Update

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

UNWIRA KUPANG

STRATEGI PETA KONSEP DALAM PELAJARAN SOSIOLOGI


Oleh Susana Maristha, S.Sos

Guru Mata Pelajaran Sosiologi SMAN 1 Maumere

 

Soerjono Soekanto mendefenisikan sosiologi sebagai ilmu yang mempelajari kemasyarakatan secara umum dan berupaya mendapatkan pola-pola sosial yang tampak di masyarakat. Sosiologi juga dikenal sebagai metode yang ada dalam masyarakat dengan prosedur dan teori yang dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah.

 

Pada jenjang SMA, Mata Pelajaran Sosiologi mencakup berbagai materi dari tiga tingkat kelas yaitu kelas X, XI, dan XII. Adapun salah satu materi yang diajarkan kepada peserta didik yaitu, materi tentang nilai dan norma sosial.

 

Materi nilai dan norma sosial ini mencakup beberapa sub-materi diantaranya  pengertian konsep nilai dan norma sosial, ciri-ciri nilai dan norma sosial, tingkatan dan jenis-jenis nilai dan norma sosial.  Luasnya materi nilai dan norma sosial ini sering membuat sebagian besar peserta didik merasa kesulitan dalam memahami konsep nilai dan norma sosal.

 

Peserta didik juga sering menyampaikan bahwa mereka kesulitan membedakan ciri-ciri nilai dan norma sosial. Tidak hanya itu, mereka juga sering mengalami kesulitan dalam membedakan dan mengingat tingkatan serta jenis-jenis nilai dan norma sosial. Mengingat luasnya materi ini, maka sebelumnya saya menggunakan metode “ceramah plus” yang merupakan suatu metode yang dilakukan secara tertib dengan melakukan tiga kombinasi, antara lain, guru mejelaskan materi, guru melakukan diskusi, dan guru  memberi tugas (Asep kusna, 213). Metode yang saya gunakan ini ternyata tidak mampu mencapai tujuan pembelajaran karena sebagian besar peserta didik memperoleh nilai dibawa KKM. Hal ini menjadi masalah yang harus dicarikan solusinya.

 

Menyikapi beberapa permasalahan kesulitan belajar peserta didik berkaitan dengan materi nilai dan norma sosial, maka saya selaku guru Mata Pelajaran Sosiologi mencari solusi dengan menerapkan berbagai stategi belajar agar peserta didik lebih mudah memahami dan mampu mencapai hasil yang lebih baik. Agar pembelajaran dapat mencapai tujuan, maka salah satu cara yang saya gunakan adalah dengan strategi “peta konsep.

 

Peta konsep sangat penting dalam membantu peserta didik untuk menghasilkan pembelajaran yang bermakna. Peta konsep adalah suatu bagan skematis atau ilustrasi grafis untuk mewakili hubungan yang bermakna antara satu konsep dengan konsep lainnya. Menurut Dahar (2006), peta konsep adalah alat peraga untuk memperlihatkan hubungan beberapa konsep yang merupakan suatu gambaran dalam dimensi dari suatu bidang studi. Dalam arti luas, peta konsep adalah peta atau jaringan yang membuat konsep-konsep lengkap dengan hubungan arahnya.

 

Setiap orang yang melakukan suatu kegiatan pasti berharap dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Begitu pula proses pembelajaran di kelas yang telah dirancang oleh guru melalui RPP tentu memiliki beberapa tujuan berdasarkan indikator pembelajaran pada materi bersangkutan. Mata Pelajaran Sosiologi khususnya dalam materi nilai dan norma, peserta didik mengalami kesulitan belajar seperti yang telah disampaikan pada bagian latar belakang dan untuk mengatasinya, maka saya selaku guru mata pelajaran menemukan satu srategi dan menggantikan strategi lama dengan strategi peta konsep (Mind mapping).

 

Menurut Fianto (2010:160), dalam melaksanakan strategi peta konsep, terdapat beberapa tahapan atau langka yaitu yang pertama: Memilih bahan bacaan, kedua: Menentukan konsep-konsep yang relevan, ketiga: Mengurutkan  konsep-konsep inklusif ke kurang inklusif, keempat: Menyusun konsep kedalam suatu bagan.

 

Untuk mencapai tujuan dan mewujudkan strategi yang telah saya pilih, maka  skenario pembelajaran yang saya buat meliputi langkah-langkah sebagai berikut. Pertama, menyampaikan Kompetensi dasar, indikator, dan tujuan pembelajaran yang akan saya ajarkan kepada peserta didik. Tentang nilai dan norma sosial masyarakat yang meliputi beberpa sub-materi diantaranya: Ciri-ciri nilai dan norma sosial, tingkatan dan jenis-jenis norma sosial.

 

Kedua, mengidentifikasi dan menentukan konsep-konsep penting yang berkaitan dengan ciri-ciri dan tingkatan serta jenis-jenis nilai dan norma sosial. Ketiga, menetukan konsep-konsep inti umum dan khusus. Keempat, memasukan konsep-konsep ke dalam bagan.

 

Kelima, menampilkan peta konsep yang telah dibuat dan meminta pesrta didik turut berperan memberikan tanggapan dan guru menjelaskan poin-poin penting. Keenam, peserta didik membuat kesimpulan. Ketujuh, menguji tingkat pemahaman peserta didik dengan menampilkan bagan kosong tanpa konsep dan peserta didik menjawab dengan mengisi konsep pada bagan sesuai dengan bagiannya masing-masing atau dengan menulis pada kartu dan menempel pada bagian sesuai posisi yang tepat.

 

Srategi peta konsep yang saya terapkan dengan beberapa langkah di atas ternyata menimbulkan antusias dari peserta didik sehingga mereka berlomba untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang saya berikan. Antusiasme dan partisipasi  sebagian besar peserta didik dalam KBM menunjukkan keberhasilan penerapan strategi peta konsep.

 

Sebagian peserta didik melalui melakukan diskusi kecil dengan saya dan mereka mengatakan bahwa, mereka lebih senang belajar materi nilai dan norma sosial dengan menggunakan strategi peta konsep daripada menggunakan ceramah plus. Dapat saya katakan bahwa strategi yang saya terapkan cukup berhasil membuat peserta didik kelas X IPS memahami materi nilai dan norma dibuktikan dengan meningkatnya nilai penilaian Harian (Evaluasi per- KD). Sebagian besar peserta didik mendapat nilai di atas KKM, walau terdapat sbagian kecil yang masih standar.

 

Dari permasalah dan penerapan strategi peta konsep di atas, maka dapat saya simpulkan bahwa strategi peta konsep (mind mapping) yang diterapkan pada materi nilai dan norma sosial mampu membawa perubahan progres pada pembelajaran peserta didik kelas X SMAN 1 Maumere dengan meningkatkan hasil belajar peserta didik pada Mata Pelajaran Sosiologi. Peningkatan hasil belajar peserta didik dibuktikan dengan nilai peserta didik sebelum dan sesudah penerapan strategi peta konsep.

 

Dari kesimpulan diatas dapat saya sarankan, pertama, hendaknya guru Mata Pelajaran Sosiologi selalu berusaha melakukan penelitian tindakan kelas agar dapat menemukan masalah belajar peserta didik dan berusaha menemukan solusi mengatasi masalah belajar peserta didik dengan menemukan dan menerapkan berbagai strategi belajar yang dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik. Kedua, hendaknya pihak sekolah mendukung guru mata pelajaran dengan meyediakan berbagai sarana dan prasarana berupa media belajar dan sumber belajar dalam upaya peningkatan mutu belajar sekolah.

 

Foto: Takim/ Ino

Editor: Ira Luik/ Robert Fahik/ red

Post a Comment

0 Comments