dan kemampuan sains dengan skor
396 di posisi 71.
"Berdasarkan
survei PISA kita bisa mengetahui tiga permasalahan utama yang harus
diatasi," ujar Jokowi saat membuka rapat terbatas
tentang 'Strategi Peningkatan Peringkat Indonesia dalam PISA'
melalui siaran langsung di akun YouTube Sekretariat Presiden, Jumat (3/4/2020).
Persoalan pertama, kata Jokowi, adalah besarnya
persentase siswa berprestasi rendah. Ia menargetkan jumlah siswa
berprestasi rendah dapat ditekan hingga kisaran 15-20 persen pada 2030.
"Meski
kita tahu Indonesia berhasil meningkatkan akses anak usia 15 tahun terhadap
sistem sekolah tapi masih perlu upaya lebih besar menekan siswa berprestasi
rendah hingga di kisaran 15-20 persen di 2030," katanya.
Kemudian, lanjut Jokowi, persentase siswa mengulang kelas
yang masih tinggi mencapai 16 persen. Menurutnya, jumlah ini lebih banyak 5
persen dibandingkan rata-rata persentase siswa mengulang kelas di negara-negara
OECD.
Sementara persoalan yang terakhir
adalah tingginya ketidakhadiran siswa di kelas. Mengacu pada survei
PISA, kata Jokowi, perlu langkah-langkah perbaikan menyeluruh baik dari aspek
peraturan, regulasi, anggaran infrastruktur, manajemen sekolah, kualitas guru,
hingga beban administratif guru.
"Ini berkali-kali saya tekankan, mengenai beban
administratif guru. Guru tidak fokus kegiatan belajar mengajar, tapi lebih
banyak dipakai untuk hal-hal yang berkaitan dengan administratif. Ini tolong
digarisbawahi," ucap Jokowi.
Mantan
Wali Kota Solo dan Gubernur DKI Jakarta itu juga meminta perbaikan proses
belajar dengan perbaikan teknologi informasi dan komunikasi. Ia juga
mengingatkan perbaikan lingkungan belajar yang meliputi motivasi belajar dan
menekan perundungan di sekolah. Sebab menurut survei PISA, kata dia,
terdapat hubungan antara kondisi sosial ekonomi siswa dengan capaian hasil
Ujian Nasional (UN) atau skor nilai PISA.
"Perbaikan lingkungan belajar siswa, termasuk motivasi
belajar, menekan tindakan perundungan di sekolah," kata Sang Kepala
Pemerintahan tersebut. (cnnindonesia.com/rf)
0 Comments