Update

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

UNWIRA KUPANG

SMA Negeri 2 Tasifeto Barat Gelar Workshop Jurnalistik bagi Kelompok Jurnalistik Sekolah

Para peserta workshop jurnalistik berpose bersama.


Belu, CAKRAWALANTT.COM - Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 2 Tasifeto Barat, Kabupaten Belu, menggelar kegiatan workshop jurnalistik bagi kelompok jurnalistik sekolah selama 3 hari, yakni pada Senin-Rabu, 10-12 Juni 2024, di Aula TOR Lo’o Damian. Kegiatan tersebut bertujuan untuk menumbuhkembangkan kemampuan menulis di kalangan warga sekolah, yakni peserta didik, pendidik, dan tenaga kependidikan.

 

Kepala SMA Negeri 2 Tasifeto Barat, Vincentius Fernandez, menjelaskan, pihaknya mengadakan program tersebut untuk membekali kelompok jurnalistik sekolah dengan teori dan praktik menulis, sehingga tidak hanya terpaku pada pengetahuan semata, tetapi juga pengalaman di dunia nyata.

 

“Diharapkan mereka bisa menjadi wartawan-wartawan muda yang kritis serta bisa menulis, meliput, dan mengisi website sekolah dengan berbagai jenis tulisan. Pelatihan ini juga penting agar para peserta didik tidak mudah terpancing informasi yang tidak benar,” ungkapnya.



Kegiatan yang melibatkan 50 peserta tersebut menghadirkan Yosef M. L. Helo, S.Pd., M.Hum dari Komisi Komunikasi Sosial (Komsos) Keuskupan Atambua, serta Eustachius Mali Tae, S.Pd. dan Yulius Mali selaku tim pemateri. Selain materi jurnalistik, para peserta juga diberikan pelatihan dan pendampingan terkait penulisan puisi dan cerita pendek.

 

Pada awal kegiatan, Senin (10/6/2024), Yosef memberikan motivasi kepada para peserta tentang pentingnya kebiasaan menulis dan keuntungan yang bisa diperoleh bila menjadi penulis. Kegiatan menulis, sambungnya, bisa dimulai dari tema-tema yang sederhana, seperti pengalaman harian.

 

“Pramoedya Ananta Toer berujar bahwa menulis itu bekerja untuk keabadian. Maka, mulailah menulis dari hal-hal sederhana, seperti pengalaman harian, apa yang dirasakan, dipikirkan, dan dialami. Kemudian, semua itu diungkapkan dalam bentuk tulisan,” ungkap Yosef yang juga rutin menulis di laman Kompasiana dan Berita Keuskupan Atambua.



Pada sesi berikut, Eustachius memberikan materi tentang dasar-dasar menulis, penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar, serta penulisan berita dan jenis tulisan lainnya agar mampu menyampaikan pesan kepada pembaca. Sedangkan, pada hari kedua, Selasa (11/6/2024), ia melanjutkan pemaparan materi tentang penulisan berita.

 

“Menulis berita itu sebetulnya adalah menceritakan atau menyampaikan kegiatan, kejadian, dan atau peristiwa tertentu kepada orang lain. Cerita itulah yang ditulis agar dapat dibaca oleh orang lain,” jelasnya.

 

Ia juga menguraikan komponen-komponen yang harus terkandung dalam sebuah pemberitaan, seperti unsur 5 W (who, when, where, why, dan what) dan 1 H (how).



Sementara itu, pada hari yang sama, Yosef memberikan arahan dan penjelasan terkait proses publikasi tulisan, baik melalui media cetak maupun online. Selain itu, tulisan-tulisan yang telah dihasilkan, tambahnya, juga dapat dipajang di majalah dinding sekolah atau kelas masing-masing.

 

Sedangkan, pada hari terakhir, Rabu (12/6/2024), Yulius membekali para peserta dengan teknik memotret dan menyunting foto/video yang baik dan benar. Hal itu, ungkapnya, berguna untuk menghasilkan karya foto/video jurnalistik yang berkualitas saat disebarkan (posting) melalui media massa.



Untuk diketahui, seusai mengikuti kegiatan workshop tersebut, para peserta berhasil menghasilkan aneka jenis tulisan, baik berupa berita, puisi, maupun cerita pendek. Hasil tulisan tersebut diserahkan sepenuhnya kepada tim pembina jurnalistik sekolah.

 

Penulis: Putri Dinda Ireny Nubatonis & Francisia Morethanza Seran

(MDj/red)


Post a Comment

0 Comments