Update

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

UNWIRA KUPANG

PUISI-PUISI PESERTA DIDIK SMKN 3 KOMODO


 


Cinta Yang Terpendam

Puisi Imelda L. Pataya*

 

Kata cinta adalah kata yang tak habis diartikan

Puisi cinta adalah puisi yang tak habis diuraikan

Cinta seperti angin

Tak bisa dilihat

Tapi bisa dirasakan

 

Cinta itu muncul

Dari hati

Dari kekaguman

Dan dari harta

 

Persis seperti diriku

Kusimpan rindu ini dalam hati

Kusimpan wajah dalam ingatan

Agar selalu kuingat

 

Ketika pertama kali aku melihatmu

Aku sudah terpesona oleh senyumanmu

Engkau tersenyum dengan lebar

Sambil memperlihatkan parasmu yang tampan

 

Saat engkau tersenyum padaku

Denyut jantungku sudah tak karuan

Engkau hadir bagaikan lampu yang menerangi ruangan gelap

Indah yang hadir dalam hidupku

Sungguh tak bisa lupakan

 

Kuberi cinta ini padamu

Tapi, tak bisa aku ungkapkan dengan kata-kata

Cinta itu mahal harganya

Walaupun aku tak bisa memilikimu

Aku hanya bisa mengagumimu

 

Dia dan Luka

 

Aku diam tanpa kata

Mengikuti arus, sepi, hampa gulana

Tidak ada yang indah

Hidupku bagaikan kertas kosong tanpa ada aksara indah di dalamnya

 

Tak ada kebahagiaan

Ingin sekali mengutarakan lewat tangisan

Bagai langit mendung, tangisanku dibendung

Hanya bisa menangis dalam diam tanpa kata

Ingin menyerah karena pikirku tak ada gunanya

 

Sampai suatu ketika,

Ia datang

Membawa kebahagiaan, menguatkan hati yang rapuh

Mengajari arti dari sebuah kata

Memberi warna setiap goresan

Membangunkan dari keterpurukan

Menyadarkan dari kesesatan

Mengisi reluk hatiku

 

Bagai air mengalir ia selalu ada

Membasahiku dengan cerita manisnya

 

*Peserta Didik Kelas X Gua Rangko

 

Guruku

Puisi Lucia K. G. Septania*

 

Engkau setia memberiku bekal ilmu

Kau siap membimbing kami

Setiap waktu

Setia setiap pagi hingga petang

 

Guruku,

Tak pernah putus asa

Tak pernah lelah

Kasih dan cintamu tenang

Engkaulah pelita saat gelap di kepalaku

 

Oh guruku,

Tugasmu sangat mulia

Mendidik pecah gelap mimpiku

 

Darimu

Aku mengenal menghitung,

membaca dan menulis

Terima kasih waktu

Terima kasih guruku

 

*Peserta Didik Kelas X  Cunca Wulang

 

Alamku Sejuk

Puisi Eleonora Novanda Jaya*

 

Engkau adalah salah satu

Ciptaan Tuhan yang sangat indah

Menghiasi kehampaan hati

Mewarnai dunia dengan keelokan paras cantik budayamu

 

Alamku,

Sebagian tubuhmu dicabik-cabik

Sebagian dibakar hidup-hidup

Oleh belenggu manusia yang tidak bertanggung jawab

 

Kuhirup udara segar pepohonan itu

Kuminum air putih dari perutmu

Kunikmati kekayaan alam yang indah

Tanpamu aku tak bisa hidup

Aku berjanji akan selalu menjagamu

 

*Peserta Didik Kelas X Batu Cermin

 

Senja

Puisi Aristo Firman*

 

Ketika senja perlahan-lahan

Mulai tidur tenggelam

Di balik sinar datang kedamaian

Mungkin sinarmu menghias

Sebentar saja...tapi keindahanmu

Takkan pernah terlupakan

 

Keindahamu melepas semua penatku

Serta menyucikan semua pikiran-pikiran yang selalu berjalan

 

Ketika senja mulai muncul

Di situlah semua mengagumi keindahan

Keindahan, tak lupa tuk kembali

 

Kunikmati keindahanmu

Aku terlarut dengan lantunan musik reggae

Hati diselimuti cahaya yang indah

 

Karena sinarmu membuat aku sadar

Betapa hebatnya Sang Pencipta dengan tulus

Senjaku,

Janganlah pergi aku masih ingin bermain bersamamu

 

*Peserta Didik Kelas X Pulau Komodo

 

Duniaku Sakit

Puisi Filipus Endrisno*

 

Terdengar jeritan dan tangisan

Hingga air mata membasahi bumi

Duniaku sakit!

Banyak kebahagiaan direnggut bersama Covid-19

 

Dari desa - desa dan dari kota ke kota

Terdengar tangisan yang yang tak berhenti

Kematian manusia

Wabah ini merusak kebahagiaan

 

Kapankah duniaku ini sembuh?

Wajah takut terpancar pada setiap orang

Duniaku sakit luar biasa

Kapan semua orang beraktivitas seperti dulu?

 

Duniaku cepatlah sembuh

Hanya Doa yang bisa dipanjatkan

Perkenankan oleh-Nya mendengar

 

*Peserta Didik Kelas X Pulau Padar

 

Sosok yang Tegar

Yasinta Juita*

 

Setiap hari engkau berjalan

Di atas bebatuan keras

Tetesan darah di telapak kakimu

Rasa sakit engkau tahan

 

Ayah, engkaulah sosok yang tangguh

Kau selalu tegar dalam segala hal

Tak pernah mengeluh dalam setiap cobaan

 

Memaksa berdiri di tengah hujan

Menahan teriknya matahari

Keringat juang bercucuran

Tubuhmu membungkuk

Kau derita sendiri

 

Engkau memang sosok berharga

Kasihmu tidak bisa terganti

Kau berjalan perlahan-lahan

Sembari memegang cangkulmu sehari penuh

Tanpa ada rasa lelah sedikitpun

 

Ayah,

Terima kasih akan kasih sayangmu

Jasamu takkan pernah kulupakan

Kelak nanti keringatmu kubalas dengan kesuksesan.

 

*Peserta Didik Kelas X Pulau Padar

 

 

Editor: Deo/Frein (red)

Post a Comment

0 Comments