HAFECS
menggelar Teaching and Learning
Innovation Conference 2022 dengan tema “Ekosistem Pendidikan, Inovasi, dan
Kurikulum Paradigma Baru 2022”, Kamis (28/1). (Foto : Kemendikbud)
Jakarta, CAKRAWALANTT.COM - Highly Functioning
Education and Consulting Service (HAFECS) bersama
Guruinovatif.id menggelar Teaching and
Learning Innovation Conference 2022, Kamis (28/1/2022). Kegiatan yang
digelar oleh platform pelatihan bagi guru dan tenaga pendidik tersebut
mengusung tema “Ekosistem Pendidikan, Inovasi, dan Kurikulum Paradigma Baru
2022”.
Kegiatan tersebut diikuti oleh lebih dari 5 ribu orang
peserta dan turut menghadirkan sejumlah pembicara profesional, seperti Direktur
HAFECS, Zulfikar Alimuddin; Wakil Gubernur Jawa Timur, Emil Elestianto Dardak;
Komaruddin Hidayat, Hayuni Retno Widarti, Hanindhito Himawan Pramana, Taufik
Hidayat, Maximus Gorky Sembiring, Daniel Sangi, Williams Rahaditama, serta Aan
K. Prasetia.
Dalam pemaparannya, Direktur HAFECS, Zulfikar
mengatakan bahwa kemampuan literasi dan numerasi berperan penting bagi
kompetensi penerus bangsa dalam menghadapi persaingan internasional. Indonesia,
tutur Zulfikar, memiliki 60 juta peserta didik yang dapat menciptakan kemajuan
autentik pada 5 tahun ke depan.
“Saya melihat ada 1.001 harapan baru bagi kemajuan
autentik bangsa Indonesia dalam 5 tahun ke depan. Ketika guru masih mau
belajar, maka peserta didik akan mendapatkan inspirasi terpenting dalam
hidupnya, bahwa belajar adalah sebuah proses yang tidak pernah berhenti
dilakukan bahkan oleh sang guru,” ujar Zulfikar.
Lebih lanjut, Akademisi dan mantan Rektor UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta, Komaruddin Hidayat mengaku sepakat untuk mendukung
inovasi dalam pendidikan di Indonesia. Sebagai pendamping sekaligus teladan
anak, guru juga harus melakukan stimulasi agar dapat menyampaikan ilmu kepada
peserta didik.
“Dalam pendidikan sekarang, banyak teknologi untuk
membuat pembelajaran menjadi menyenangkan, namun ini menjadi tantangan dan
tanggung jawab bagi kita semua, untuk memajukan pendidikan Indonesia,” kata
Komaruddin, Jumat (28/1/2022).
Saat kegiatan, Emil Dardak pun menerangkan bahwa
seiring dengan perkembangan teknologi, mestinya seorang guru tidak lagi
kesulitan untuk mengajar dan membuat peserta didik bersemangat dalam menimba ilmu. Hal itu,
sambungnya, bisa dilakukan dengan memanfaatkan teknologi agar Kegiatan Belajar
dan Mengajar (KBM) dapat dikemas dengan cara yang menyenangkan.
Untuk diketahui, para peserta yang mengikuti
kegiatan tersebut terdiri atas dosen, kepala sekolah, guru, mahasiswa, praktisi
pendidikan, lembaga pendidikan, hingga peserta umum. Para peserta terlihat
sangat bersemangat dalam mengikuti kegiatan. Pasalnya, tema yang menjadi
representasi HAFECS tersebut menggambarkan keinginan untuk mendorong tingkat
kesadaran masyarakat dan pemangku kepentingan pendidikan terkait berbagai
masalah dan tantangan dalam dunia pendidikan masa kini, seperti kemampuan
literasi dan numerasi Indonesia yang rendah. (CNN Indonesia/MDj/red)
0 Comments