(Foto: Potret Jalan Sabuk Merah di Kabupaten TTU) |
TTU, CAKRAWALANTT.COM - Guna meningkatkan mobilitas sepanjang jalan negara di Wilayah Perbatasan
Timor Barat (Nusa Tenggara Timr) dan Oecusse, Distrik Ambeno, Timor Leste,
Pemerintah Indonesia terus berupaya untuk membuka akses transportasi di
sepanjang daerah tersebut melalui pembangunan Jalan Sabuk Merah. Hal itu
tentunya menjadi kehormatan tersendiri bagi masyarakat kecil di sepanjang
pesisir perbatasan, sebab jalan tersebut merupakan program Presiden Republik
Indonesia (RI) untuk meminimalisir hambatan dalam bertransportasi.
Pemerintah, melalui Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
(PUPR), pun memastikan infrastruktur jalan dan jembatan di wilayah tersebut
telah siap. Keberadaan infrastruktur jalan tersebut tentunya berperan penting
dalam distribusi logistik, kebutuhan pokok, obat-obatan, dan alat kesehatan
lainnya. Selain itu, jalan tersebut dapat meningkatkan akses perekonomian, pendidikan,
dan pariwisata sebagai simbol keutuhan Wilayah RI.
Dalam wawancaranya bersama media ini, dua warga perbatasan Napan,
Kecamatan Bikomi Utara, Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU), Agustinus Haki dan
Theodorus Elu, mengaku proyek besar Jalan Sabuk Merah telah membuka sekat di
lintas batas. Menurut keduanya, masyarakat sangat mengapresiasi pembangunan
jalan tersebut, sebab kelompok masyarakat yang berada di pesisir Napan, Sono, Letenaek, Haumeni, Inbate, Oenenu hingga Mutis bisa merasakan perubahan
besar. Hal itu, tambah keduanya, mulai terasa sejak pemerintah, melalui Kementerian PUPR, mulai mengeksekusi
program pembangunan tersebut.
“Proyek pembukaan dan peningkatan ruas jalan
Napan, Kabupaten Timor Tengah Utara hingga Oepoli, Kabupaten Kupang, menggambarkan keberpihakan Kepala Negara kepada rakyat kecil. Saya melihat ini sebagai sebuah jelmaan Tuhan melalui Presiden RI, Bapak Joko Widodo
untuk terus membantu masyarakat kecil,” ujar Agustinus.
“Sejak dulu, tidak pernah membayangkan bakal ada jalan negara yang sangat bagus melalui
hutan ini. Sebuah keuntungan besar bagi kami masyarakat kecil di lintas
batas Negara RI dengan Timor Leste. Ekonomi dan semua sektor menjadi lancar. Proyek besar di wilayah ini
berdampak pada masyarakat dimana tenaga buruh ratas diambil dari warga
terdekat. Terima kasih Bapak Joko Widodo sebagai Presiden RI,” tambah
Agustinus.
Sementara itu, Kepala Balai Jalan Nasional (BPJN) X
Kupang, melalui Kasatker BPJN Wilayah Satu Provinsi NTT, David Samosir, beberapa waktu lalu kepada pers menjelaskan bahwa pembangunan ruas Jalan Sabuk Merah
Wilayah Barat dari Desa Oepoli hingga Napan oleh Pemerintah Pusat mulai
dikerjakan pada tahun 2020 dengan
volume kerja kurang lebih 40 km. Sumber dana proyek besar ini, terangnya,
berasal dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara
(APBN) Tahun 2020.
Akses Pendidikan
Menjadi Lancar
Di lain pihak, seusai mengikuti rapat
Musyawarah Kerja Kepala Sekolah Tingkat SMP Kabupaten TTU, Kepala SMP Negeri
Sono, Eduardus
Klau, S.Pd., didampingi Pengawas Pembina SMP Kabupaten TTU, Legan Yosef, S.Pd., dan beberapa kepala SMP lainnya di Sono, mengatakan bahwa Jalan Sabuk Merah telah membuka sekat dan memudahkan akses
pendidikan di lintas batas. Transportasi menuju sekolah tetangga
dan bahkan ke ibu kota kecamatan hingga
kabupaten juga menjadi
lancar tanpa hambatan.
“Dengan adanya Jalan Sabuk Merah ini,
akses pendidikan menjadi lancar. Tidak ada lagi hambatan berarti dalam
mobilitas, bahkan transportasi menuju sekolah tetangga dan kecamatan pun bisa
diakses dengan baik,” pungkas Eduardus.
(Gervas Salu/MDj/red)
0 Comments