Kota Kupang, CAKRAWALANTT.COM - Guna menunjang
penguatan kualitas pendidikan, Sekolah Menengah Pertama Katolik (SMPK) Sta.
Maria Assumpta Kupang menggelar proses Pembelajaran Tatap Muka (PTM) terbatas
dengan tetap menerapkan protokol kesehatan (prokes). Hal itu disampaikan oleh
Pelaksana Tugas (Plt) Kepala SMPK Sta. Maria Assumpta Kupang, Alexander Y. T.
Tetik, S.Pd.,MM, ketika ditemui di ruang kerjanya, Kamis (07/10/2021). Pemberlakuan
PTM terbatas tersebut, ungkapnya, merupakan hasil rekomendasi dari proses
monitoring Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (PK) Kota Kupang.
Ia menjelaskan
SMPK Sta. Maria Assumpta Kupang merupakan salah satu dari 30 SMP di Kota Kupang
yang memenuhi kategori pelaksanaan PTM terbatas pada tahap pertama. Pada tahap
pertama PTM terbatas, tuturnya, pihak sekolah hanya mengikutsertakan para
peserta didik kelas VII dan VIII untuk menjalani masa Asesmen Nasional Berbasis
Komputer (ANBK). Pada pelaksanaannya, imbuh Alexander, masing-masing ruang
belajar hanya bisa menampung 16 peserta didik berdasarkan standar yang
ditentukan, sehingga pihak sekolah melakukan pembagian dalam setiap Kegiatan
Belajar dan Mengajar (KBM).
Lebih lanjut,
terangnya, persiapan penyelenggaraan PTM terbatas tersebut telah dilakukan
sejak jauh hari, terutama menyangkut fasilitas penunjang prokes. Proses
pelaksanaan PTM terbatas, ungkapnya, masih berada dalam pengawasan pihak Dinas
PK Kota Kupang hingga 30 Oktober 2021 mendatang. Maka dari itu, sambungnya,
salah satu syarat diberlakukannya PTM terbatas adalah kesepakatan bersama
antara pihak sekolah dan orang tua atau wali peserta didik untuk mengizinkan
anaknya mengikuti KBM tatap muka. Hal tersebut, tuturnya, bisa menjadi solusi
untuk mendukung proses penilaian prokes, sehingga PTM terbatas juga bisa
diberlakukan
bagi para peserta didik kelas IX.
Di samping itu, Alexander juga menyinggung soal mutu pendidikan dari proses PTM terbatas. Menurutnya, PTM terbatas menjadi jawaban solusi atas berbagai kendala yang terjadi selama proses pembelajaran daring. Sesuai anjuran Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi, ujarnya, proses pembelajaran tidak menuntut lembaga pendidikan unntuk menyelesaikan kurikulum, tetapi lebih merujuk pada seberapa besar materi yang disampaikan kepada peserta didik. Oleh sebab itu, dirinya sangat berharap agar proses PTM terbatas bisa berjalan lancar.
“Sehubungan dengan itu harapan kami, semoga pembelajaran tatap muka terbatas ini bisa berjalan dengan lancar,” pungkasnya.
Berita dan Foto : Patrix Ginta
Editor : Mario Djegho (red)
0 Comments