Kota Kupang, CAKRAWALANTT.COM – Komunitas Secangkir Kopi (KSK) Kupang menggelar Kelas Menulis Online gratis (KMOg) perdana dengan mengusung tema “NTT Menulis, NTT Mandiri, Indonesia Maju” via aplikasi Zoom Meeting, Sabtu (27/02/2021). Kegiatan perdana yang mengangkat topik “Penulisan Feature” tersebut menghadirkan dua pembicara utama, yakni Rian Seong, penulis buku “Lukisan yang Hilang” dan Saverinus Suhardin, penulis buku “Pada Jalan Pagi Yang Sehat, Terdapat Inspirasi Yang Kuat”.
Dalam pengantar
awalnya, Ketua Harian
KSK Kupang, Baldus
Sae mengucapkan terima kasih kepada
semua pihak yang telah berpartisipasi aktif dalam mendukung kegiatan perdana
ini. Kegiatan ini, tambahnya, patut diapresiasi secara positif karena menjadi
dorongan awal dalam meningkatkan semangat menulis. Oleh karena itu, ia sangat
mengharapkan agar kegiatan ini bisa menjadi wadah belajar yang efektif bagi
semua pihak yang ingn bergiat dalam dunia menulis. Tentu, ujarnya, optimisme
dan semangat para peserta KMOg harus tetap bertahan hingga akhir.
Menulis Kreatif: Salah Satu Seni
Merayakan Kehidupan
Dalam
paparannya, Rian Seong sangat menekankan proses kreatif dalam kegiatan menulis.
Menurutnya, semua jenis tulisan harus berasal dari sebuah proses kreatif agar
substansinya bisa dinikmati oleh semua pembaca. Proses kreatif, tambahnya, bisa
terjadi di dalam pikiran, imajinasi, dan semua hal yang dilihat ataupun dibaca
di lingkungan sekitar baik tulisan maupun non-tulisan. Dengan demikian,
lanjutnya, proses kreatif akan bekerja secara efektif dalam setiap kegiatan
menulis apabila seorang penulis mampu melihat dan memahami setiap peristiwa
dengan sudut pandang yang baik.
Hal
tersebut secara tidak langsung akan membawa penulis ke dalam gaya penulisannya
masing-masing, seperti puisi, cerita pendek (cerpen), feature, opini, artikel,
dsb. Oleh karena itu, baginya, menulis kreatif adalah salah satu seni untuk
merayakan kehidupan, sehingga bekerja secara kreatif, sambungnya, adalah salah
satu pekerjaan untuk menjadi seniman.
“Proses
kreatif sangat penting dalam kegiatan menulis, sehingga isi tulisan kita bisa
dinikmati oleh semua pembaca. Proses kreatif bisa terjadi dalam imajinasi,
pikiran, atau hal-hal lain yang kita lihat atau baca di lingkungan sekitar
kita, baik tulisan atau bukan tulisan, sehingga kita bisa memiliki sudut
pandang dalam menulis. Proses tersebut akan membagi gaya menulis kita ke dalam
puisi, cerita pendek (cerpen), feature, opini, atau artikel. Jadi, menulis
kreatif adalah salah satu seni untuk merayakan kehidupan dan kerja kreatif
adalah salah satu pekerjaan untuk menjadi seniman,” paparnya.
Belajar Menulis Secara Konsisten
Di lain
pihak, Saverinus Suhardin mengungkapkan bahwa proses menulis membutuhkan usaha
dan konsistensi. Sebagai sebuah proses, ujarnya, menulis memiliki berbagai
tahap atau jenjang, sebab keberhasilan dalam menulis tidak bisa terjadi begitu
saja. Dalam pemaparannya, ia sangat menekankan tiga aspek penting dalam
menjalani proses menulis, yakni membaca, menyimak, dan belajar dari role model atau idola. Baginya, ketiga hal tersebut
adalah kunci utama dalam menulis.
“Menulis
itu butuh proses, sehingga usaha dan konsistensi kita juga harus terjaga.
Pengalaman menulis saya juga panjang. Contohnya saja, saya butuh wajtu tiga tahun
agar bisa menulis di surat kabar lokal. Oleh karena itu, kita harus rajin
membaca, belajar menyimak, dan juga kita harus punya idola untuk dijadikan
acuan belajar” ujarnya.
Ia juga menjelaskan
bahwa seorang penulis harus memiliki gairah dan semangat untuk membaca,
terutama perkembangan informasi dan contoh laporan. Selain itu, seorang penulis
juga harus mampu menyimak dan memahami setiap peristiwa yang terjadi di
lingkungan sekitar. Kemudian, tambahnya, seorang penulis harus memiliki role model atau idola sebagai acuan
pembelajaran dalam proses menulis.
Di akhir
pemaparan, ia mengajak semua peserta untuk berani memulai sebuah proses menulis.
Menulis, ungkapnya, harus dimulai sejak dini tanpa perlu memikirkan penolakan
oleh pembaca di kemudian hari. Oleh sebab itu, ia sangat menekankan konsistensi
dalam menjalani semua proses menulis, sehingga penulis bisa terbiasa untuk
membaca ulang setiap tulisannya untuk melakukan tahap editing (koreksi) sebelum
dipublikasikan.
“Jangan
pernah takut untuk mulai menulis. Tulis saja semua hal yang ingin kamu tulis
dan jangan takut jika kemudian kamu merasa ditolak oleh pembaca. Hal terpenting
yang harus kamu ingat sebagai penulis adalah konsistensi dalam proses menulis
itu, sehingga kamu akan terbiasa untuk membaca ulang tulisanmu agar bisa
dikoreksi sebelum dipublikasi” paparnya.
Pantauan media,
kegiatan yang dipandu langsung oleh Rian Seong tersebut berlangsung selama
lebih dari tiga jam. Hadir pula dalam kegiatan tersebut, Pemimpin Redaksi Media
Pendidikan Cakrawala (MPC) NTT, Robert Fahik beserta jajaran, perwakilan Forum
Taman Bacaan Masyarakat ((FTBM) Provinsi NTT, anggota KSK Kupang, serta
pelajar dan mahasiswa se-NTT.
Berita: Mario Djegho
Foto: Dokumentasi Redaksi
Editor: R. Fahik/red
0 Comments