Update

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

UNWIRA KUPANG

FST Unwira Gelar Kuliah Umum terkait Pangan Lokal dan UMKM

 

Pose bersama.


Kupang, CAKRAWALANTT.COM - Fakultas Sains dan Teknologi (FST), Universitas Katolik Widya Mandira (Unwira) Kupang, menggelar kuliah umum dengan tema Diversifikasi Pangan Lokal dalam Rangka Pengembangan UMKM di NTT, Kamis (5/10/2023), di Aula St. Paulus, Gedung Rektorat, Kampus Penfui.

 

Kuliah umum tersebut menghadirkan 3 Pembicara, yakni Prof. Dr. Judy Retty B. Witono, M.App.Sc., Marcelina Kopong, S.H., M.Hum., dan Paulus Risan F. Lalong, S.Pd., M.T.P.

 

Dekan FST Unwira, Br. Anggelinus Nadut., S.Si., M.Si., dalam sambutannya, mengatakan, kuliah umum yang diselenggarakan tersebut berkenaan dengan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-28 Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA).

 

Menurutnya, selama 27 tahun (1995-2022) FMIPA dengan Program Studi (Prodi) Kimia dan Biologi berkiprah dalam sains murni serta telah menghasilkan banyak alumni yang bekerja di berbagai instansi pemerintahan maupun swasta.



“Memasuki usianya yang ke-28, FMIPA telah melahirkan satu program studi baru, yakni Teknologi Pangan (Ilmu Sains Terapan) dengan izin opersional dari Dirjen Dikti No. 707/E/O/2022 tanggal 26 September 2022. Dan untuk mengayomi prodi baru ini dan kemungkinan adanya pendirian prodi-prodi lain di FMIPA, maka nama FMIPA telah diubah menjadi Fakultas Sains dan Teknologi melalui SK Rektor No. 86/WM.H/KEP/2023 tanggal 22 Agustus 2023,” ungkapnya.


Baca juga: Fakultas Ilmu Sosial dan Politik UNWIRA Targetkan 100 Penelitian

 

Sementara itu, dalam pemaparan materinya, Prof. Dr. Judy Retty B. Witono, M.App.Sc., menjelaskan, NTT mempunyai banyak komoditas yang dapat dikembangkan menjadi sesuatu yang mempunyai nilai jual yang tinggi.

 

“Saya sudah berkeliling di NTT. Menurut saya, NTT mempunyai banyak komoditas yang bisa dikembangkan. Oleh sebab itu, saya setuju dengan Unwira yang mampu membaca dan kemudian mendirikan sebuah prodi baru, yakni Teknologi Pangan,” terangnya.



Lebih lanjut, Akademisi asal Universitas Parahyangan tersebut menegaskan, NTT perlu mengembangkan sorgum sebagai pengganti beras, sebab baginya, sorgum mempunyai banyak keunggulan bila dibandingkan dengan beras.

 

Di sisi lain, Amandha Victoria Dwiputri Tukan, salah satu peserta kuliah umum, mengatakan, pemaparan materi yang disampaikan oleh para Pembicara sangat bermanfaat. Hal itu, ujarnya, bisa memberikan tambahan ilmu dan pengetahuan, terutama tentang dasar-dasar pengolahan pangan dari hasil sumber daya alam di NTT, terutama di bidang pertanian, peternakan, maupun perikanan.


Baca juga: Gandeng Dili Institute of Technology (DIT), FEB UNWIRA Selenggarakan Kuliah Umum

 

“Selain itu, saya juga mendapatkan wawasan tambahan terkait dasar hukum industri dan perdagangan, dimana untuk membangun suatu UMKM terdapat suatu persyaratan dan ketentuan yang harus dipenuhi,” pungkasnya. (Rio Ambasan/MDj/red)


Post a Comment

0 Comments