Seorang peserta didik sedang membacakan karya tulisnya di depan peserta workshop. |
Manggarai, CAKRAWALANTT.COM - Suasana hari yang berbeda dari biasanya terpancar di
Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Swakarsa Ruteng, Kabupaten Manggarai, Senin
(23/9/2024). Hari ini, sekolah ini tidak hanya menjadi tempat belajar, tetapi
juga ruang di mana mimpi dan harapan dijalin dengan kata-kata dan ide-ide
brilian, kemudian mekar menjadi karya yang lebih bermakna.
Untuk kedua kalinya, SMK Swakarsa berkolaborasi
bersama Yayasan Rumah Literasi Cakrawala menyelenggarakan kegiatan workshop
literasi. Pelaksanaan kegiatan ini lahir dari kepedulian dan komitmen bersama
untuk meningkatkan literasi di lingkungan sekolah. Selain itu, kegiatan ini
juga diadakan sebagai tindak lanjut dari pencapaian rapor pendidikan, khususnya
aspek literasi, yang masih tergolong rendah.
Kepala SMK Swakarsa Ruteng, Isidorus Son, mengatakan
bahwa momen tersebut merupakan kesempatan bagi para guru dan peserta didik
untuk bertransformasi menjadi kreator yang bisa menghasilkan berbagai karya
unik dan bermanfaat bagi siapa saja yang menikmatinya.
“Hari ini, mari kita gali potensi-potensi kita,
kemudian kita tuangkaan itu semua dalam berbagai jenis tulisan dan karya-karya
kreatif yang memuat cerita inspirasi bagi siapa saja yang menikmatinya,”
ungkapnya saat seremoni pembukaan kegiatan berlangsung.
Senada dengan Isidorus, Kepala Dinas Pendidikan dan
Kebudayaan Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), Ambrosius Kodo, dalam
sambutannya, menegaskan bahwa seorang guru (pendidik) perlu membuat situasi dan
kondisi kelas yang kondusif, nyaman, dan menyenangkan bagi para peserta didik.
Situasi pembelajaran yang nyaman, sambungnya, dapat membantu peserta didik
dalam menyerap ilmu pengetahuan yang diajarkan dengan baik.
“Sebagai guru, kita harus kreatif. Menjadi guru yang
kreatif tentu membutuhkan referensi yang banyak. Semakin banyak referensi, maka
semakin kreatif ide yang dapat diaplikasikan dalam kelas. Agar referensi itu
banyak, maka kita perlu rajin membaca dan menulis. Cobalah membuat pantun yang
menyenangkan sebelum dan sesudah pembelajaran sehingga bisa membuat peserta
didik antusias,” jelasnya melalui sambungan daring.
Harapannya, setiap peserta yang ikut mengambil bagian
dalam kegiatan ini bisa membawa pengaruh yang positif bagi peserta didik lain
terkait kehidupan literasi di lingkungan sekolah.
Pantauan media, kegiatan literasi ini diikuti oleh 60 orang
tenaga pendidik dan 50 orang peserta didik. Turut hadir secara daring pada
kesempatan tersebut, Kepala Balai Penjaminan Mutu Pendidikan (BPMP) Provinsi
NTT, Humas Perpustakaan Nasional (Perpusnas) Republik Indonesia (RI) dan
Pemimpin Redaksi (Pemred) Perpusnas Press, serta Duta Baca Indonesia. (Fr2D/MDj/red)
0 Comments