Update

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

UNWIRA KUPANG

NATAL DAN REFLEKSI TENTANGNYA

 


Oleh : Albert Baunsele

(Jurnalis Media Pendidikan Cakrawala NTT) 



CAKRAWALANTT.COM - Situasi Natal pada beberapa daerah di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) tentunya sedikit berbeda dari sebelumnya. Di daratan Flores khususnya, beberapa umat Nasrani masih berjibaku dengan dampak pasca bencana alam yang menerjang. Selain itu, peringatan dini akan Tsunami setelah diguncang gempa bumi berkekuatan 7.4 skala richter pun masih terngiang dalam benak masyarakat Flores, terutama Kabupaten Sikka.

 

Namun, Hari Raya Natal tetap dirayakan sebagai pengalaman iman akan hadirnya Sang Juru Selamat, sebagaimana disampaikan oleh Yeremia (14 : 22) bahwa Allah adalah sumber pengharapan dunia. Ia menjadi nyata dalam diri Yesus Kristus sebagai Juru Selamat. Kristus lahir untuk kita semua (Christus natus est nobis). Maka dari itu, di tengah suka maupun duka, Ia selalu hadir untuk memberikan warta gembira, membawa pesan damai dan hukum cinta kasih.

 

Di wilayah daratan Timor, angin kencang yang sempat menerpa permukiman masyarakat di Kecamatan Boking, Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS) juga membuat benak dan hati masyarakat terasa sesak karena trauma. Rumah menjadi berantakan, sekolah dan tempat ibadah tidak bisa digunakan untuk sementara waktu, serta sebagiannya harus menanggung beban materiil pasca bencana tersebut.

 

Di sisi lain, semua bencana tersebut, selain merupakan siklus alam, juga merupakan “teguran” dari alam kepada seluruh umat manusia. Dalam tatanannya, manusia, alam, dan peradaban berjalan dalam satu garis lurus. Sejarah mencatat, manusia sangat bergantung pada keadaan alam. Alam memberikan manusia segala hal, termasuk menuntunnya untuk menemukan dan melahirkan kebudayaan. Melalui kebudayaan dan ilmu pengetahuan yang diperolehnya, manusia kemudian membangun peradaban. Namun, ketika salah satunya terabaikan, maka akan menyebabkan benturan yang fatal.

 

Tentunya, semua peristiwa, musibah, dan pengalaman tersebut harus dimaknai sebagai sebuah perjalanan iman menyongsong kedatangan Kristus di Hari Raya Natal ini. Segala kemegahan, kekayaan materi, dan kemapanan harus berbaur dalam kesederhanaan dan kebijaksanaan pada perayaan Natal ini.

 

Kehadiran Kristus pun dibaluti oleh kesederhaan dan kerendahan hati. Ia hadir dengan penuh sukacita sebagaimana pernah diungkapkan oleh Malaikat Tuhan,  Jangan takut, sebab sesungguhnya aku memberikan kesukaan besar untuk seluruh bangsa. Hari ini lahir bagimu Juru Selamat, yaitu Kristus Tuhan…” (Luk 2:1-11).

 

Kehidupan Yesus tentunya memiliki arti yang besar karena selalu memberikan inspirasi bagi orang-orang di sekitar-Nya. Ia hidup di tengah kemiskinan, penjajahan, dan tentunya tumbuh di dalam keluarga yang sederhana. Dia dibesarkan oleh ibu-Nya, Maria dan ayah-Nya, Yosef. Kelak keluarga inilah yang menjadi panutan semua keluarga di dunia dan dikenal sebagai Keluarga Kudus dari Nazareth. Maka dari itu, perayaan Natal sebenarnya mengarahkan kita semua untuk terbebas dari segala ketakutan karena kehadiran Yesus selalu memberikan inspirasi.

 

Semua peristiwa bencana alam, kehilangan, dan keterpurukan pun harus dilalui dengan kondisi batin yang kokoh guna memaknai kelahiran Kristus Sang Penyelamat. Demikian, tampaklah kebenaran ungkapan Nabi Yesaya, yakni Allah adalah Sumber Pengharapan dunia. Semua itu sesuai dengan tema perayaan Natal kali ini, yakni Cinta Kasih Kristus yang Menggerakan Persaudaraan.

 

(red)

           


Post a Comment

0 Comments