Update

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

UNWIRA KUPANG

AFIKSASI SEBAGAI UPAYA PENGUASAAN KOSAKATA BAHASA INGGRIS

 


Oleh: Brevian Rival Rinaldo Angi, S.Pd, M.A

(Guru Bahasa Inggris SMA Negeri 2 Cibal)


CAKRAWALANTT.COM - Bahasa merupakan alat komunikasi universal. Proses komunikasi dan bahasa adalah satu kesatuan yang saling melengkapi. Dalam memahami sebuah proses komunikasi, dibutuhkan pula suatu proses penggunaan bahasa yang memadai. Hal tersebut tentunya akan mengerucut ke dalam konsep penguasaan kosakata (vocabulary). Kosakata sangat berpengaruh pada keterampilan dan kemampuan berbahasa seseorang, terutama pada aspek berbicara (speaking), menyimak (listening), menulis (writing), dan membaca (reading).

 

Di dalam kurikulum Mata Pelajaran Bahasa Inggris jenjang Sekolah Menengah Atas (SMA), semua kompetensi dasar (KD) yang disajikan tidak secara khusus membahas atau mempelajari tentang kosakata. Penguasaan kosakata lebih merujuk pada kewajiban dalam mempelajari tema-tema tertentu di dalam setiap kompetensi dasar, seperti pendidikan (education), pariwisata (tourism), keluarga (family), informasi diri (personal information), dan sebagainya.

 

Begitupun pada modul pembelajaran yang sering digunakan dalam setiap proses pembelajaran. Berdasarkan pengamatan dan pengalaman penulis sebagai guru pengampu Mata Pelajaran Bahasa Inggris di SMA Negeri 2 Cibal, setiap modul pembelajaran Bahasa Inggris tidak membahas secara jelas dan mendetail tentang pembentukan sebuah kata baru secara morfologis, bahkan tidak menyertai kosakata pada glosarium dan ekspresi-ekspresi khusus pada setiap tema.

 

Menurut penulis, pada dasarnya terdapat hubungan antara daftar kosakata yang dimiliki oleh peserta didik dengan kemampuan mereka dalam mengerjakan soal Bahasa Inggris. Seorang peserta didik yang memiliki pengetahuan dan kemampuan dalam membedakan kata kerja (verb), kata sifat (adjective), kata benda (noum), dan kata keterangan (adverb), serta konjugasi verba akan lebih mudah memahami sebuah ujaran (tutur) dan teks sekaligus mendalami bagaimana mengekspresikannya. Dengan demikian, penulis berusaha mengajarkan konsep “afiksasi” kepada peserta didik, sehingga bisa meningkatkan penguasaan kosakata peserta didik serta kemampuannya dalam memahami percakapan dan teks Bahasa Inggris.

 

Menurut Krisdalaksana, dkk (1985 : 19-22), afiksasi merupakan salah satu proses pembentukan kata. Lebih lanjut, Parker (2014 : 5) menjelaskan bahwa dalam Bahasa Inggris dikenal dua jenis afiksasi, yaitu afiks infleksi (inflectional affix) dan afiks derivasi (derivational affix). Afiks infleksi merupakan afiks yang tidak mengubah kelas kata. Perhatikan tabel berikut:

Sedangkan, afiks derivasi adalah jenis afiks yang mengubah kelas kata. Afiks ini mengubah suatu kelas kata menjadi kelas kata yang lain. Dengan penambahan afiks derivasi, kelas kata nomina bisa menjadi adjektiva, verba, atau adverbia begitu juga sebaliknya tergantung afiks apa yang dilekatkan pada akar kata. Perhatikan contoh di bawah ini :

Pentingnya Peran Guru

 

Ada kutipan populer oleh William Arthur Ward, yakni; “The mediocre teacher tells, the good teacher explains, the superior teacher demonstrates, and the great teacher inspires”. Artinya, guru yang luar biasa tidak hanya bercerita, menjelaskan, mendemonstrasikan, tetapi lebih lagi ia harus bisa menginspirasi. Dalam pembelajaran Bahasa Inggris, dengan keadaan minimnya penguasaan kosakata peserta didik, maka guru sebagai tenaga pendidik harus mampu melakukan berbagai upaya untuk meningkatkan penguasaan kosakata peserta didik.

 

Dalam upaya meningkatkan penguasaan kosakata Bahasa Inggris peserta didik, penulis melakukan beberapa usaha konkret, seperti penugasan mandiri menuliskan dan menghafalkan kosakata Bahasa Inggris dari empat kelas kata, menghafal lagu-lagu Bahasa Inggris dan mengajarkan konsep afiksasi. Dalam mengajarkan konsep afiksasi, penulis memberikan materi yang juga dilanjutkan dengan pertanyaan-pertanyaan tertentu untuk mengetahui tingkat pemahaman peserta didik. Selain itu, penulis juga memberikan penguatan dan motivasi berupa “reward” atau apresiasi kepada peserta didik yang berhasil menjawab semua pertanyaan dengan baik dan benar.

 

Dengan memiliki pemahaman tentang pembentukan sebuah kata dengan proses morfologis penambahan afiks, peserta didik akan lebih mudah untuk menerka atau mengenali suatu kata yang baru baginya sambil berusaha untuk mencari akar kata tersebut. Contohnya, ketika peserta didik menemukan kata finalize dalam bacaan teks Bahasa Inggris, ia dapat mengetahui bahwa kata finalize tersebut merupakan verba yang terbentuk dari adjektiva, yakni terdiri dari akar kata (final) + (-ize). Begitu juga dengan kata goodness yang adalah nomina dan terbentuk dari adjektiva, yakni dari akar kata (good) + (-ness), dan kata development yang merupakan nomina dari verba (develop) + (-ment).

 

Dengan pengetahuan ini, peserta didik akan memiliki banyak kosakata baru dan juga akan mampu meningkatkan empat keterampilan berbahasa. Oleh karena itu, seorang guru seharusnya bisa melakukan berbagai upaya untuk mencapai hasil belajar yang diharapkan. Kombinasi beberapa metode belajar yang sesuai lingkungan sekolah dan kelas, serta kebutuhan peserta didik akan mampu memaksimalkan hasil belajar peserta didik itu sendiri. 

 

Editor : Mario Djegho (red)



Post a Comment

0 Comments