Para peserta didik sedang melakukan kegiatan pertanian hidroponik. |
TTU, CAKRAWALANTT.COM - Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 1 Biboki
Selatan, Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU), merupakan salah satu lembaga
pendidikan yang mengembangkan berbagai kegiatan yang berorientasi pada
peningkatan pengetahuan dan keterampilan dasar bagi peserta didik. Salah satu
kegiatan yang kini dilakukan adalah pertanian
hidroponik.
Kepada media ini, Senin (11/9/2023), Kepala SMP Negeri
1 Biboki Selatan, Fransiskus Xaverius Uskono, menuturkan, hidroponik
diperkenalkan sebagai salah satu cara baru bertani dengan memanfaatkan
teknologi sederhana yang dapat dipraktikkan oleh peserta didik.
“Konsep hidroponik ini sudah kami pertimbangkan dan
memang dapat dibuat oleh peserta didik. Apalagi, mayoritas peserta didik
berasal dari keluarga petani yang dapat memanfaatkan waktu luangnya untuk
berkreasi dengan pekerjaan sederhana tetapi memiliki nilai manfaat,” ujarnya.
Ia menambahkan, peserta didik dibimbing untuk terampil
memanfaatkan teknologi yang semakin hari kian berkembang di bidang pertanian,
khususnya hidroponik bioflog.
“Mereka dilatih untuk mengolah, menanam, merawat,
sampai pada memanen. Mereka menanam sayur kangkung dan memelihara ikan lele
dengan teknik yang benar. Kalau bicara soal hasil panen, sebenarnya kami tidak
berorientasi pada profit. Uang hasil panen kangkung dan lele bisa kami gunakan
untuk menunjang kegiatan-kegiatan positif peserta didik,” tandas Fransiskus.
Menjadi Media Pembelajaran
Fransiskus mengungkapkan, konsep pertanian hidroponik
di lingkungan sekolah sebenarnya dibuat untuk memberikan wadah atau media
pembelajaran bagi peserta didik. Pertanian hidroponik tersebut, sambungnya,
dapat digunakan oleh semua disiplin ilmu sebagai media pembelajaran sesuai
dengan materi pelajaran yang tengah dipelajari.
“Kalau mau disebut (mungkin) ini merupakan media
pembelajaran hidup. Artinya, semua displin ilmu, baik biologi, ekonomi,
pendidikan agama, dan sebagainya, bisa menggunakan media hidroponik ini sesuai
materi ajarnya. Namun, di balik itu, kita sebenarnya sedang melatih mereka
untuk memiliki pengetahuan dan konsep tentang pentingnya memanfaatkan teknologi
yang mempermudah pekerjaan dan usaha,” terangnya.
Fransiskus pun kembali menegaskan bahwa pertanian
hidroponik tersebut bisa menunjang akses untuk mendapatkan pengalaman dan
sumber belajar sehingga guru dapat melakukan transfer pengetahuan dan
pengalaman belajar kepada peserta didik.
Membentuk Karakter Peserta Didik
Lebih lanjut, ungkap Fransiskus, konsep pertanian
hidroponik tersebut juga menjadi bagian dari proses pembentukan karakter
peserta didik dengan mendorong terjadinya kerja sama dan gotong royong, adanya
sikap bertanggung jawab, serta peduli dengan lingkungan sosial dan alam.
Di sisi lain, di tengah perkembangan ilmu pengetahuan
dan teknologi, sambung Fransiskus, para peserta didik bisa diarahkan untuk
lebih jeli memanfaatkan teknologi, seperti handphone,
untuk kepentingan yang positif.
“Kita ingin membiasakan peserta didik untuk lebih
kreatif memanfaatkan penemuan-penemuan terbaru yang tampak sederhana tetapi
memiliki nilai dan manfaat untuk masa depannya. Jangan sampai mereka lebih sering
menyalahgunakan teknologi. Untuk itu, dengan pertanian hidroponik ini, mental
mereka menjadi lebih positif dan tentunya bisa menghasilkan hal-hal yang
bermanfaat,” pungkasnya. (MDj/red)
1 Comments
Tak perlu mewah untuk jadi wah. Semoga menginspirasi sekolah - sekolah lain.
ReplyDelete