Kota
Kupang, Cakrawala NTT - Pagi itu sekitar jam 08.30 WITA suasana
agak berbeda di Swiss Berlin Hotel sebuah hotel tua dengan arsitektur ala semi
gotic yang terletak di pesisir pantai Pasir Panjang, Kota Kupang-NTT. Tampak
berbaris rapi laki-laki perempuan berusia dewasa dengan busana beraneka
ragam. Ada yang berbusana profan ala kadarnya, ada berseragam putih-hitam tapi
yang lebih kerennya ada yang berbusana tenunan adat dengan motif yang sangat
special. Satu persatu mereka secara bergiliran dituntun untuk registrasi. Bukan
cuma registrasi manual loh, tapi juga registrasi online. Mungkin sejalan dengan
tema kegiatan yang akan digeluti hari ini, besok, dan lusa (14-16/03/18) yaitu Seminar dan Workshop tentang
Literasi Digital. Jadi semuanya menggunakan wadah digital. Iya, ini memang
wajar karena era digital sudah mengkonstruksikan tatanan dunia komunikasi zaman ini. Semuanya jadi serba mudah dan
canggih.
Tapi kemudian muncul pertanyaan, apakah digital hanya
berpengaruh pada situasi hidup yang positif saja? Atau adakah dampak negatif
yang bisa dimunculkannya? Mungkin ini akan dijawab dalam seminar yang berpayung
pada sebuah tema spesifik, SMART SCHOOL ONLINE:
Menguatkan Literasi Digital Melalui Sekolah.
Para peserta pun berdatangan menghadiri undangan itu.
Kurang lebih 300-an lebih peserta yang diundang. Karena temanya berhubungan
dengan literasi sekolah maka undangan ini pun dikhususkan bagi para orangtua,
guru, mahasiswa dan utusan dari komunitas-komunitas kategorial yang ada di Kota
Kupang.
Para peserta terlihat sangat antusias menghadiri seminar
sekaligus workshop yang baru pertama
dilakukan di Kota Kupang itu. Setelah semua undangan memenuhi kursi-kursi yang
telah disiapkan tiba-tiba terdengar suara melengking, membahanakan suasana di
ruangan itu dengan sapaan-sapaan yang penuh motivatif. Fokus peserta pun
langsung terarah pada sapaan perdana sang Master
of Ceremony (MC) Marianus Seong Ndewi, S.Pd, M.Pd. Pria yang biasa disapa
Ryan yang adalah guru di SMAN 4 Kota Kupang dan juga “wapres” Komunitas
Secangkir Kopi Kupang mulai beraksi dengan permainan kata-katanya. Para peserta
yang hadir pun semakin terbawa pada aura kegiatan saat itu sekaligus
membangkitkan rasa penasaran yang luar biasa tentang isi, makna, dan tujuan
kegiatan saat itu.
Kira-kira jam 09.15 acarapun di mulai yang diawali dengan
pengukuhan anggota tim relawan Literasi
Digital Kota Kupang. Walau cuma sesaat tapi momen pengukuhan ini menggariskan
sebuah arti penting bahwa saatnya sekarang Literasi Digital penting untuk
disosialisasikan. Akhir dari pengukuhan inipun disambut meriah oleh para
peserta yang hadir dengan aplaus yang
semangat. Seusai pengukuhan acara pun dilanjutkan dengan sepatah dua kata dari
koordinator umum kegiatan ini.
Terdengar sapaan mempersilahkan dari MC nan penuh
semangat. Serentak mata peserta tertuju pada seorang ibu bertubuh mungil
berbusana merah-merah yang berlangkah cekatan, penuh semangat menuju podium
yang telah disediakan. Setelah mengatur posisi mike, wajahnya kemudian diarahkan kedepan peserta dengan tatapan
penuh ceria dan bersahabat.
“Hallo Kupang”. Itulah sapaan awal dari ibu yang bernama
lengkap Diena Haryana ketika membuka sambutannya. Setelah itu ia tak butuh
waktu lama menggariskan beberapa point penting terkait mengapa kegiatan seminar
dan workshop literasi digital ini dilaksanakan, apa
tujuannya dan kenapa lokasinya adalah kota Kupang.
“Kita sekarang
sudah masuk babak baru sebuah tatanan kehidupan modern di mana semuanya
berproses serba canggih dan mudah akibat perkembangan IPTEK. Salah produk IPTEK
yang trend sekarang adalah munculnya
beragam aksesoris digital yang satu sama lain saling menawarkan keunggulan
fitur-fiturnya masing-masing. Produk-produk digital ini menjadi sumber informasi yang cepat dan mudah ketika mengakses
jaringan internet sebagai produk inti untuk
mendapatkan dan menyebarkan informasi. Ini hal yang positif sejalan dengan
tuntutan perkembangan dunia digital sekarang. Tetapi disisi lain dampak negatif juga tidak kalah cepatnya
mempengaruhi sendi-sendi kehidupan kita jika kita belum secara cerdas dan bijak
memanfaatkan produk-produk digital ini. Dan selama ini dampak negatif ini sudah
menjadi masalah yang cukup krusial menghantui kepribadian dan karakter generasi
zaman ini. Atas dasar masalah ini maka kegiatan hari ini dibuat. Tujuannya
untuk memberikan pengedukasian terkait dampak negatif dan positif dari
perkembangan dunia digital dan bagaimana
cara pencegahannya. Terkait dengan kegiatan ini sudah beberapa kota dan
propinsi yang sudah kami kunjungi untuk mensosialisasikan program ini. Dan kali
ini di kota Kupang. Hasilnya juga positif melihat antusiasme para peserta yang
hadir membludak di ruangan ini. Ini
membuktikan bahwa Kota Kupang juga sangat membutuhkan program ini. Semoga semua
proses kegiatan yang berlangsung selama tiga hari ini diikuti secara baik dan
membawa hasil yang positif dan berguna bagi peserta yang hadir”
Ibu yang pada sesi pemamparan materi juga menjadi salah
satu narasumber mewakili SEJIWA Foundation kemudian mengakhiri sambutannya yang
langsung disambut aplaus meriah oleh
para peserta.
Hal senada juga dikatakan Kepala UPT Wilayah 1 Soleha
Wongso dalam sambutan yang dibacakan salah satu utusan yang mewakilinya
sekaligus dimandatkan untuk membuka seminar dan workshop literasi digital ini. Dalam sambutannya ini juga Wongso
mengajak semua elemen pendidikan baik guru, orang tua, siswa, mahasiswa dan
masyarakat di kota Kupang untuk segera mensosialisasikan dan memberikan edukasi
tentang literasi digital ini. Hal ini perlu karena pengaruh dunia digital sudah
menjadi fenomena yang cukup akut membingkai karakter dan kepribadian generasi
zaman ini. Semoga seminar dan workshop
menjadi awal yang baik bagi semua elemen pendidikan untuk mengakarkan literasi
digital yang lebih edukatif dan
produktif.
Akhir dari sambutan ini kemudian ditutup dengan pemukulan
gong sebagai tanda dibukanya kegiatan ini dengan resmi. Para peserta pun
langsung menyambut dentuman bunyi gong itu dengan tepukan tangan yang meriah.
Setelah acara pemukulan gong dilanjutkan dengan acara penyerahan cendera mata
dan foto bersama. Acara pembuka ini ditutup dengan Coffee Break
Setelah kurang lebih 30 menit Coffee Break, MC kemudian mengajak para peserta masuk pada poin
inti kegiatan hari pertama ini yaitu pemamaparan materi dari para narasumber.
Para pemateri yang akan memberi materi antara lain sesi pertama dari ICT Watct yang dibawakan oleh Mas
Indriyatno Banyumurti, sesi kedua dari ECPAT
yang dibawakan oleh Ibu Umi Farida dan sesi ketiga oleh ibu Diena Haryana dari perwakilan dari SEJIWA Foundation. Indriyatno Banyumurti
dalam materinya memaparkan secara garis besar tentang dampak positif dan
negatif dari internet sekaligus secara teknis memberikan solusi pencegahan
untuk meminimalisir dampak-dampak negatif dari penggunaan internet tersebut. Di
sesi kedua ibu Umi Farida dalam materinya secara spesifik menjelaskan fenomena
eksploitasi seksual anak melalui media online. Sedangkan pada sesi terakhir ibu
Diena Haryana menjelaskan tentang peran penting orangtua dalam upaya mencegah
prilaku-prilaku menyimpang anak akibat pengaruh media digital dan bagaimana
pentingnya pemahaman orangtua tentang dunia digital. Pemaparan materi inipun
berlangsung secara dialogis antara narasumber dan peserta sehingga sesi ini
tidak terlihat kaku dan searah.
Setelah pemaparan materi dilanjutkan dengan sesi diskusi.
Pada sesi ini para peserta diberikan kesempatan untuk mengajukan pertanyaan-pertanyaan.
Para peserta terlihat sangat antusias memberikan pertanyaan baik itu dari
perkawilan orangtua, guru, mahasiswa dan komunitas kategorial.
Pertanyaan-pertanyaan yang disampaikan pada umumnya terkait dengan fenomena-fenomena
aktual yang terjadi selama ini yang berhubungan dengan masalah penggunaan
internet, dampak-dampak dari penggunaannya dan bagaimana solusi teknis dan
moral untuk meminimalisir permasalahan-permasalahan tersebut. Ada beberapa
point yang coba ditanggapi para narasumber terkait beberapa hal yang diangkat
oleh tiga penanya yaitu perwakilan guru dari SMKN 3 Kota Kupang, perwakilan
mahasiswa sekaligus perwakilan kelompok kategorial “Perempuan Biasa” dan
perwakilan orangtua dan akademisi. Proses diskusi ini berjalan santai tapi cukup
menarik karena terjadi dialog interaktif antara peserta dan narasumber.
Kegiatan hari pertama inipun berakhir sekitar jam
15.00 WITA. Walau siang makin memanas namun antusisme para peserta kelihatan
tetap terjaga untuk mengikuti kegiatan keesokan harinya dan hari berikutnya.
Untuk kegiatan seminar besok direncanakan diperuntukan bagi 300-an siswa yang
akan dilangsungkan di tempat yang sama. Sedangkan 150 peserta hari pertama yang
terpilih akan mengikuti workshop
lanjutan di SMKN 3 Kota Kupang. Sedangkan pada hari ke-3 workshop akan diberikan kepada 150 peserta dari kalangan siswa yang
terpilih. Kegiatan workshop yang
terakhir ini akan berlangsung di tempat yang sama yaitu di SMKN 3 Kota Kupang.
Setelah kegiatan ini berdasarkan informasi yang diperoleh, para peserta akan dibagikan E-certificate
yang langsung dikirim ke masing-masing e-mail peserta. (Lamawato04/Lenzo)
0 Comments