Kupang, CAKRAWALANTT.COM - Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas
Katolik Widya Mandira (Unwira) menyelenggarakan kuliah umum bertajuk “Sehat
Mental untuk Hidup Sehat”, pada Jumat (28/02/2025) di Aula St.Hendrikus, Lt.4,
Gedung Rektorat Unwira. Peserta kegiatan terdiri Wakil Dekan I FKIP UNWIRA,
Drs.Lukas Seran, M.kes., Wakil Dekan II FKIP Unwira, Aloysius Joakim Fernandez,
S.Si., M.Si., para dosen dan mahasiswa FKIP Unwira.
Kuliah umum ini bertujuan untuk memberikan pemahaman
komprehensif tentang pentingnya kesehatan mental bagi mahasiswa dan bagaimana
membangunnya.
Kuliah umum ini menghadirkan dua narasumber, Br.
Dr. Kristinus Sembiring, SVD., S.Pd., M.Pd., pakar di bidang Bimbingan dan
Konseling dengan latar belakang pendidikan Sarjana di UNWIRA, pendidikan
Magister di Universitas Negeri Padang dan Doktor di Universitas Negeri Malang,
dan Waldetrudis Adelina da Lopez, S.Psi., M.Psi., seorang Psikolog. Br. Dr.
Kristinus Sembiring, SVD., dalam paparannya menekankan pentingnya memahami
kesehatan mental sebagai kondisi terbebas dari gangguan jiwa.
“Kesehatan mental bagi mahasiswa berarti
kemampuan mengelola stres secara wajar dan efektif,” ujarnya.
Kunci utama, lanjutnya adalah mengembangkan
mekanisme koping yang sehat untuk menghadapi tekanan akademik dan kehidupan
sehari-hari.
Sementara itu, Waldetrudis Adelina da Lopez
memberikan perspektif praktis tentang membangun kesehatan mental. Waldetrudis
Adelina da Lopez yang juga berpraktik sebagai Psikolog Klinis dan Associate
Psychology di Pelita Multi Talenta, menekankan pentingnya kesadaran diri akan
masalah adalah Langkah awal menuju pemulihan.
Ia juga menyoroti pentingnya spiritualitas dan
dukungan profesional.
“Membangun hubungan yang kuat dengan Tuhan dan
berkonsultasi dengan psikolog atau konselor profesional dapat memberikan dukungan
dan panduan berharga dalam proses pemulihan,” tambahnya.
Lebih lanjut, ia menjelaskan bahwa
ketidaksesuaian antara ekspektasi dan realita seringkali memicu stres dan
masalah kesehatan mental.
“Oleh karena itu, penting memiliki perspektif
realistis dan belajar menerima ketidaksempurnaan,” tegasnya.
Di akhir paparannya, Waldetrudis Adelina da
Lopez mengajak peserta untuk berfokus pada hal yang dapat dikendalikan dan
belajar menerima hal di luar kendali. (Nia
Masang/Yosefa Saru/MDj/red)
0 Comments