Sumba Timur, CAKRAWALANTT.COM – Dalam kunjungan kerjanya ke SMAN 1 Rindi Umalulu, Sumba Timur, Kamis (27/05/2021), Kepala Bidang Kebudayaan pada Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), Robby A. Ndun mengapresiasi perkembangan prakarya di sekolah tersebut, sehingga bisa menjadi sekolah percontohan untuk daratan Sumba. Menurutnya, hal tersebut bisa menjadi bagian dari proses peningkatan literasi budaya yang mampu mendorong pengembangan sumber daya manusia (SDM).
Ia
menjelaskan bahwa pihaknya memberikan perhatian khusus terhadap antusiasme
pengembangan prakarya, terutama pada budaya tenun ikat. Hal tersebut,
ungkapnya, sejalan dengan program Pemerintah Provinsi NTT untuk meningkatkan
destinasi pariwisata, termasuk pariwisata budaya. Oleh sebab itu, sambungnya,
prioritas utama untuk pelaksanaan program penguatan unsur-unsur kebudayaan
menjadi fokus utama yang terus diberdayakan untuk meningkatkan keterampilan
hidup (long live education) dan salah
satunya melalui kegiatan prakarya.
“SMAN 1
Rindi Umalulu di Sumba Timur ini merupakan sekolah percontohan di daratan Sumba
dalam kaitannya dengan kegiatan prakarya di lingkungan sekolah. Hal tersebut
tentunya merupakan bagian dari proses peningkatan literasi budaya yang mampu
mendorong pengembangan sumber daya manusia. Kami melakukan kunjungan kerja ke
sini karena hal ini menjadi fokus utama dalam program pengembangan literasi
budaya di tingkat pemerintah
provinsi. Oleh karena itu, pengembangan
kebudayaan menjadi perhatian serius untuk memberdayakan keterampilan hidup dan
salah satunya lewat kegiatan prakarya,”
jelasnya.
Dukungan Terhadap Pelestarian Budaya
Lokal
Lebih
lanjut, terang Robby, pihaknya sangat mendukung proses pelestarian budaya lokal
lewat kegiatan prakarya di lingkungan sekolah, seperti produksi tenun ikat.
Dalam perencanaan ke depan, tuturnya, pihak akan mengadakan sebuah festival
tenun ikat dan lomba fashion show tingkat
Provinsi NTT yang akan diikuti oleh semua perwakilan kabupaten/kota dengan
jumlah masing-masing daerah sebanyak 20 orang. Kegiatan tersebut, lanjutnya,
bertujuan untuk meningkatkan kreativitas para peserta didik dengan memberikan
ruang inovatif lewat pameran karya seni.
Selain itu,
ia juga menuturkan bahwa kegiatan tersebut menjadi ajang pembentukan
kader-kader penerus dalam pelestarian budaya yang digerakan dari lingkungan
sekolah, seperti gerakan seni masuk sekolah. Oleh karena itu, sambungnya, untuk
mendukung semua program tersebut, pihaknya akan rutin melaksanakan workshop
peningkatan keterampilan bagi guru prakarya.
Kepala SMAN
1 Rindi Umalulu, Juniaty Simanullang mengungkapkan bahwa pelestarian budaya
lokal lewat kegiatan prakarya di lingkungan sekolah, semisal tenun ikat, adalah
hal penting yang perlu didukung. Hal tersebut, paparnya, sesuai dengan
Kurikulum 2013 (K 13) yang menunjang kombinasi antara teori dan keterampilan.
Oleh karena itu, warisan budaya, tuturnya, perlu diteruskan dari satu generasi
ke generasi lainnya lewat kegiatan prakarya di lingkungan sekolah. Dengan kata
lain, penerapan kegiatan prakarya, lanjutnya, mampu memberdayakan peserta didik
dalam mendukung aspek finansialnya lewat penjualan produk-produk kreatifnya.
“Kami sangat mendukung program pelestarian budaya lokal lewat prakarya di lingkungan sekolah seperti tenun ikat sebab menurut Kurikulum 2013 harus ada kombinasi antara teori dan keterampilan. Oleh karena itu, warisan budaya seperti tenun ikat ini harus terus dilestarikan dan diteruskan dari satu generasi ke generasi lain, sebab dengan penerapan kegiatan prakarya sebenarnya kita bisa memberdayakan peserta didik dalam mendukung aspek finansialnya lewat penjualan produk-produk kreatifnya,” paparnya.
Selain tenun ikat, tambahnya, dalam
mendukung kegiatan prakarya di lingkungan sekolah, SMAN 1 Rindi
Umalulu juga memiliki beberapa produk inovasi yakni, pengolahan pangan
lokal, seperti teh kelor jahe dan tepung/ bubuk kelor, serta pengolahan
limbah daur ulang dan produksi hand
sanitizer herbal dari ramuan Aloevera, daun sirih, dan jeruk nipis.
Berita & Foto: Mario Djegho
0 Comments