SENJA
Puisi Arini N.S.A Soebaba*
Kutatap langit ternyata bukan lagi mendung
Namun penuh warna
Kau begitu mempesona
Tuhan menciptakanmu dengan sempurna
Warna indahmu selalu memanjakan mata
Memancarkan aura kasih
Membuatku berteman dengan syukur
Hingga berdetak kagum penuh berkat
Tetaplah menjadi pesona
Yang selalu aku tatap
Menulis cerita menetap
Hingga satu atap
*Peserta
Didik Kelas X IPA 1
BULAN
TINGGAL SEPOTONG
Puisi Kornelia Matilda Fatima*
Udara dingin menusuk di tubuh
Ditemani oleh tetang bulan dan sekumpulan
bintang-bintang
Dalam kegelisahan hati, sulit untuk memejamkan mata
Sekalipun selimut malam kini telah dibentangkan ke
muka bumi
Suasana malam kini lengang
Namun tak cukup mampu meredakan
Gemuruh di dalam dada
Semua terasa kelam
Keletihan tanpa sadar akhirnya berhasil
Memaksa mata terpejam walau hanya sesaat
*Peserta Didik
Kelas XI Bahasa 4
GADIS
CANTIK
Puisi Claudya G. J. Marut*
Hari yang cerah
potretmu mampir
Dalam garian yang paling sunyi
Wajahmu yang cantik selalu menghampiri pikiranku
Kulihat matahari yang cerah
Bertegur di sisi bibirmu
Dan bunga-bunga indah
Menyerupai bola matamu yang indah
Bahagia sekali rasanya
Senyuman yang hangat
Terpancar dari wajah mu
Yang memberi arti akan sebuah kemurnian
*Peserta
Didik Kelas X IPA 1
POHON TUA
Puisi Arini Nur S. A. Sopbaba*
Pada sebuah malam di bulan Agustus
Aku melihat bayangmu
Jatuh di lantai ubin pada teras rumah
aku sempat melihat cahaya bulan
Ada sebuah tiang listrik berdiri melihatnya
Ada juga sebuah pabrik rokok
Maka tiap malam ia tak pernah kesepian
Tiap pagi pohon tua itu merokok
Pohon tua yang suka merokok
Lupa akan usul-usulnya
Kelakarnya sudah ditebak
Sebab ia menjadikan kumpulan asap
Kekasihnya sumber kehidupan kota
Pohon tua, gayanya di bawah mentari
*Peserta
Didik Kelas X IPA 1
KEJI
Puisi Blandina S.Atap*
Banyak tangan meminta harapan
Harapan akan puas dan kemauan
Mau akan keadilan
Mau akan kesejahteraan
Manusia keji menguasai banyak segi
Tak berakhlak
Melanggar sumpah tuk setia
Janji-janji manis dan omongan palsu
Berkoar dari gedung besar
Banyak yang membenci
Namun merasa paling dibutuhkan
Diam!
Minggir!
Negara tak perlu kalian
Negara tak perlu manusia nafsu akan selembar uang
*Peserta
Didik Kelas XII Bahasa 2
LEONARDUS
Puisi Yohana Oktaviani Mice*
Samar-samarmu masih terbayang
Dalam ingatan kami
Menyakitkan itu yang kami rasakan
Orang-orang yang mencintaimu merasa kehilangan
Menelan air matanya sendiri
Karena bumi sudah terlalu basah
Untuk menelan kucuran air mata yang meluap di hari itu
Semesta terlalu kejam untuk kami
Semuanya hanya sia-sia
Untuk membayangkannya saja masih tak sanggup
Kini semesta memanggilmu pulang
Ah rasanya waktu terlalu singkat untuk pertemuan kita
Entahlah kami tak tahu apa yang direncanakan oleh Sang
Pencipta
Kamu dipanggil dalam pangkuanNya
Menghilang begitu saja bagaikan ditelan ombak
Jiwamu berpulang dalam sunyi
Tidak ada pelukan perpisahan
Tidak ada kecupan selamat tinggal
Bahkan tangan pun tak saling genggam
Tangis kehilangan bergemuruh seperti guntur
Pintu kematian terbuka memeluk jasad
Yang tumbang tidak bernyawa oleh wabah yang melanda
Leonardus berbahagialah dalam keabadian
*Peserta Didik
Kelas XII IPS 6
KEMBALI
Puisi Maria Leony Putri Monelo*
Matahari pagi menyapa ramah
Kepada insan penghuni desa
Sayup-sayup berkumandang panggilan hidup
Memikat hati para pendengar
Agar dapat kembali tegar
Dari semua segi kehidupan
Tak pernah desaku pergi dari hati
Riuh kendaraan tak menghalangi ingatan pada kampung
tempatku kembali
Pulau Bunga memanggil kembali
Merayu hati melepas gundah
Tak terbayang bagaimana aku kembali
Menemani ibu yang membakar ubi
“Enu...Nana...kole
ga ...Mai hang tete cama-cama”
Seperti Pepatah berkata
Hujan emas di negeri orang
Hujan batu di negeri sendiri
Tak apa merantau jauh lepas tanah air
Asal jangan lupa kembali ke tanah sendiri
*Peserta Didik
Kelas XII IPA 1
PERPISAHAN
Puisi Maria Alensiani Nimur*
Terkadang ada baiknya kita berduka
Agar terasa betapa gembira
Pada saatnya kita bersuka
Terkadang ada baiknya kita menangis
Agar terasa betapa manis
Pada saatnya kita tertawa
Terkadang ada baiknya kita merana
Agar terasa betapa bahagia
Pada saatnya kita bercanda
Dan jika sekarang kita berpisah
Itu pun ada baiknya juga
Agar terasa betapa mesra
Jika pada saatnya nanti
Kita ditakdirkan bertemu lagi
*Peserta Didik Kelas X
PENGHUNI
BUNDAR
Puisi Matrildis Triheni Harmiyati*
Sesaat panorama jingga menyapa cakrawala
Kemuning senja terbentang indah sempurna
Ini hati kian bergelora
Melontarkan asmara yang kian membara
Kepada dia yang selalu kudamba
Bolehkah aku kembali menyapa
Walau petang usai terbenam
Kulantunkan rasa yang terpendam
Wahai penghuni meja bundar
Bolehkah aku bersandar
Kau kini kian mempesona
Apalagi ketika engkau membawa bola
Tubuh gagah berparas hitam manis
Membuat hati teriris-iris
Mengapa ada rasa yang terlukis
Kumohon rasa ini jangan kau tepis
*Peserta
Didik Kelas XII
Editor : Frein Raden/red
0 Comments