Jakarta, CAKRAWALANTT.COM – Seluruh sekolah di Indonesia diharapkan dapat menggelar pembelajaran tatap muka pada tahun ajaran baru 2021/2022, yang dimulai pada bulan Juli mendatang. Kendati demikian pembelajaran tatap muka akan dilaksanakan dengan sangat hati-hati, berkaca dari lonjakan kasus Covid-19 yang melanda sejumlah daerah belakangan ini.
Menteri Kesehatan Budi
Gunadi Sadikin mengatakan, prinsip kehati-hatian dalam pelaksanaan pembelajaran
tatap muka itu disampaikan oleh Presiden Joko Widodo. "Bapak Presiden tadi
mengarahkan bahwa pendidikan tatap muka yang nanti dimulai, itu harus
dijalankan dengan ekstra hati-hati," kata Budi dalam konferensi pers, yang
disiarkan YouTube Sekretariat Presiden, Senin (7/6/2021).
Budi mengatakan, sesuai arahan Presiden Jokowi, maka
pembelajaran tatap muka akan dilaksanakan secara terbatas.
Selain itu, pembelajaran tatap muka juga bersifat sukarela.
Artinya, orang tua yang akan menentukan boleh tidaknya murid hadir ke sekolah.
"Opsi untuk menghadirkan anak ke sekolah adalah ditentukan oleh orang
tua," kata Budi.
Pembatasan jumlah,
jadwal, dan durasi
1. Maksimal 25 persen
Budi mengatakan, jumlah
murid yang boleh menghadiri pembelajaran tatap muka di sekolah maksimal adalah
25 persen dari total murid. "Hanya boleh maksimal 25 persen dari murid
yang hadir," kata Budi.
2. Maksimal dua hari
dalam seminggu
Budi mengatakan, jadwal
masuk sekolah selama pembelajaran tatap muka terbatas diatur maksimal dua hari
dalam seminggu. "Tidak boleh lebih dari dua hari seminggu. Jadi seminggu
hanya dua hari, boleh melakukan maksimal tatap muka," ujar Budi.
3. Maksimal durasi 2 jam
Pembatasan juga
diberlakukan pada durasi pembelajaran di sekolah, yakni maksimal dua jam dalam
sehari. "Setiap hari, maksimal hanya dua jam," kata Budi. Guru harus
sudah divaksinasi Budi mengatakan, semua guru di Indonesia harus sudah
divaksinasi sebelum melaksanakan pembelajaran tatap muka di sekolah.
Oleh karena itu, dia
meminta kepada jajaran pimpinan daerah, untuk memprioritaskan vaksinasi
Covid-19 kepada guru, selain juga lansia. "Jadi mohon bantuan juga (untuk)
Kepala Daerah, karena vaksin kami kirimkan kepada Kepala Daerah, prioritaskan
guru dan lansia. Terutama guru-guru ini harus sudah divaksinasi sebelum tatap
muka terbatas dilaksanakan," kata Budi.
Rencana sekolah tatap muka
Sebelumnya, Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim menargetkan, guru, dosen, dan tenaga
kependidikan sudah selesai divaksinasi pada akhir Juni 2021. Dengan target itu,
dia berharap semua sekolah sudah dapat melaksanakan pembelajaran tatap muka di
sekolah pada Juli 2021.
"Jadi bukan
diterapkan di Juli 2021, tapi harapannya semua sekolah sudah belajar tatap muka
di Juli 2021," ujar Nadiem, seperti diberitakan Kompas.com, 31 Maret 2021.
Nadiem mengatakan, sesuai Surat Keputusan Bersama (SKB) 4 Menteri, sekolah
sudah bisa melaksanakan pembelajaran tatap muka sejak 30 Maret 2021.
"Jadi bukan di Juli
mulai dibuka, tapi mulai sekarang ini. Setelah SKB 4 Menteri kita luncurkan
sudah bisa belajar tatap muka," kata Nadiem.
Adapun SKB 4 Menteri terkait pelaksanaan sekolah tatap muka
ditandatangani oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim,
Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian, Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas, dan
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin.
Aturan yang tercantum dalam SKB 4 Menteri itu menyatakan, setiap sekolah wajib memberikan layanan belajar tatap muka terbatas, setelah seluruh pendidik dan tenaga kependidikan menerima vaksin Covid-19.
Teks & Foto: kompas.com
1 Comments
Pemikiran kritis telah ada selama berabad-abad. Faktanya, semua filsuf dan penyair dunia telah berhasil melihat melampaui apa yang tampak jelas, sehingga mereka dapat memahami makna yang lebih dalam dari berbagai hal dan fungsi dunia.
ReplyDelete