Kota Kupang, CAKRAWALANTT.COM – Sabtu (13/2//2021), SMA Seminari St. Rafael Oepoi menggelar diskusi dan peluncuran buku Mawar Gaib Misa Pagi, kumpulan antologi tulisan para peserta didik yang dikerjakan di tengah masa pandemi. Diskusi dan peluncuran buku ini menghadirkan Yohanes B. I. Loe, guru SMA Katolik Giovanni dan alumnus Seminari Menengah St. Rafael sebagai pembahas. Acara yang dimoderatori Hendriko Tae Della, peserta didik Kelas XII MIA ini diselenggarakan melalui aplikasi Google Meet dan disiarkan secara langsung oleh akun Facebook Seminari Santu Rafael Kupang.
Mawar Gaib Misa Pagi adalah antologi dengan
tebal 100 halaman berisi tulisan para seminaris, terutama yang berasal dari
mata pelajaran Teori Menulis, serta Jurnalistik dan Public Speaking. Kedua pelajaran tersebut adalah pelajaran
kurikulum seminari. Selain tulisan yang dikerjakan di kelas kedua pelajaran
tersebut, ada pula tulisan-tulisan yang berasal dari seleksi internal seminari
serta dari lomba-lomba menulis antar-SMA yang diikuti anak para seminaris.
Jenis-jenis
tulisan yang ada dalam antologi adalah esai, cerpen, puisi, resensi, dan
artikel ilmiah. Dua dari tiga artikel ilmiah dalam antologi tersebut pernah
dipilih menjadi juara pertama lomba menulis dengan tema tenun dan rumah adat
yang diadakan oleh Museum Daerah NTT. Satu artikel lain adalah pemenang ketiga
lomba menulis artikel tentang korupsi yang diselenggarakan Komisi Advokasi
Daerah Anti Korupsi NTT.
Dalam sambutan
peluncuran, Kepala SMA
Seminari St. Rafael, Romo Sintus Efi, Pr., mengatakan bahwa kegiatan ini merupakan lanjutan dari program
pengembangan literasi sekolah yang sudah dimulai beberapa bulan sebelumnya.
“Buku ini adalah sebuah produk kegiatan literasi dasar yang telah Anda buat.
Semoga hadirnya buku ini, dan ke depannya, membuat Anda terus memacu diri dalam
bidang literasi, sehingga Anda dapat menghasilkan sebanyak mungkin tulisan yang
berasal dari pikiran Anda untuk pengembangan diri Anda dan lembaga pendidikan
ini,” ujar Romo Sintus.
Oswaldus Mamulak, peserta didik Kelas
XII MIA yang mewakili para penulis, mengungkapkan kegembiraannya melalui
testimoni singkat, “Buku ini menjadi kebanggaan tersendiri bagi kami, para
penulis. Kami bisa menunjukkan bahwa kami memiliki bakat. Ini menjadi cara bagi
kami untuk berkembang.” Oswaldus adalah salah satu siswa yang mewakili St.
Rafael mengikuti lomba menulis tentang rumah adat di Museum Daerah NTT tahun
lalu.
Dalam
pembahasannya, Yohanes Loe mengungkapkan bahwa menulis membantu seseorang untuk
berpikir kritis dan sistematis. Kemampuan berpikir kritis dan sistematis,
menurutnya, membantu seseorang mampu memilah informasi di tengah dunia digital
yang menawarkan berlimpahnya jumlah informasi.
“Kita perlu
menyeleksi dan membaca bagian demi bagian secara kritis, mana informasi yang
berbobot, mana informasi hoaks. Setelah memakai daya kritis untuk seleksi, kita
perlu membuat sistematika, mengumpulkan informasi-informasi itu, merangkai dan
mengumpulkannya menjadi informasi-informasi yang dapat dipercaya,” papar
Yohanes.
Mengerucutkan
pembahasannya ke buku Mawar Gaib Misa
Pagi, Yohanes berpendapat bahwa keunggulan buku tersebut adalah merangsang
ingatan serta kaya akan nilai-nilai moral, kultural dan religius. “Ingatan
adalah hal yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Ingatan akan ajaran
cinta kasih Kristus membawa kita kepada keselamatan paripurna,” ujar alumnus
STFK Ledalero ini.
Judul Mawar Gaib Misa Pagi, lanjut Yohanes,
menunjukkan semangat dan spiritualitas orang Katolik. “Ekaristi adalah puncak
hidup orang beriman, khususnya orang Katolik. Mawar Gaib adalah simbol
spiritualitas penyerahan diri. Karena itu, buku ini sarat akan nilai moral dan
religius. Isinya menampilkan ajaran-ajaran Kristiani,” lanjutnya.
Meski demikian,
buku ini tak luput dari kritik Yohanes. Menurutnya, format bunga rampai agak
terbatas secara tematik untuk menunjukkan keutuhan sebuah gagasan. “Sebagai
buku, sebaiknya buku diterbitkan per bagian. Cerpen sendiri, puisi sendiri,
esai sendiri, tidak digabung seperti buku ini,” ujarnya. Buku Mawar Gaib Misa Pagi, bagi Yohanes, juga
belum ideal untuk mengukur tingkat literasi para seminaris karena hanya memuat
tulisan 26 orang dari seratusan siswa seminari St. Rafael.
Diskusi dan
peluncuran buku ini diisi dengan pembacaan dan musikalisasi puisi yang terbit
dalam buku. Penerbitan Mawar Gaib Misa
Pagi juga diapresiasi oleh Dewi Kharisma Michellia dan Joko Pinurbo, dua
penulis Indonesia. Menurut Dewi Kharisma Michellia, tulisan-tulisan dalam buku Mawar Gaib Misa Pagi adalah
tulisan-tulisan yang mekar dan merah. Michellia berharap tulisan-tulisan dalam
buku tersebut menjadi jejak penting yang ditengok para penulisnya suatu saat
nanti. Redaktur kanal buku Jurnal Ruang itu juga berharap agar para
penulis menulis lebih banyak lagi dan menjaga talenta yang ada.
Sedangkan bagi
Joko Pinurbo, penyair peraih berbagai penghargaan, buku Mawar Gaib Misa Pagi menunjukkan kemampuan para seminaris
menuangkan pikiran secara runtut, jernih dan enak dibaca. “Tulisan-tulisan
mereka menunjukkan usaha yang sungguh-sungguh dalam merangkai kata-kata secara
cermat, sederhana, dan sublim sehingga bahkan kisah-kisah biblistik yang mereka
narasikan ulang jadi terasa lebih dekat dan hangat,” ujar penyair asal
Yogyakarta tersebut.
Mawar Gaib Misa Pagi merupakan terbitan
ke-16 Penerbit Dusun Flobamora, dan terbitan pertama di tahun 2021. Lini
penerbitan Komunitas Sastra Dusun Flobamora yang fokus menerbitkan karya sastra
para penulis NTT ini sebelumnya telah menerbitkan tulisan sejumlah penulis NTT
seperti Marsel Robot, Romo Sipri Senda, Giovanni Arum, Saddam HP, Armin Bell,
serta dua buku terjemahan puisi penyair Romawi, Vergilius dan Martialis, yang
dikerjakan oleh Mario F. Lawi dan Saddam HP.
Berita dan Foto: Rilis Pers SMA Seminari St.
Rafael Oepoi dan alpha hamballi
(@alphamballi); twitter.com
0 Comments