Oleh : Kadek Ayu Astiti, S.Pd., M.Pd.
(Dosen FKIP Undana)
CAKRAWALANTT.COM - Pembelajaran yang efektif dapat membantu siswa dalam
mencapai kemajuan belajar sesuai dengan kemampuan yang dimilikinya. Namun, pada
kenyataannya, pembelajaran tidak selalu berjalan efektif. Tidak semua siswa
dapat mencapai kemajuan secara maksimal dalam proses belajarnya. Siswa kadang
mengalami kesulitan atau masalah dan membutuhkan bantuan untuk mengatasi
kesulitan tersebut.
Kesulitan belajar merupakan kondisi yang
memperlihatkan siswa tidak dapat belajar sebagaimana mestinya. Kesulitan belajar
bukanlah sesuatu yang sederhana untuk diatasi, tidak cukup hanya dengan
mengetahui taraf kecerdasan dan kemandirian siswa saja, tetapi perlu
menyediakan prasarana yang memadai untuk penanganan remediasi.
Kurikulum Merdeka mempunyai karakter, yakni melakukan
tes awal bagi siswa yang disebut dengan tes diagnostik untuk mengetahui
kemampuan awal siswa. Dalam konteks pendidikan, tes diagnostik adalah alat atau
instrumen yang digunakan untuk mengevaluasi kemampuan dan pengetahuan siswa
pada awal suatu pembelajaran atau unit pengajaran tertentu.
Tujuan utama tes diagnostik adalah untuk mendapatkan
pemahaman awal tentang tingkat pemahaman dan keterampilan siswa, sehingga guru
dapat merencanakan pembelajaran yang sesuai dan efektif. Menurut Rasyid dan Mansur
(2007 : 164), tes diagnostik berguna untuk mengetahui kesulitan belajar yang
dihadapi peserta didik, termasuk kesalahan pemahaman konsep.
Tes diagnostik memiliki banyak manfaat dan penting
bagi guru dan siswa. Bagi guru, tes diagnostik dapat membantu untuk mendapatkan
pemahaman yang lebih baik tentang kebutuhan belajar siswa. Tes ini membantu
mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan siswa, tingkat pengetahuan, dan
keterampilan yang perlu diperhatikan. Informasi ini memungkinkan guru untuk
merancang program pembelajaran yang disesuaikan dan relevan untuk memenuhi
kebutuhan individu siswa (Nur & Nur, R. 2017 : 181). Hasil tes diagnostik
dapat membantu siswa untuk mengenali gaya belajar dan preferensi mereka
sendiri. Berikut adalah jenis gaya belajar siswa:
Sumber:
https://bksman6bdg.wixsite.com/website-2/post/gaya-belajar
Siswa dapat menyesuaikan pendekatan pembelajaran
mereka sesuai dengan kebutuhan dan minat pribadi. Dengan memahami bagaimana
belajar dengan efektif, siswa dapat meningkatkan motivasi dan pencapaian
belajar mereka sendiri.
Sedangkan, bagi siswa, tes diagnostik dapat membantu
untuk memahami kekuatan dan kelemahan mereka dalam suatu mata pelajaran. Dengan
mengetahui area yang perlu ditingkatkan, siswa dapat fokus pada pemahaman dan
keterampilan yang belum mereka kuasai sepenuhnya. Hal ini membantu siswa dalam
mengembangkan pemahaman yang lebih mendalam dan meningkatkan kinerja akademik
mereka.
Tanpa tes diagnostik, guru mungkin tidak memiliki
pemahaman yang mendalam tentang kebutuhan belajar siswa. Hal itu bisa
menyebabkan kurikulum yang tidak sesuai dengan tingkat pemahaman dan
keterampilan siswa. Siswa dengan pemahaman yang lebih baik mungkin merasa bosan
dengan materi yang terlalu mudah, sementara siswa dengan pemahaman yang lebih
rendah mungkin merasa kewalahan karena materi yang terlalu sulit (Kartika &
Kusumastuti, A. 2020 : 86).
Kurikulum yang tidak sesuai dapat menghambat kemajuan
belajar siswa. Tes diagnostik juga membantu dalam mengidentifikasi masalah atau
keterbatasan siswa secara dini. Dengan tidak adanya tes diagnostik, masalah
atau keterbatasan yang mungkin dimiliki siswa, seperti kesulitan belajar atau
kebutuhan khusus, mungkin tidak terdeteksi dengan cepat.
Selain melakukan tes diagnostik, ada beberapa upaya
yang dapat dilakukan untuk mengetahui potensi siswa. Melakukan observasi
langsung terhadap siswa di dalam kelas dapat memberikan wawasan kepada guru
tentang kemampuan, keterampilan, interaksi sosial, dan gaya belajar siswa. Observasi
dapat dilakukan dalam berbagai konteks pembelajaran, baik individu maupun
kelompok, untuk memperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang potensi siswa
(Astuti & Wijayanti. 2020 : 18).
Selain tes diagnostik, tes dan aktivitas formatif
seperti tes sepanjang pembelajaran, tugas individu dan kelompok, serta
pertanyaan terbuka dapat memberikan wawasan tentang pemahaman siswa, pemecahan
masalah, dan keterampilan berpikir kritis mereka. Dengan memberikan umpan balik
yang tepat waktu dan konstruktif, guru dapat membantu siswa untuk mengembangkan
potensi mereka seiring berjalannya pembelajaran. (MDj/red)
Daftara Pustaka
Nur, M., & Nur, R. (2017). Tes diagnostik dalam
pembelajaran untuk mengidentifikasi kebutuhan belajar siswa. Jurnal Pendidikan
dan Pembelajaran, 24(2), 178-187.
Kartika, H., & Kusumastuti, A. (2020). Penerapan tes
diagnostik dalam pembelajaran sebagai upaya peningkatan mutu pendidikan. Jurnal
Kependidikan: Penelitian Inovasi Pembelajaran, 54(1), 82-94.
Astuti, R. D., & Wijayanti, R. A. (2020). Implementasi
observasi dalam evaluasi pembelajaran di sekolah dasar. Jurnal Ilmiah Pendidikan
Guru Sekolah Dasar, 6(1), 16-23.
Herlina, S., & Lestari, S. (2018). Pemanfaatan tes
diagnostik sebagai alat evaluasi awal dalam pembelajaran. Jurnal Ilmiah
Pendidikan Guru Sekolah Dasar, 4(1), 36-42.
Harun Rasyid dan Mansur. 2007. Penilaian Hasil Belajar. Bandung: CV. Wacana Prima.
0 Comments