Update

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

UNWIRA KUPANG

SMP NEGERI SATAP TIKATUKANG GELAR WORKSHOP PEMBELAJARAN BERDIFERENSIASI

 

(Para guru dan Narasumber melakukan foto bersama usai pelaksanaan Workshop Pembelajaran Berdiferensiasi)


Flores Timur, CAKRAWALANTT.COM - Guna menghadapi pergantian Kurikulum 2013 dan pemberlakuan Kurikulum Merdeka pada Tahun Pelajaran 2023/2024, SMP Negeri Satu Atap (Satap) Tikatukang, Kabupaten Flores Timur, menggelar Workshop Pembelajaran Berdiferensiasi di aula sekolah tersebut, Kamis (23/2/2023). Workshop tersebut terdiri atas 3 materi utama, yakni Pembelajaran Berdiferensiasi, Pembuatan RPP Berdiferensiasi, dan Peer Teaching Pembelajaran Berdiferensiasi.

 

Kegiatan workshop tersebut menghadirkan 2 Narasumber, yakni Pengawas pada Dinas Pendidikan, Kepemudaan, dan Olahraga (PKO) Kabupaten Flores Timur, Yosep Hilarius Sabon Lamak, S.Pd., dan Guru Penggerak dari SMP Negeri 1 Adonara Timur, Muhammad Soleh Kadir, S.Pd.,Gr., serta diikuti oleh 18 guru SMP Negeri Satap Tikatukang.

 

Dalam paparannya, Yosep Hilarius Sabob Lamak., S.Pd. menjelaskan bahwa ciri khas pembelajaran berdiferensiasi adalah menekankan pelaksanaan proses belajar dan mengajar pada kebutuhan peserta didik. Adapun kebutuhan belajar peserta didik, sambung Yosep, meliputi profil atau gaya belajar, minat belajar, serta kesiapan belajar.



Misalnya, untuk gaya belajar peserta didik terdiri dari gaya belajar visual, auditory, dan kinestetik. Sedangkan, minat belajar misalnya, ada peserta didik yang berminat pada olahraga, seni, dan budaya. Sementara itu, kesiapan belajar misalnya, ada peserta didik yang memiliki kemampuan siap terhadap pelajaran dalam kategori tinggi, sedang, dan rendah. Nah, untuk mengetahui sejauh mana kebutuhan belajar peserta didik tersebut maka guru mesti menyelenggarakan asesmen diagnostik,” ungkapnya. 

 

Lebih lanjut, Muhammad Soleh Kadir, S.Pd.,Gr. menuturkan bahwa pembelajaran berdiferensiasi juga memiliki dampak yang signfikan terhadap peningkatan motivasi dan hasil belajar peserta didik, sebab metode pembelajaran tersebut, jelasnya, menerapkan diskusi kelompok yang membuat guru tidak lagi menjelaskan materi secara monoton di depan kelas.

 

“Guru hadir di samping peserta didik dalam kelompok dan mengajar peserta didik lebih dekat, langsung, dan terjadi dialog-dialog antara guru dan peserta didik. Hal ini membuat pembelajaran bersifat terbuka, humanis, dan dapat menyelesaikan kesulitan belajar peserta didik,” tambahnya.



Sementara itu, salah satu Guru SMP Negeri Satap Tikatukang yang menjadi peserta workshop, Ferdinandus Payong Geli, S.Pd., mengungkapkan bahwa workshop tersebut memiliki manfaat yang luar biasa bagi para guru, sebab dapat memberikan pemahaman yang baik terkait Kurikulum Merdeka. Menurutnya, para guru dapat menciptakan suasana pembelajaran yang kreatif dan menyenangkan guna memenuhi kebutuhan belajar peserta didik.

 

Untuk diketahui, pada awal kegiatan, para Narasumber memberikan penjelasan terkait pembelajaran berdiferensiasi yang dibarengi dengan contoh praktik baik di dalam kelas. Setelah itu, Narasumber memaparkan mekanisme pembuatan RPP Berdiferensiasi beserta cara penerapannya di dalam kelas. Kemudian, di akhir workshop, para peserta melakukan peer teaching atau praktik mengajar di depan kelas yang disaksikan langsung oleh Narasumber, Kepala Sekolah, dan peserta lainnya.  



Usai mengikuti workshop, para peserta berkomitmen untuk menerapkan pembelajaran berdiferensiasi tersebut ke dalam proses belajar mengajar di dalam kelas, sehingga dapat meningkatkan motivasi dan hasil belajar peserta didik. Dengan demikian, diharapkan terjadinya peningkatan kualitas pendidikan dari waktu ke waktu. (MDj/red)      


Post a Comment

0 Comments