Para
peserta Lokakarya Literasi Digital bagi Akademisi di STPM St. Ursula Ende.
Ende, CAKRAWALANTT.COM - Sekolah Tinggi Pembangunan Masyarakat (STPM) St.
Ursula Ende menggelar Lokakarya Literasi Digital bagi para akademisi di lembaga
pendidikan tersebut selama 2 hari, yakni Jumat-Sabtu (11-12/3/2022). Kegiatan
yang dihadiri oleh para dosen dan akademisi tersebut bertujuan untuk mendalami
cara pemanfaatan atau penggunaan teknologi secara cerdas, cermat, dan bijak.
Hal itu diutarakan oleh Ketua STPM Ursula Ende, Andreas Ngea, S.Sos.,M.Si.
Menurutnya, literasi digital merupakan pengetahuan dan kecakapan yang wajib
dimiliki oleh anggota masyarakat.
“Yang telah saya dapatkan selama kegiatan 2 hari ini
adalah yang pertama saya menyadari bahwa literasi digital ini penting karena
dalam kegiatan ini saya menjadi tahu bahwa literasi digital ini merupakan
pengetahuan dan juga kecakapan yang perlu dibangun dan dimiliki oleh manusia,
baik anak-anak maupun orang dewasa,” ujarnya.
Andreas menambahkan bahwa literasi digital sangat
diperlukan di era digitalisasi ini, sebab tanpa pengetahuan dan kecakapan untuk
bisa memahami, menemukan, dan mengeavaluasi sebuah teknologi, maka tidak jarang
akan terjadi penyimpangan dalam penggunaannya. Melalui literasi digital,
imbuhnya, pemanfaatan teknologi bisa berguna bagi kebaikan bersama dalam
masyarakat dan bisa dipertanggungjawabkan secara moral, hukum, dan sosial.
“Dengan
adanya Kegiatan Lokakarya Literasi Digital ini, para akademisi Di STPM St.
Ursula Ende bisa menggunakan media digital itu secara baik dan benar dan juga
bijaksana untuk kebaikan bersama dalam masyarakat. Selain itu, proses transfer knowledge dan juga
kecakapan-kecakapan digital yang diperoleh selama 2 hari itu bisa ditransferkan
lagi kepada mahasiswa,” sambung Andreas.
Sementara itu, Pemateri sekaligus Trainer dalam kegiatan tersebut,
Raymundus Lullus Rua Raki, S.Fil.,M.A menerangkan bahwa kegiatan tersebut
merupakan follow up training yang
dilakukan oleh para akademisi dari Indonesia Timur beserta Aliansi Jurnalistik
Independen Indonesia (AJII) dan Google
News Initiative untuk menangkal isu-isu yang tidak benar di dalam media
sosial.
“Sebenarnya kegiatan ini adalah kelanjutan yang
dibuat pada Bulan Januari di Bali selama 3 hari dengan 5 materi penyampaian,
yakni Informasi Digital; Gangguan Informasi; Jurnalisme, Literasi Media, dan
Literasi Informasi di Era Digital; Memeriksa Fakta Informasi Digital, serta
Keamanan Dan Privasi Digital. Semuanya itu diharapkan bisa diterapkan oleh para
dosen dan akademisi di STPM St. Ursula Ende,” ujarnya.
Lebih lanjut, terkait jalannya kegiatan, Raymundus
menjelaskan bahwa pada hari pertama, para peserta menerima penyampaian materi
secara teoritis dengan 3 tema awal. Sedangkan, pada hari kedua, sambungnya,
para peserta diberikan 3 tema materi secara teknis beserta pelatihan-pelatihan
menyangkut Jurnalisme, Literasi Media dan Literasi Informasi di Era Digital,
Memeriksa fakta informasi Digital serta Keamanan dan Privasi Digital. (Jamil/MDj/red)
0 Comments