Puisi–Puisi Peserta Didik SMA Kristen 1 Soe
Ilustrasi |
LUKISAN TANAH KELAHIRAN
Puisi Marlilis Yulan Maru
Bentangan
indah nan mempesona.
Lukisan
Sang Kuasa.
Di
atas lautan biru Kau bentuk pulau karya-Mu,
Pulau
Timor, tanah kelahiranku.
Dingin…hawa
dingin yang kurasakan
bukan
berarti sedang didatangi si penggangu hati.
Tapi
hawa dingin itu adalah sambutan dari alam
saat
menginjakan kaki di tanah kelahiran.
Pada
langkah pertama, mata akan dimanjakan.
Dengan
begitu, betapa indahnya surga tersembunyi
yang
tersebar di seluruh pulau.
Karya-Mu
sampai pada sudut –sudutnya.
Banam,
Oenam, dan Onam dengan adat istiadat yang begitu kental
seolah
bersatu untuk membangun pulau karyamu
tanpa
memandang perbedaan latar belakang suku.
Dan
tanah kelahiranku adalah bukti nyata dari persatuan itu.
Budaya
Okomama sebagai ciri khas tanah
kelahiranku
seolah
menjadi pertanda bahwa
kehidupan
masyarakat yang ramah tamah
menberikan
kenyamanan tiada tara.
Andai
aku bisa terbang, layaknya seekor burung merpati
aku
akan terbang tinggi dan menikmati
lukisan
tanah kelahiranku, Timor Tengah Selatan.
PEREMPUAN
Puisi Elisabeth L. Benu
Perempuan...
Dianggap
seonggok daun yang hanya bisa berlindung pada pohon.
Dianggap
angin yang hanya mengisi.
Namun,
kau tak tahu seberapa berartinya angin itu.
Perempuan...
Bahumu
sangat kuat.
Walaupun
perkataan menggores setitik rasa hatimu,
mengoyakkan
perasaanmu,
merobohkan
pertahananmu,
Kau
tetap tersenyum terlihat biasa meskipun terluka.
Perempuan...
Menangis
dalam diam,
berteriak
dalam keheningan,
mengeluh
dalam setiap inci bibir kecil.
Namun,
kau tak menyerah.
Perempuan...
Insan
berdosa yang mencoba memilih jalannya
Di
antara kejamnya dunia dia bertahan dengan sebisanya,
dikerahkan
dirinya demi masa depan,
dikuatkan
dirinya sendiri bila terjatuh.
Perempuan
hebat…
Proses
membentuknya dewasa.
Pengalaman
membentuknya menjadi mutiara.
Mutiara
berharga yang mahal harganya.
KEHIDUPAN
Puisi Manda Nubatonis
Desiran
ombak datang bergulung-gulung
seakan
mereka diciptakan untuk menemaniku.
Suara
ombak dan angin saling berbagi bersahut-sahutan
seakan
mengajakku bercerita
tentang
betapa luar biasanya Sang Pencipta.
Ketika
pandangan kulemparkan ke arah datangnya ombak,
kusadari
bahwa gulungan itu bak naik dan turunnya hidup.
Ada
waktu untuk bergelombang,
ada
waktu untuk bergemuruh,
dan
ada waktu untuk pecah di bibir laut.
MATAHARIKU
Puisi Anjel Loy Pobas
Kau
selalu menyapa bumi
dengan
senyuman manismu di pagi hari.
Kehadiran
yang dinantikan embun,
senyuman
yang didambakan bulan
karena
telah semalaman
bulan
mendongeng untuk bumi.
Kehadiranmu
dinantikan dan dibutuhkan
oleh
seisi jagat raya ini.
Namun
pagi ini
matahariku
tak menyapa bumi.
Matariku,
Ayahku.
Mungkinkah
ia disembunyikan?
Oleh
langit pada malam yang sepi
atau
awan tahu kemana ia pergi?
Namun
tiada jawaban dari awan
dan
tiada jawaban sama sekali.
Mungkin
Penciptamu sudah memberhentikanmu.
Pekerjaanmu
yang tulus dan mulia setiap hari
menyinari
bumi ini.
Namun
apakah kau tahu?
Bumi
ini masih membutuhkanmu.
Untuk
menceritakan mimpi – mimpi
sang
bumi di malam sepi.
CINTA KASIH YANG TAK PERNAH PUDAR
Puisi Juan Betty
Begitu
banyak manusia di dunia ini
tapi
ayah dan ibu adalah dua insan yang sangat istimewa dalam hidupku.
Kalian
menjaga aku dengan ikhlas dan penuh cinta
Ibu...
Engkau
adalah seorang malaikat tak bersayap
yang
Tuhan berikan untuk menjaga dan membesarkan aku.
Yang
selalu ada di dalam hatiku
bentuk
pengorbananmu yang luar biasa
untuk
menghadirkan aku ke dalam dunia ini.
Aku
bangga memiliki wanita hebat seperti engkau.
Ayah...
Engkau
adalah sosok pekerja keras yang tak pernah lelah
bekerja
untuk mencukupi kebutuhan demi kebahagiaan keluarga
Darimu
aku belajar arti kehidupan yang sederhana namun penuh makna.
Ayah,
Ibu, kalian adalah guru dan panutan dalam hidupku.
Terima
kasih telah membina, menyayangi serta membesarkanku penuh dengan kesabaran.
Ayah,
Ibu, aku bersyukur memiliki dua insan manusia seperti kalian
yang
mengajarkan aku arti cinta kasih yang sederhana namun sangat Indah.
SAHABAT
Puisi Cindy Kase
Kami
seperti saudara namun beda rahim.
Ada
kerinduan ketika kami berjauhan.
Ada
canda tawa begitu bahagia ketika kami bersama.
Tak
pernah bosan mendengar curahan hati,
walaupun
sering kali mengulang cerita yang sama.
Tak
kala ada pertengkaran yang sangat panjang.
Namun
diakhiri dengan pelukan dan tangisan.
Sahabatku
akankah kita terus seperti ini?
Seperti
roti dan selai yang saling membutuhkan dan tak bisa dipisahkan.
Namun
itu mustahil karena kelak kita pasti akan berpisah.
Tapi
ingatlah satu hal sahabatku,
kalau
sahabatmu ini pernah menemani hari-harimu.
(DB/MDj/red)
0 Comments