Oleh
: Maria F. Anmuni, S.Pd.
(Guru
SMPS Mimbar Budhi, TTU)
CAKRAWALANTT.COM - Kehidupan biologis manusia sangat
kompleks. Kompleksitas tersebut mendorong manusia untuk mengembangkan beragam
rumpun ilmu untuk memahami siklus biologisnya. Salah satu rumpun ilmu yang
secara khusus mempelajari tentang struktur dan proses biologi manusia adalah ilmu biologi.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia
(KBBI), ilmu biologi merupakan ilmu tentang keadaan sifat mahkluk hidup
(manusia, binatang, dan tumbuhan) atau ilmu hayat. Oleh karena itu, ilmu
biologi masuk ke dalam rumpun Ilmu Pengetahuan Alam (IPA).
Ilmu tentang biologi sangat penting bagi
semua kalangan sebab berkaitan erat dengan kehidupan sehari-hari. Pentingnya ilmu
biologi juga dirasakan oleh dunia pendidikan, sehingga dimasukkan ke dalam
kurikulum pendidikan sebagai mata pelajaran biologi yang tergabung dalam rumpun
IPA Terpadu pada jenjang Sekolah Menengah Pertama (SMP).
Djohar (dalam Suratsih, dkk., 2010 : 8)
mendefinisikan pembelajaran biologi sebagai perwujudan dari interaksi subjek
didik dengan objek yang terdiri dari benda dan kejadian, serta proses dan
produk. Interaksi dengan objek dapat terjadi secara langsung maupun tidak
langsung.
Salah satu interaksi dengan objek secara
tidak langsung dalam mata pelajaran biologi terdapat pada materi sistem organ pada manusia. Hal ini
disebabkan karena sistem organ dan mekanisme fisiologisnya berada dalam tubuh
manusia, sehingga bersifat abstrak. Sistem organ pada manusia adalah sekumpulan
organ yang saling mendukung dan bekerja sama agar tubuh tetap berfungsi
sebagaimana mestinya.
Dalam praktik pembelajaran biologi,
seluruh peserta didik tentunya diharapkan dapat menguasai konsep-konsep dan
menganalisis mekanisme sebuah sistem organ. Selain itu, peserta didik juga
harus mengetahui setiap penyakit yang menyerang sistem organ serta upaya
penanganan dan perawatannya.
Namun, pada kenyataannya, pemahaman dan
kemampuan analisis peserta didik terhadap materi sistem organ masih tergolong
rendah. Kondisi tersebut juga terjadi pada kelompok peserta didik kelas VII
SMPS Mimbar Budhi, Kecamatan Biboki Selatan, Kabupaten Timor Tengah Utara
(TTU), dimana Penulis mengajar sebagai guru mata pelajaran IPA Terpadu.
Penulis menemukan 25 orang dari 59 peserta
didik yang belum mampu memahami konsep dan menganalisis materi sistem organ
dengan baik. Hal itu disebabkan oleh metode mengajar yang masih terkesan
monoton (berpusat pada guru) serta minimnya penggunaan media pembelajaran di
setiap kegiatan belajar dan mengajar. Padahal, materi sistem organ adalah
materi yang unik, rumit, kompleks, dan abstrak, sehingga dibutuhkan metode
mengajar dan media pembelajaran yang tepat.
Untuk mengatasi persoalan tersebut,
Penulis mencoba untuk menggunakan media video pembelajaran sebagai sarana
belajar praktis bagi peserta didik guna mendalami materi sistem organ pada manusia.
Menurut Hakim, dkk. (2021), video pembelajaran adalah sepasang bagian dari
perangkat pembelajaran yang bisa memunculkan gambar-gambar bergerak dengan
suara secara bersamaan.
Video pembelajaran dapat
memvisualisasikan organ-organ tubuh pada manusia beserta hal-hal lain yang
berkaitan dengannya. Penggunaan media video dapat berpengaruh positif dalam
proses pembelajaran, diantaranya meningkatkan efektivitas pembelajaran,
memberikan pengalaman belajar yang lebih interaktif, dapat menjabarkan
pemahaman materi secara lebih detail, serta dapat mewujudkan orietansi
pembelajaran yang berpusat pada peserta didik karena bersifat fleksibel dan
kreatif. Dengan begitu, materi sistem organ yang bersifat kompleks dan abstrak
dapat dipahami secara mudah oleh peserta didik.
Adapun langkah-langkah yang bisa
dilakukan ketika menggunakan media video pembelajaran adalah sebagai berikut.
Pertama, guru menyiapkan video tentang
materi sistem organ, seperti sistem
peredaran darah pada manusia. Guru dapat men-download video animasi yang menarik dengan penjelasan yang lengkap
tentang sistem organ yang akan dipelajari.
Kedua, guru menyiapkan laptop dan proyektor/LCD.
Sebelum memutarkan video, guru menyampaikan tujuan pembelajaran dari
materi yang akan dipelajari sekaligus memberikan pertanyaan di awal kegiatan
belajar dan mengajar. Pertanyaan-pertanyaan tersebut diharapkan dapat
mengarahkan konsentrasi peserta didik melalui pengamatan video.
Ketiga, guru melakukan pemutaran video
dan membagikan Lembar Kerja Siswa (LKS) pada peserta didik. Pada tahap ini,
peserta didik akan menyimak suguhan video tentang sistem organ pada manusia,
cara kerja, dan penyakit-penyakit yang menyerangnya. Guru akan berperan sebagai
fasilitator dan mengajak peserta didik untuk menyimpulkan materi yang
ditayangkan. Setelah itu, para peserta didik diarahkan untuk menyelesaikan soal
terkait materi yang diberikan pada LKS masing-masing.
Setelah menggunakan media video
pembelajaran, Penulis mulai menemukan perubahan yang positif di kalangan
peserta didik. Mereka terlihat lebih berantusias dalam belajar, lebih
interaktif saat berdiskusi, dan mudah memahami materi yang disampaikan. Mereka bisa
menyesuaikan materi tekstual dengan video yang ditampilkan, sehingga kegiatan
belajar dan mengajar menjadi lebih efektif. Selain itu, perolehan hasil belajar
peserta didik pun dapat mencapai Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM).
Berdasarkan uraian di atas, maka dapat
disimpulkan bahwa desain pembelajaran dengan menggunakan media video adalah
cara yang tepat untuk mewujudkan kegiatan belajar dan mengajar yang efektif,
menyenangkan, dan berpusat pada peserta didik. Media video dapat memberikan
visualisasi dan simulasi bagi materi pelajaran yang bersifat kompleks dan
abstrak. Oleh sebab itu, media video dapat menjadi salah satu opsi tepat untuk
menciptakan pembelajaran yang diharapkan. (MDj/red)
0 Comments