Kegiatan Karnaval Budaya Lembata dalam rangka memeriahkan Eksplorasi Budaya Lembata Sare Dame, Kamis (3/3/2022). |
Lembata, CAKRAWALANTT.COM - Kegiatan
Karnaval Budaya Lembata dalam rangka memeriahkan Eksplorasi Budaya Lembata Sare Dame berjalan dengan lancar, Kamis
(3/3/2022). Kegiatan tersebut diawali dengan konvoi masyarakat yang bergerak
menuju eks Kantor Bupati Lembata di Kota Lewoleba. Sesampainya di lokasi,
diadakan ritual pesol tali bukat nering
dan kemudian dilanjutkan dengan parade jalan kaki beserta atraksi budaya Pantai
Harnus, Wulen Luo. Parade dan atraksi tersebut turut dimeriahkan oleh barisan Marching Band SMA Negeri 2
Nubatukan.
Dalam
kegiatan tersebut, setiap kecamatan di Wilayah Kabupaten Lembata wajib mengutus
warganya untuk mengenakan pakaian adat masing-masing. Menurut salah satu Tokoh
Adat Desa Udak, Ferdinandus Bera Udak, pakaian adat yang ditampilkan, seperti
topi merupakan lambang kekuatan dari orang muda zaman dahulu yang dirajut dari enau. Selain topi, imbuhnya, terdapat
juga selendang dan gelang gading, serta tombak yang biasa digunakan oleh para leluhur terdahulu atau para hulubalang saat masa peperangan atau
penjajahan.
“Dulu saat
berperang, itu merupakan lambang kekuatan untuk ikat kepala, memperbanyak
pasukan. Ada juga dedek, semacam
pakaian yang dibuat dari pohon waru. Hal itu menandakan suatu ikatan
persatuan,” sambung Ferdinandus.
Setibanya di
depan pintu masuk Pantai Wulen Luo, Bupati Lembata, Thomas Ola Langoday menyambut
seluruh komponen komunitas adat yang terlibat. Hal itu diiringi dengan nyanyian
lagu Tana Lembata oleh Pemandu Acara,
Jeremi Udjan.
“Saya
menerima kedatangan seluruh komunitas untuk taan
mura rame Lewotana. Pana Pai gawe
gere,” ujar Thomas.
Lebih
lanjut, Thomas menerangkan bahwa Eksporasi Budaya Lembata Sare Dame bisa terlaksana karena adanya keyakinan yang kuat dari
para pelaksana kegiatan dan restu leluhur. Untuk itu, harapnya, semua pihak harus terus menjaga suasana budaya dan adat tersebut secara bersama-sama
hingga puncak acara pada Senin (7/3/2022). Selain itu, ungkap Thomas, kegiatan
budaya tersebut bisa menjadi upaya kolektif untuk menanamkan nilai karakter pada generasi muda Lembata.
“Juga keyakinan
akan persekutuan leluhur Lewotana Lembata. Selain itu, ada kepercayaan akan pengampunan dosa. Dengan Sare Dame, peran suku dihidupkan
kembali,” tandasnya.
“Tujuan
mulia pembentukan karakter generasi muda Lembata. Hanya ada satu jalan
membentuk karakter, yakni melalui budaya. Karakter itu terbentuk kalau
dilakukan secara terus-menerus maka kita sebut anak-anak berbudaya,” tandasnya.
Di sisi
senada, Ketua DPRD Kabupaten Lembata, Piter Gero yang turut hadir memberikan
apresiasi dan limpah terima kasih kepada seluruh masyarakat Lembata karena
telah mengangkat nilai-nilai kebudayaan para leluhur yang selama ini luput dari
perhatian publik.
“DPRD
Kabupaten Lembata mendukung nilai-nilai budaya yang diangkat agar dipertahankan
untuk mendukung kekayaan Lembata,” pungkasnya.
Untuk
diketahui, kegiatan budaya tersebut berjalan dengan lancar dan juga dimeriahkan
oleh beberapa rangkaian acara, termasuk performa Tarian Namang dari masyarakat adat Desa Udak. Tarian Namang sendiri adalah sebuah tarian seremonial nenek moyang
kampung Udak untuk menjemput kedatangan para hulubalang, Total-Surit, Kuat Knek yang menang dalam medan
perang. (Roning R. Rofinus/MDj/red)
0 Comments