(Foto: Salah satu Formator Literasi dari Tim MPC NTT sedang memberikan materi bagi para peserta didik) |
Flores Timur, CAKRAWALANTT.COM - Dalam mendukung Gerakan Literasi Sekolah (GLS) yang digencarkan oleh
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek),
empat sekolah di Adonara Timur, Kabupaten Flores Timur (Flotim), yakni SMAS
Suryamandala, SMK Swasta Suryamandala, SMAS Muhammadiyah, dan SMAS Ile Boleng
menggelar kegiatan Workshop Literasi selama tiga hari, yakni Kamis-Sabtu (18-20/8/2022),
di SMAS Suryamandaa, Waiwerang.
Workshop Literasi yang didukung oleh Media Pendidikan Cakrawala (MPC) NTT tersebut
dibuka secara langsung oleh Koordinator Pengawas (Korwas) SMA/SMK dan SLB
Kabupaten Flotim, Drs. Agustinus D. Kumanireng, didampingi Kepala SMAS
Suryamandala, Theresia Perada Lima, S.Ag; Kepala SMK Swasta Suryamandala, Drs.
Tokan Bunga Yeremias; Kepala SMAS Muhammadiyah, Muhajir Mahmud, S.Pd; dan Kepala
SMAS Ile Boleng, Drs. Lukas Tura Boli.
Pada sambutan awalnya, Muhajir Mahmud memberikan apresiasi atas
terselenggaranya kegiatan tersebut. Menurutnya, Workshop Literasi tidak hanya
sekedar tuntutan, tetapi telah menjadi kebutuhan dalam lembaga pendidikan. Untuk
itu, imbuhnya, praktik pendidikan perlu mengedepankan literasi dalam proses
pembelajaran di kelas demi menunjang proses tumbuh-kembang warga sekolah.
“Kegiatan Workshop selama 3 hari ini menjadi kesempatan emas dan pengalaman
pembelajaran yang luar biasa. Karena itu, saya berharap kepada peserta kegiatan
untuk memanfaatkan kesempatan ini dan menghasilkan produk karya ilmiah popular
dan karya sastra demi peningkatan kapasitas, keterampilan dan pengetahuan para
guru dan peserta didik itu sendiri,” ungkapnya
Lebih Lanjut, Abubakar Sidik Imran Pattyradja, S.PdI. mengungkapkan
apresiasi yang mendalam atas terselenggaranya kegiatan tersebut. Karena itu,
Bara Pattyradja mengajak semua komponen pendidikan untuk terus mengemakan
literasi dalam menyambut generasi emas NTT 2050 melalui budaya literasi.
“Literasi harus dihidupkan dalam kehidupan berdasarkan pengalaman dan
realitas yang dialami dan semestinya diaplikasikan dalam karya sastra yang
lebih besar,” imbuhnya.
Sementara itu, dalam sambutannya, Agustinus selaku Korwas SMA/SMK/ dan SLB
Kabupaten Flotim juga memberikan apresiasi kepada keempat lembaga pendidikan
yang telah menyelenggarakan kegiatan tersebut. Karena itu, imbuhnya, Kurikulum
K-13 dan masa transisi menuju Kurikulum Merdeka Belajar wajib mengedepankan literasi
dan numerasi dalam Kegiatan Belajar dan Mengajar (KBM).
“Literasi dan numerasi menjadi materi pembelajaran yang menarik demi peningkatan tumbuh-kembang siswa dan tenaga pendidik dan kependidikan” ungkapnya
Agustinus juga menambahkan bahwa Kurikulum Merdeka Belajar mengarahkan
satuan pendidikan untuk mampu menciptakan budaya literasi yang berangkat dari
pengalaman konkrit, menganalisa masalah, melakukan proses penulisan karya
sastra dan karya ilmiah popular, serta selanjutnya dipublikasikan di media
massa.
“Literasi dan numerasi hendaknya menjadi bagian terdalam dalam
pembelajaran. Karena itu, praktik baik membaca 15 menit sebelum KBM hendaknya
diperhatikan di satuan pendidikan” tegasnya
Untuk diketahui, Workshop Literasi tersebut diikuti oleh 50 guru dan 50 peserta
didik yang merupakan perwakilan dari keempat sekolah dengan tetap menerapkan
Protokol Kesehatan (Prokes). (Bastian Kopong/MDj/red)
0 Comments