Kota Kupang, CAKRAWALANTT.COM - Sekolah Menengah Pertama (SMP) Muder Teresa Kupang mulai menerapkan Pembelajaran Tatap Muka (PTM) terbatas
untuk semua rombongan belajar (rombel). Hal itu disampaikan oleh Kepala SMP Muder Teresa Kupang, Stephani P. Niga Bakan, ketika diwawancarai oleh
media ini, Selasa (26/10/2021). Menurutnya, PTM terbatas tersebut dilaksanakan
sesuai dengan Surat Keputusan (SK) yang dikeluarkan oleh Dinas Pendidikan dan
Kebudayaan (PK) Kupang.
Stepani menambahkan pelaksanaan PTM
terbatas tersebut tetap merujuk pada kesediaan orang tua atau wali peserta didik.
Izin tersebut, imbuhnya, merupakan hasil kesepakatan antara Dinas PK dan orang
tua atau wali peserta didik, sehingga bila masih terdapat keraguan, maka pihak
sekolah akan melayani proses pendidikan para peserta didik secara daring
(online). Selain itu, sambungnya, sesuai instruksi Dinas PK, proses
pembelajaran hanya dilakukan dalam durasi waktu 200 menit di setiap harinya dan
dimulai sejak pukul 08.00 pagi hingga selesai. Maka dari itu, tegasnya, pihak
sekolah hanya memberikan dua kali pertemuan tatap muka bagi masing-masing tingkatan
kelas di setiap minggunya.
“Selama dua hari ini, kami mengatur peserta
didik dari pintu gerbang mulai pagi sebelum kegiatan belajar dan mengajar (KBM)
dimulai. Di situ mereka diperiksa oleh tim satgas sekolah dengan mengukur suhu
dan menyuruh mencuci tangan hingga diarahkan masuk ke dalam ruangan. Untuk satu mata pelajaran durasi waktu
yang diberikan hanya 60 menit. Dalam durasi waktu begitu, proses pembelajaran
hanya membahas yang belum dipahami pesertaa didik. Dan untuk tugas dipakai pada
waktu yang kosong. Dalam satu minggu hanya dua kali tiap tingkatan kelas. Untuk
kelas VII dua hari, kelas VIII dua hari dan kelas IX dua hari. Ini dilakukan
karena waktu yang dikasih terbatas dan jumlah peserta didik yang ikut di ruangan
pun terbatas hanya 16 orang dalam satu ruangan,” jelasnya.
Kepala SMP Katolik Muder Teresa Kupang, Stephani
P. Niga Bakan bersama Tim Media Pendidikan Cakrawala (MPC) NTT
Sementara itu, terang Stepani, pihak
sekolah juga membangun kerja sama dengan pihak Puskesmas Oepoi untuk memastikan
kesehatan para peserta didik. Hal tersebut, imbuhnya, tetap melalui jalur
koordinasi bersama para orang tua atau wali peserta didik agar tidak
menimbulkan kecemasan. Maka dari itu, pungkasnya, pihak sekolah terus berharap
agar proses pembelajaran bisa kembali seperti sediakala, sehingga efektivitas
dalam KBM pun tetap terjaga.
“Dan untuk proses pembelajaran ini, kami
pihak sekolah juga sudah bekerja sama dengan Puskesmas Oepoi, sehingga bila ada
peserta didik yang tiba-tiba sakit akan langsung ditangani oleh pihak puskesmas
Oepoi. Namun pemeriksaan juga tetap berkoordinasi dahulu dengan orangtua
sehingga tidak menimbulkan kecemasan,” pungkasnya.
Berita dan Foto : Patrix
Ginta/Marselinus Proklamasi
Editor : Mario Djegho (red)
0 Comments