Update

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

UNWIRA KUPANG

EFEKTIVITAS MODEL DISCOVERY LEARNING DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK

Ilustrasi 


 

Oleh : Yohanes Bere

(Guru Matematika SMA Negeri 1 Sabu Barat)



CAKRAWALANTT.COM - Pertidaksamaan nilai mutlak linear satu variabel adalah salah satu sub pokok bahasan Matematika Wajib kelas X dalam Kurikulum 2013. Pertidaksamaan nilai mutlak linear satu variabel adalah pertidaksamaan linear satu variabel yang memuat nilai mutlak. Materi ini berkaitan erat dengan pertidaksamaan linear satu variabel. Prosedur penyelesaian keduanya hampir sama. Namun, dalam penyelesaian pertidaksamaan nilai mutlak, harus ada prinsip-prinsip pertidaksamaan nilai mutlak, yaitu :

 

Contoh :


Tentukan interval penyelesaian untuk pertidaksamaan nilai mutlak  berikut :


 

Ketika mengajar materi ini, guru menemukan permasalahan, yaitu banyak peserta didik yang tidak memahami konsep, prinsip, dan prosedur penyelesaiannya. Setelah ditelusuri lebih jauh, peserta didik tidak memahami konsep, prinsip, dan prosedur penyelesaiannya akibat beberapa hal, yaitu minat belajar peserta didik yang kurang (tidak tertarik pada materi yang disampaikan oleh guru dan sering keluar dari kelas), pemahaman dasar yang lemah tentang materi prasyarat atau perhitungan dasar matematika (tambah, kurang, kali, dan bagi) dan pertidaksamaan linear satu variabel, serta penggunaan metode belajar yang tidak cocok, seperti metode drill dan latihan. Pada metode drill dan latihan, guru (hanya) menerangkan materi, memberikan contoh soal, lalu memberikan latihan soal untuk dikerjakan oleh peserta didik.

 

Rendahnya pencapaian hasil belajar peserta didik pada sub pokok bahasan pertidaksamaan nilai mutlak linear satu variabel diukur berdasarkan beberapa indikator, yaitu ketidakmampuan mengerjakan latihan soal yang diberikan secara benar, lamanya waktu pengerjaan soal yang diberikan, dan  nilai test formatif yang diberikan oleh guru di bawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM), yaitu 75 (ketuntasan klasikal di bawah 50%).

 

Ketidakmampuan peserta didik memahami konsep dan prinsip pertidaksamaan nilai mutlak linear satu variabel dapat berimbas pada kemampuan memahami materi-materi lain yang berkaitan erat dengan masalah nilai mutlak, misalnya pertidaksamaan kuadrat, masalah jarak, limit, dan lain-lain.

 

Untuk mengatasi masalah di atas, maka guru memilih untuk menggunakan model discovery learning. Menurut Bruner (1966) dalam Mubarok (2014), discovery learning merupakan salah satu model pembelajaran kognitif. Belajar penemuan adalah proses belajar dimana guru harus menciptakan situasi belajar yang problematis, menstimulus peserta didik dengan pertanyaan-pertanyaan, mendorong peserta didik untuk mencari jawaban sendiri, dan melakukan eksperimen.

 

Belajar penemuan pada akhirnya dapat meningkatkan penalaran dan kemampuan untuk berpikir secara bebas dan melatih keterampilan kognitif peserta didik dengan cara menemukan dan memecahkan masalah yang ditemui dengan pengetahuan yang telah dimiliki dan menghasilkan pengetahuan yang benar-benar bermakna bagi dirinya. Kelebihan dari model pembelajaran discovery learning, antara lain (1) hasilnya lebih berakar dari pada cara belajar yang lain; (2) lebih mudah dan cepat ditangkap; (3) dapat dimanfaatkan dalam bidang studi lain atau dalam kehidupan sehari-hari; (4) berdaya guna untuk meningkatkan kemampuan nalar peserta didik dengan baik (Mubarok,2014).

 

Langkah-langkah yang bisa dilakukan dalam model pembelajaran discovery learning adalah (1) guru memberikan pertanyaan yang merangsang berpikir peserta didik dan mendorongnya untuk membaca buku dan melakukan aktivitas belajar lain; (2) guru memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengidentifikasi sebanyak mungkin masalah yang relevan dengan bahan pelajaran dan merumuskannya dalam bentuk hipotesis; (3) guru memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengumpulkan informasi yang relevan guna membuktikan benar tidaknya hipotesis tersebut; (4) guru mengolah data yang diperoleh peserta didik melalui wawancara, observasi dan lain-lain; (5) guru melakukan pemeriksaan cermat untuk membuktikan benar tidaknya hipotesis yang ditetapkan dengan hasil dan pengolahan data; serta (6) guru menarik kesimpulan untuk dijadikan prinsip umum yang berlaku untuk semua masalah yang sama.

 

Pembelajaran dengan model pembelajaran discovery learning memberikan dampak yang positif bagi perkembangan dan peningkatan hasil belajar peserta didik pada sub pokok bahasan pertidaksamaan nilai mutlak linear satu variabel. Hal ini diamati berdasarkan peningkatan hasil belajar peserta didik yang sebelumnya hanya mampu menjawab benar 1 nomor dari 5 nomor yang diberikan menjadi 3 sampai 4 nomor. Selain itu, kecepatan menjawab pun semakin baik (sebelumnya 1 soal membutuhkan waktu 10 menit menjadi 4 sampai 5 menit saja) dalam mengerjakan latihan soal yang diberikan serta tingginya nilai tes formatif (tuntas KKM) secara klasikal ( lebih dari 80%).

 

Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran discovery learning efektif untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik pada sub pokok bahasan pertidaksamaan nilai mutlak linear satu variabel. (red)


Post a Comment

1 Comments