Update

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

UNWIRA KUPANG

GURU HARUS MENJADI PENGAJAR DAN PENDIDIK YANG HEBAT

 

Oleh : Krisanti Oktavia Asa, S.Pd.

(Guru SMP Negeri Dafala, Belu)



CAKRAWALANTT.COM - Seorang guru memiliki tugas untuk mengajar dan mendidik. Kedua tugas tersebut harus dikuasai dan diimplementasikan secara kompeten dan profesional. Sebagai pengajar, guru harus menyampaikan pengetahuan dan informasi seputar pembelajaran, sehingga peserta didik dapat menimba ilmu secara intelektual. 


Di dalam proses mengajar, guru akan memperkuat aspek literasi dan numerasi peserta didik guna membentuk pola pikir, kreativitas, dan daya inovasi. Sedangkan, sebagai pendidik, guru memiliki tanggung jawab untuk membentuk karakter peserta didik, sehingga menjadi pribadi yang matang secara emosional serta seimbang secara sosial dan spiritual.  

 

Kata guru diambil dari Bahasa Sanskerta yang berarti membawa kepada terang. Guru juga merupakan akronim dari kata “gugu” dan “tiru”. Gugu berarti memercayai, menuruti, dan mengindahkan, sedangkan, tiru berarti menyontohi atau meneladani. Dengan kata lain, guru adalah orang yang di-gugu dan di-tiru, sebab memiliki kebaikan, pengetahuan, dan teladan-teladan.

 

Pada umumnya, syarat utama menjadi guru adalah harus mampu melakukan transfer ilmu kepada peserta didik melalui proses pembelajaran yang baik. Guru harus bisa memetakan kondisi peserta didik dan menjalankan Kegiatan Belajar dan Mengajar (KBM) secara dinamis di dalam kelas. Guru pun dituntut untuk menguasai bidang ilmu yang akan diajarkannya kepada peserta didik

 

Hal itu harus didukung dengan kompetensinya sebagai tenaga pengajar, sehingga dapat mengimplementasikan rancangan pembelajaran sesuai kurikulum yang berlaku. Proses pembelajaran harus memberikan dampak yang signifikan bagi perkembangan potensi peserta didik, salah satunya dapat dilihat dari perolehan hasil belajar.

 

Kondisi tersebut membuat guru harus dapat meng-upgrade diri secara kemampuan dan keterampilan agar dapat menjadi pengajar yang informatif, edukatif, dan inovatif. Atau dengan kata lain, guru harus belajar sepanjang hayat (long life education) sembari mengevaluasi diri. Melalui evaluasi tersebut, guru bisa mengetahui kekurangan dan kelebihannya. Kekurangan dapat diperbaiki dan kelebihan dapat dipertahankan untuk aktivitas ke depannya.

 

Selain mengajar, guru pun harus mendidik mental dan karakter peserta didik. Sebagai pendidik, ia harus memberikan contoh dan menampilkan teladan yang baik di hadapan peserta didiknya. Ia harus menjadi “alat peraga contoh teladan yang hidup” bagi peserta didiknya. Banyak hal yang dapat diberikan dan ditampilkan oleh seorang guru, antara lain nilai kejujuran, kesopanan, kedisiplinan, kerohanian, dan sebagainya. Jika nilai-nilai tersebut kerap diterapkan di dalam kelas oleh guru, maka peserta didik akan senantiasa menyimak, meniru, dan mempraktikkannya di kesempatan berikutnya, bahkan di luar lingkungan sekolah.

 

Sebagai insan guru yang jujur dan berorientasi maju, harus diakui bahwa masih banyak guru yang belum mampu menjadi contoh atau teladan yang baik dalam menjalankan tugas kesehariannya di sekolah. Namun, dengan perkembangan zaman yang kian maju, guru pun dituntut untuk menyesuaikan diri agar tidak tertinggal dan tergerus oleh kemajuan itu sendiri. Dengan demikian, guru bisa sama-sama belajar untuk membentuk mentalnya dan mendidik mental peserta didiknya agar tercapai karakter diri yang matang dan seimbang.

 

Dengan tuntutan-tuntutan tersebut, maka guru dapat berkembang menjadi pengajar dan pendidik yang hebat. Bukan hanya memberikan pengetahuan dan transfer ilmu, guru juga harus menampilkan teladan untuk ditiru. Guru adalah model peran (role model) yang harus digugu dan ditiru. Maka, adalah mutlak seorang guru yang baik itu tidak saja harus pintar, tetapi juga menjadi seorang contoh teladan yang hebat demi menghasilkan generasi yang tidak hanya cerdas otaknya, tetapi juga baik hatinya. (red)    


Post a Comment

0 Comments