Puisi Yeremias Jemaras*
Hati
Malam kembali menyapa,
kesendirian melanda jiwa,
pria paruh baya duduk termenung
sembari mengenang kisah.
Banyak memori terkuak
yang lekang oleh waktu,
yang tentu tak sempat dikenang jua.
Yang tersisa hanya malam
yang sunyi tanpa bintang
seakan jiwa tak ada teman
selain nampak bayangan.
Luka,
yah, luka yang tersisa
dari perjalanan yang panjang.
Seperti figuran dalam panggung teater,
selalu menjadi yang kedua,
dan bukan yang utama.
Kita dan Rindu
Ruang hampa mulai membendung diri,
menepis rasa yang berujung duka.
Kucoba membendung semua
dengan tangisan tanpa noda.
Kita,
kenangan di sudut ruang
saat hujan sedang malu.
Sedang sekarang tak ada lagi itu,
yang tersisa hanya rindu
dalam kelamnya cinta.
Kita,
tak ada lagi sapaan
seperti orang yang bertemu,
bertatap tanpa nama.
Akankah sesingkat itu?
Entahlah, rindu selalu membayang
terbayang dalam tidur larutku.
Rindu selalu menjelma
datang dalam mimpi panjangku.
*Penulis adalah peserta didik kelas XI
Bahasa SMA Negeri 1 Borong, Kab. Manggarai Timur.
0 Comments