(Foto: DPW PPNI Provinsi NTT/Infokom PPNI NTT) |
Kota Kupang, CAKRAWALANTT.COM - Dewan Pengurus Wilayah Persatuan Perawat Nasional Indonesia (DPW PPNI)
Provinsi NTT mengadakan “Rapat Capaian Kinerja Tahun 2022 dan Penyusunan
Rencana Program Kerja Tahun 2023 DPW PPNI Provinsi NTT”, Sabtu (21/01/2023), di
Graha PPNI yang berlokasi di Jl. Nekafmese, Sungkaen, Kelurahan Naimata, Kota
Kupang.
Ketua DPW PPNI Provinsi NTT, Aemilianus Mau, S.Kep.,Ns.,M.Kep., dalam
sambutan pembukanya, menyampaikan terima kasih kepada seluruh pengurus yang
telah meluangkan waktu menghadiri rapat pleno tersebut. Menurutnya, rapat itu
sangat penting, mengingat organisasi profesi perawat (PPNI) yang terus menata
diri dengan baik.
“Kemampuan dan karakter kita berbeda-beda, sehingga perlu penataan dari
pusat hingga komisariat,” kata Aemilianus Mau.
Salah satu upaya penataan itu berkaitan dengan pembuatan rencana dan
evaluasi program kerja. Karena itu, ia menekankan tentang pentingnya melakukan
evaluasi program kerja 2022 dan membuat rencana kerja tahun 2023.
“Semua harus terencana dengan baik, sehingga bisa terlaksana dengan
baik,” lanjut Aemilianus Mau.
Pada kesempatan itu, Ketua DPW PPNI NTT dua periode itu juga menyinggung
kerja sama dengan beberapa lembaga seperti Unicef. Menurutnya, kepercayaan
lembaga luar terhadap PPNI sudah baik, tapi belum banyak pengurus yang siap
bekerja.
“Kita masih kurang berkomitmen, karena kerja sama dengan lembaga lain itu
butuh komitmen yang tinggi,” tegasnya.
Aemilianus Mau juga menyoroti area penelitian dan pengembangan yang belum
dibenahi dengan baik selama ini. Padahal, menurutnya dalam tubuh PPNI memiliki
senior-senior yang mempunyai keahlian dalam bidang tersebut.
Karena itu, di hadapan Ketua dan Pengurus Dewan Pertimbangan DPW PPNI
NTT, Aemilianus Mau memohon kesediaannya untuk menjadi pembina bagi 8 bidang
kerja yang ada dalam kepengurusan PPNI. Menurutnya, setiap bidang perlu
berdiskusi dengan pembina dari Dewan Pertimbangan saat menyusun program kerja,
termasuk rutin melaporkan perkembangan kinerja.
Masalah keaktifan anggota membayar iuran juga sempat disinggung oleh
Aemilianus Mau. Menurutnya, kalau anggota bisa lebih aktif, maka kondisi
keuangan untuk menjalankan roda organisasi tidak terlalu bermasalah. Tapi
kenyataannya belum mencapai setengahnya. Karena itu, ia menyarankan agar
pengurus perlu mendirikan badan usaha yang bisa mendatangkan penghasilan
tambahan.
“Kita perlu memikirkan kegiatan yang mendatangkan pendapatan juga,
sehingga bisa mempertahankan organisasi ini tetap berjalan,” tambah Aemilianus
Mau.
Di bagian akhir sambutannya, Aemilianus Mau mengingatkan agar setiap
pengurus bidang selalu menerapkan prinsip efektif dan efisien dalam
menyelenggarakan kegiatan. “Meski panitianya tidak terlalu banyak, intinya bisa
berjalan efektif,” tutupnya.
Kinerja DPW PPNI NTT Tahun 2022
Setelah seremonial pembukaan, kegiatan dilanjutkan rapat kerja. Rapat ini
terbagi menjadi 3 sesi. Pada sesi pertama, Aemilianus Mau selaku Ketua DPW PPNI
NTT melaporkan secara umum program kerja telah dilaksanakan 8 bidang yang ada
dalam kepengurusan, termasuk dari bidang kesekretariatan dan bendahara.
Sekretaris DPW PPNI NTT, Kori Limbong, yang berperan sebagai moderator
pada sesi pertama itu kemudian memberi kesempatan kepada MKEK (Majelis
Kehormatan Etik Keperawatan), tapi tidak ada pengurus yang sempat hadir. Lalu,
kesempatan berikutnya diberikan kepada Dewan Pertimbangan.
Ketua Dewan Perimbangan DPW PPNI NTT, M. Margaretha U.W, pada kesempatan
itu, menjelaskan peran utama dari dewan pertimbangan, yaitu memberi saran dan
pertimbangan yang dibutuhkan oleh pengurus untuk kemanjuan organisasi. Menurutnya,
sesuai peran yang telah diatur dalam AD/ART PPNI itu, maka dari 8 orang Dewan
Pertimbangan akan menjadi pembina pada 8 bidang yang ada dalam susunan
kepengurusan DPW PPNI NTT.
Rapat sesi kedua dipimpin oleh Kornelis Nama Beni. Pada sesi ini, ada
lima bidang yang diberi kesempatan untuk menyampaikan program kerja tahun 2023,
yaitu: Bidang Organisasi dan Kaderisasi; Bidang Pendidikan dan Pelatihan;
Bidang Penelitian, Sistem Informasi dan Komunikasi; Bidang Hubungan Antar
Lembaga; dan Bidang Pemberdayaan Politik.
Pada sesi ketiga, rapat dilanjutkan dengan pembahasan program kerja dari
Bidang Hukum dan Perundang-udangan, Bidang Kesejahteraan, Bidang Pelayanan,
Kesekretariatan dan Keuangan.
Perkuat Bidang Penelitian dan
Diklat
Setiap sesi rapat diselingi dengan sesi diskusi. Berdasarkan pantauan Tim
Infokom DPW PPNI NTT, ada begitu banyak usul atau saran dari para pengurus
untuk memaksimalkan potensi pada semua bidang yang ada dalam strukur
kepengurusan. Dari sekian banyak usulan yang disampaikan peserta rapat,
sebagian besar menekankan pada dua bidang berikut ini.
Pertama, bidang penelitian
perlu dikembangkan lebih baik. Pengurus bidang ini diminta untuk memberi
pelatihan dan bimbingan pada anggota, sehingga mereka mampu melakukan
penelitian dengan metode yang sederhana, namun hasilnya bisa dipakai untuk
publikasi ilmiah atau dijadikan landasan pembuatan atau perubahan kebijakan.
Kedua, bidang pendidikan dan
pelatihan (Diklat) diharapkan bisa melakukan asesmen kebutuhan diklat dari para
anggota. Data kebutuhan anggota itu dijadikan dasar bagi Bidang Diklat untuk
membuka kegiatan pelatihan yang terprogram dengan baik, bila perlu dipromosikan
dalam bentuk brosur, sehingga bisa diketahui anggota.
Selain itu, bidang ini diharapkan bisa membentuk Badan Diklat atau Training Center. Perlu ada pengurus yang
diutus mengikuti pelatihan ToT (Training of Trainer), kemudian menjadi pelatih
bagi anggota di NTT.
Bidang Diklat juga diharapankan bisa memberi pelatihan khusus bagi
anggota secara gratis. Menurut beberapa pengusul, seminar dan pelatihan gratis
itu perlu dilakukan sebagai bentuk tanggung jawab pengurus dalam penguatan
kualitas anggota. (Saverinus Suhardin/Infokom
DPW PPNI NTT/MDj/red)
1 Comments
jayalah terus PPNI NTT
ReplyDelete