Update

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

UNWIRA KUPANG

BERMANFAAT WALAU TAK BERATURAN

 


Oleh : Kainan S. M. Punuf, S.Pd.

(Kepala SMA Negeri Noebana)



CAKRWALANTT.COM - Dalam dunia pendidikan, terutama di kalangan pelajar, Mata Pelajaran Fisika sering kali dipandang sebagai “musuh”. Fisika seolah menjadi sesuatu yang tidak menyenangkan, apalagi ditambah dengan metode mengajar guru yang monoton serta hanya berkutat pada teori perhitungan semata. Pandangan tersebut berimplikasi pada suasana pembelajaran yang terkesan datar, kurang kreatif, dan tidak kondusif. Alhasil, pendalaman materi menjadi tidak serius dan pemahaman peserta didik menjadi tidak maksimal.

 

Kondisi tersebut juga dialami oleh Penulis. Banyak hal negatif yang kerap dijumpai dalam pembelajaran Fisika, bahkan tidak jarang para peserta didik terlihat acuh tak acuh dan malas mengikuti Kegiatan Belajar dan Mengajar (KBM). Melalui berbagai tahapan, mulai dengan tuntutan kurikulum, perenungan panjang, dan berbagai diskusi yang dibangun di antara sesama Guru Mata Pelajaran Fisika, Penulis pun menyadari bahwa ilmu pengetahuan, termasuk Fisika, mempunyai keterkaitan erat dengan kehidupan sehari-hari.


Baca juga: Unwira Kupang GelarUpacara Bendera Peringati Hardiknas  


Terkadang tanpa disadari, banyak sekali gejala fisika yang terjadi di lingkungan sehari-hari. Karena itu, timbullah kreativitas untuk menggabungkan gejala fisika sehari-hari dan konsep Fisika ke dalam proses pembelajaran di dalam kelas. Hal itu pun sesuai dengan tuntutan pendidikan saat ini yang mewajibkan guru untuk merancang pembelajaran sedemikian rupa agar dapat dipahami oleh peserta didik secara baik.

 

Salah satu masalah fisika yang kerap terjadi adalah “Bermanfaat Walau Tak Beraturan”. Dalam kehidupan sehari-hari, tentunya kita sering dihadapkan dengan sesuatu yang teratur maupun tidak teratur. Pada umumnya, kita lebih tertarik dengan hal yang teratur ketimbang yang tidak beraturan. Seorang Ibu Rumah Tangga akan lebih nyaman bila kondisi rumahnya terlihat rapi dan teratur, sebab kondisi yang tidak teratur, baginya, hanya menimbulkan kesan negatif. Begitu juga dengan Polisi Lalu Lintas akan mampu menjalankan tugasnya apabila kondisi lalu lintas berjalan dengan rapi dan teratur.  

 

Kondisi teratur selalu dibutuhkan dalam kehidupan sehari-hari. Dalam menciptakan alam semesta ini, Sang Pencipta sudah merancang segala sesuatu dengan teratur. Lintasan planet dan peredaran benda-benda luar angkasa sudah ditata sedemikian rupa dengan orbitnya masing-masing. Namun, tanpa disadari, kita juga sering dibantu oleh sesuatu yang tidak teratur, bahkan boleh dikatakan diselamatkan olehnya. Hal itu bisa disebut sebagai pemantulan cahaya secara tidak teratur atau pemantulan baur.



Baca juga: PGRI Flotim Gelar Dialog Interaktif Tentang Guru PPPK Di Hari BuruhSedunia 


Kedua gambar di atas menunjukkan bahwa pada pemantulan teratur, cahaya dipantulkan menuju satu arah, sedangkan pada pemantulan baur (difus), cahaya dipantulkan secara tidak teratur menuju berbagai arah. Kejadian di atas juga dapat ditemui saat berkendara pada malam hari ketika musim hujan. Pemantulan teratur terjadi apabila permukaan jalan basah, sehingga permukaan yang dikenai cahaya kendaraan bersifat halus/licin dan mulus, dimana konsep ini disebut sebagai pemantulan teratur. Sedangkan, pemantulan baur (difus) terjadi saat permukaan jalan yang dikenai cahaya lampu kendaraan dalam keadaan kering atau kasar.

 

Dari uraian tersebut, pemantulan baur (difus) yang sering disebut sebagai pemantulan tidak teratur dapat membuat pengendara lebih nyaman saat berkendara di malam hari, sebab cahaya lampu kendaraan dipantulkan ke berbagai arah sehingga pengendara dapat melihat kondisi sekitarnya. Untuk diketahui, berkurangnya jarak pandang (kadang) disebabkan oleh cahaya lampu kendaraan dipantulkan hanya menuju satu arah, apalagi pada kondisi berkabut. Sementara itu, pemantulan teratur sangat menyulitkan pengendara karena cahaya lampu kendaraan dipantulkan menuju satu arah saja.


Baca juga: Menuju Era Pendidikan Berbasis Digital 


Pesan moral dari konsep Fisika di atas adalah dalam menilai sesuatu ataupun seseorang, jangan hanya melihat dari tampak luarnya saja. Kulit jeruk yang tampaknya kasar dan tidak beraturan belum tentu tidak manis dalamnya. Tidak beraturan pun belum tentu tidak baik atau tidak bermanfaat. (MDj/red)


Post a Comment

0 Comments