Update

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

UNWIRA KUPANG

ADELGINA N. LIU : LITERASI PERLU DITEKANKAN DI LINGKUNGAN SEKOLAH

 

Kepala SMAN 9 Kota Kupang, Adelgina N. Liu, S.Pd bersama Tim Media Pendidikan Cakrawala (MPC) NTT


Kota Kupang, CAKRAWALANTT.COM - Guna mewujudkan proses pendidikan yang berkualitas, Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) 9 Kota Kupang menekankan proses penguatan literasi di lingkungan sekolah. Hal itu diterangkan oleh Kepala SMAN 9 Kota Kupang, Adelgina N. Liu, S.Pd, saat ditemui di ruang kerjanya, Selasa (12/10/2021). Menurutnya, kondisi literasi peserta didik dewasa ini masih tergolong rendah, sehingga Gerakan Literasi Sekolah (GLS) harus terus didorong dan digencarkan di kalangan peserta didik.

 

Ia menuturkan setiap sekolah harus mampu mengimplementasikan gerakan literasi di kalangan peserta didik sesuai dengan instruksi Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek). Hal tersebut, imbuhnya, sesuai dengan penilaian mutu pendidikan yang terjabarkan ke dalam proses Asesmen Nasional (AN). Penilaian tersebut, sambungnya, merujuk pada penguasaan literasi, numerasi, dan karakter. Terkait proses AN, terang Adelgina, para peserta didik SMAN 9 Kota Kupang berhasil mengikuti semua tahapan penilaian dengan baik sesuai ketentuan yang berlaku.

 

Lebih lanjut, terang Adelgina, rendahnya minat membaca peserta didik bisa mempengaruhi efektivitas proses penilaian dalam AN. Hal tersebut, paparnya, bisa terlihat dari gambaran jalannya ujian. Maka dari itu, sambungnya, pihak sekolah berusaha menunjang proses peningkatan literasi di lingkungan sekolah, baik secara akademis maupun teknis, seperti sarana dan perpustakaan. Selain itu, ujarnya, pihak sekolah juga membangun pojok baca guna menarik minat membaca peserta didik.   


“Untuk yang sering membaca di perpustakan hanya anak-anak tertentu. Yang memang punya minat baca dan mempunyai pembawaan dari rumah saja. Tetapi anak yang pembawaan dari rumahnya ingin ke sekolah dan memakai seragam mengikuti orang lain lebih cenderung berdiri di luar perpusatakaan,”tuturnya.

 

Terapkan Shift pada PTM Terbatas

 

Sementra itu, Adelgina juga menjelaskan bahwa SMAN 9 Kota Kupang menerapkan sistem shift pada Pembelajaran Tatap Muka (PTM) terbatas. Pelaksanaan PTM tersebut, ungkapnya, dibagi ke dalam dua kelompok besar dari 24 rombongan belajar (rombel) dengan total 791 orang peserta didik. PTM terbatas tersebut, sambungnya, tetap disesuaikan dengan penerapan protokol kesehatan (prokes), sehingga semua peserta didik harus mengikuti proses vaksinasi Covid-19 dan mendapatkan izin atau persetujuan dari orang tua atau wali.

 

Terkait kriteria kelulusan dan kenaikan kelas, lanjutnya, pihak sekolah menggunakan standar penilaian dengan mengakumulasikan hasil pekerjaan peserta didik dengan catatan yang dimiliki oleh wali kelas. Berdasarkan hasil akumulasi tersebut, pungkas Adelgina, hasil belajar para peserta didik bisa diputuskan secara objektif.


“Misalnya pada bulan Desember tahun lalu, kami sudah memakai mekanisme penilaian sesuai standar dan bukan karena situasi Covid-19. Proses penliaiannya dilakukan dengan mengakumulasi hasil pekerjaan peserta didik dan juga didasarkan catatan yang dimiliki wali kelas. Lalu kemudian diputuskan apakah peserta didik itu naik atau tidak naik,” pungkasnya.

 

Berita dan Foto : Patrix Ginta

Editor : Mario Djegho (red)


Post a Comment

0 Comments